16.

20 9 0
                                    

Annyeong gue udah update-!

•Jangan lupa vote and komen•

| Happy Reading |

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

__________________________________

"DEVANO!" Vanya berteriak, kemudian berlari.

Kak Farah gagal menahannya, Vanya berlari ke arah lapangan. Dia mencoba menghalangi Devano, dari pukulan haidar.

*Bugh

"VANYA!!" semua orang berteriak histeris.

__________________________________

*Bugh

Satu pukulan mengenai punggung Devano. Saat Vanya tiba tiba menghalanginya. Devano langsung memeluk Vanya. Dan membelakangi Haidar, yang otomatis pukulan nya mengenai punggung.

"ARKH!" Devano menahan rasa sakit dengan susah payah.

"dev--" Vanya tercengang, ketika Devano jatuh kedalam pelukan nya.

"g...gue...minta..jangan nangis lagi ya?" ucapan Devano melemah.

"iya, gue janji" Vanya melihat banyak darah di tubuh Devano.

Kemudian vanya memandang kesal wajah Haidar.

"MAKSUD LO APA HAH?!" Vanya geram setengah mati pada Haidar, yang berdiri di hadapan nya.

"lo yang mulai Van!" Jawab Haidar tak kalah kencang.

"kalo emang masalahnya sama gue, jangan bawa Devano!" Vanya geram saat ini.

"lo jadi cewek jangan sok kuat!"

*jleb

Kata kata yang di lontarkan Haidar, membuat Vanya membeku. Apa selama ini ia memang sok kuat?padahal ia mati matian menutup rasa sedihnya.

"pukul gue sesuka lo" ucap Vanya pasrah

*Plak

Pipi kanan Vanya tertampar keras. Haidar baru saja menamparnya. Vanya mengangga tak percaya, ternyata Haidar benar melakukan nya.

Semua orang di tepi lapangan berteriak histeris. Sebagian dari mereka menutup mulutnya. Bagaimana bisa Haidar menampar Vanya terus terang seperti saat ini. Apa lagi banyak yang melihatnya.

"ada apa ini ramai ramai!!" ucap pak Suyadi (guru olahraga).

"namanya juga classmeeting ya rame lah pak!" jawab vino asal.

"maksudnya kenapa kalian pada teriak" pak Suyadi berjalan mendekati lapangan.

"Haidar!Devano!Vanya!" Pak Suyadi berteriak.

"Ikut bapak ke ruang BK!!" Mereka bertiga terpaksa mengikuti arahan pak Suyadi.

sesampainya di ruang BK, Bu herna menyuruh Devano dan Vanya membersihkan gudang. Sedangkan Haidar, membersihkan toilet sendirian.

---

Devano tak henti henti melihat bekas tamparan di wajah vanya.

Devano mengelus pelan pipi kanan Vanya. Yang di elus terkejut, rasanya ia ingin berteriak. Sungguh rasa canggung ketika bersama Devano semakin membesar.

After Meet You [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang