14: BERBEDA?

8.2K 544 20
                                    

VOTE NYA DON'T FORGET!

SPAM KOMEN YA!

***

Seharian ini,Sera kembali kehilangan senyumannya. Saat ini gadis itu tengah melamun,memikirkan kejadian beberapa saat yang lalu. Sera tengah berada di ruang latihan band saat ini,mengingat acara sekolah tidak lama lagi akan segera terlaksana.

"Ser? Lo baik baik aja?" tanya Vano menatap Sera lekat. Sera tersadar dari lamunannya dan menatap keempat cowok yang ada disana kikuk.

"Eh,maaf aku kurang fokus"ujar Sera menggaruk belakang kepalanya.

"Istirahat aja dulu,lima menit aja gimana?" saran Vano.

"Boleh"

Mereka kemudian beristirahat sebentar,Sera mengambil air minumnya. Saat hendak minum,Sera mendapati sebuah kertas berwarna pink tertempel di botol minumnya. Sera mengambilnya kemudian membacanya.

Dear Sera,.

Apakah hari harimu baik baik saja?
Sudah lama rasanya tidak mengirimkan kamu pesan,aku rindu. Kamu?

Cuma mau bilang,kalau memang sudah tidak kuat maka tinggalkan. Duniamu tidak selalu berputar pada dirinya bukan?

Dear Sera,.

Selalu bahagia ya,karena bahagiamu aku bisa tetap bertahan:)

Sera tanpa sadar tersenyum mendapati tulisan di kertas itu. Ia mengedarkan pandangannya,berusaha mencari siapakah yang mengirimnya surat surat motivasi ini?

Tapi kenapa orang yang menulis surat ini tahu ia sedang memiliki masalah? Dan kenapa ia selalu memberi surat di saat dirinya sedang dalam masalah?

Yang mengetahui ia sedang memiliki masalah hanya Raka dan Rean. Tidak mungkin Raka yang mengirimnya! Apa mungkin,Rean?

Sera menolehkan kepalanya menatap Rean yang tengah memangku gitarnya. Sera menggeleng kan kepalanya,tidak mungkin! Di dalam surat itu tertulis,penulis merindukannya. Tapi siapa?

Saat matanya kembali membaca tulisan di kertas itu,ia melihat sebuah huruf yang sangat kecil di ujung surat itu.

'R'

Siapa?

☘☘☘

"Raka!" Sera berlari kecil menghampiri Raka yang berjalan di depannya. Sera berhenti tepat saat Raka menghentikan langkahnya.

Pandangan mereka saling beradu satu sama lain,namun tatapan Raka terlihat sedikit berbeda kali ini. Sedikit lebih lembut?

"Em,aku mau minta maaf untuk masalah kemarin. Maaf Raka,aku egois. Aku minta maaf"kata Sera menundukkan pandangannya.

Jantung Sera berdegup kencang,takut menghadapi kemarahan ataupun sikap dingin Raka. Namun tanpa di duga,Sera merasakan sebuah telapak tangan besar mendarat di kepalanya dan mengelusnya pelan.

"Gak usah nunduk,gue yang harusnya minta maaf." Sera mematung. Yang barusan berbicara itu,benar benar Raka bukan?

Sera perlahan mendongakan kepalanya dan menatap Raka yang tengah tersenyum sangat tipis. Sera terpaku,tubuhnya seolah terkena sengatan listrik,jantungnya berpacu begitu cepat. Dia benar benar Raka?

DEAR SERA [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang