34.

21 6 3
                                    

yuhu~~update lagi nihh

Jangan lupa vote and komen

|•happy reading•|

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

__________________________________


Vanya terbangun lalu melirik jam di ponselnya. yang menunjukkan pukul 14.30 sore.

"udah bangun?" tanya seseorang dari balik pintu.

"s-siapa ya?" Vanya tidak bisa melihat dengan jelas. Karena orang itu membelakanginya.

dia berbalik.

"tunggu--WHAT?!" Vanya tersentak. Ada rasa senang juga sedih bersamaan.

"d-devan?"

"hm"

"k-kenapa lo a-ada di--"

"gue ke sini cuma mau bilang, kita putus" sela Devan.

*deg.

Tunggu apa?! putus??! Vanya diam seribu bahasa. Berusaha mencari kebohongan dari ucapannya.

"lo bercanda kan?" ucap Vanya.

"muka gue bercanda?" jawab devano.

Sakit rasanya, devano menaruh kertas di meja dekat pintu kamar. Lalu pergi keluar meninggalkan Vanya yang masih terisak.

Vanya bangkit dari kasurnya, membaca kertas yang tadi devano tinggalkan.

(pov surat)

---

gue gatau harus mulai dari mana, tapi yang pasti lo udah bikin gue kecewa berkali kali lipat.

kenapa lo setega itu sama gue?apa ini balasan lo ketika gue udah bantuin lo move on dari Haidar.

Lo malah Deket sama fahtur?apa maksudnya Vanya?! gue gak ngerti apa mau lo sekarang

yang pasti hati gue udah bener bener ketutup. Kata kata yang dulu gue percaya kalau

"semua perempuan akan menyakiti hati lelaki"

Sekarang gue percaya sama kata kata khayalan itu.

lo adalah luka yang gabisa gue lupain gitu aja, butuh waktu gue bisa maafin lo

Gue terpaksa putus sama lo

demi kebaikan gue

demi kebahagian lo

-devano.

---

Vanya menangis sejadi jadinya, berteriak seolah meminta sandarannya kembali. Berulang kali menyebut kata maaf juga nama devano.

hatinya seperti tertumpah besi yang sangat panas. Berusaha tenang, tetapi tangisannya semakin deras.

Di tambah hujan yang tiba tiba menggelegar, petir pun ikut serta. Seolah mereka tau kalau Vanya butuh untuk menangis tanpa di dengar siapapun.

After Meet You [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang