10.

25 9 1
                                    

Annyeong gue udah update-!

•Jangan lupa vote and komen•

!-Happy reading-!

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

__________________________________

Vanya tersenyum lalu, kembali menutup wajahnya dengan bantal. Dia baru saja membuat seorang Devano yang dingin menjadi perhatian.

"t-tapi soal haidar"

"gue enggak akan tinggal diam syif"

"jangan nyesel!"

Vanya yang tadinya tersenyum, wajahnya berubah drastis menjadi marah. emosi terlihat dari raut wajahnya.

__________________________________

(Pagi harinya)

"nanti lo pulang sendiri gapapa kan?" ucap devano.

"iya gapapa, lo mau tanding basket?" tanya Vanya.

Devano mengangguk, lalu memarkirkan motornya. Vanya berjalan ke koridor kelas lebih dulu.

Hari ini tidak ada Vanya yang biasa. Vanya yang selalu berisik dan membuat onar. Sekarang hanya ada Vanya yang baru. Yaitu pendiam dan bodoamat.

"eh Van?" Panggil Alexa.

"hm"

"sini du--" ucapan Syifa terpotong, ketika Vanya berjalan melewatinya. Dan lebih memilih untuk duduk di sebelah alin.

"vanya?kenapa duduk sama aku?" tanya alin gemetar. Karena bisa di lihat dari raut wajah Vanya. Kalau dia sedang badmood.

"udah lo diem, ikutin apa kata gue aja" jawab Vanya dingin.

Syifa terus memperhatikan sikap Vanya. Sudah pasti ada yang salah, alasan Vanya berubah.

"Vanya kenapa syif?" bisik Alexa.

"gue enggak tau, lo sendiri?"

"enggak tau tuh"

Vanya membuang muka malas, saat Syifa menatapnya. Di sebelahnya ada alin yang terus diam tanpa bicara.

"Assalamualaikum anak anak" ucap Pak Jaya.

"WAALAIKUMSALAM PAK JAYA" jawab semua murid.

"kalian pasti udah kenal mereka kan?" ujar pak jaya, sambil menunjuk Agi dan Habil.

"SUDAH PAK!"

"mereka akan gabung di kelas kita, silahkan cari tempat kosong"

Tak tanggung tanggung, Agi melihat kursi kosong di sebelah Alexa. Dia langsung melempar tasnya, dan bingo. Tepat sasaran, Agi duduk tepat di sebelah Alexa.

Sedangkan Habil duduk di kursi kosong di depan alin. Coba enggak ada Vanya, mungkin Habil bakal duduk sebelah alin.

"sekarang, kumpulkan tugas matematika kalian!"

Vanya mengangkat satu tangannya "saya tidak mengerjakan pak"

Pak jaya menghela nafas, ia sudah menduga," silahkan keluar, berdiri di depan"

"baik pak" Vanya berjalan keluar kelas.

Tiba tiba Devano mengangkat tangannya "Pak, saya izin ke toilet"

After Meet You [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang