15.

26 9 1
                                    

Annyeong gue udah update-!

•Jangan lupa vote and komen•

| Happy Reading |

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

__________________________________

Vanya terbangun, pandangan nya mengarah pada ruang berwarna putih itu.

"Devan?!" Vanya mengumpat kaget.

Karena Devano tertidur dengan tangan kiri Vanya sebagai bantal. Tangan kiri Vanya tepat berada di pipi kanan Devano. Vanya merasakan pipi Devano sangat hangat.

"Devan?" Panggil Vanya lembut.

Devano membuka matanya.

"udah baikan?" Devano masih mengenggam erat tangan Vanya.

"udah kok, maaf ya"

"gapapa, lagian tadi yang lempar bolanya gue"

"maaf" lanjut Devano.

"iya gapapa" Vanya tersenyum, lalu membalas genggaman tangan devano.

"classmeeting udah selesai?"

"belum sih, masih ada yang tanding" jawab Devano.

"kenapa lo ga ikutan?" Vanya memiringkan kepalanya.

"gue jagain lo disini" pipi Vanya memerah hanya karena jawaban dari Devano.

__________________________________

"ngapain kita di sini?" tanya Vanya malas.

Saat Vanya keluar dari ruang UKS, Ajeng langsung menarik tangan nya. Kemudian mereka berakhir di Rooftop sekolah.

"sampe kapan lo jauhin kita?" Tanya Ajeng to the point.

"sampe gue ikhlas" jawab Vanya. Dia melirik Syifa yang menunduk takut.

"Syifa sahabat lo sendiri, jangan egois Van!" ucap Afifah.

"ini hidup gue, kalian gada hak buat ngatur hidup gue!" ujar Vanya dingin.

"van?-" nafas Syifa tercekik, ketika Vanya menatap tajam ke arahnya.

"paan?" Vanya mendengar kalau Syifa memanggil nya.

"e-enggak gapapa"

"udah kan?gue cabut" Vanya berjalan turun kebawah. Tetapi tangannya tertahan.

"mau lo apa sih?!" Ajeng kesal setengah mati.

"mati"

Mereka semua menganga, mengedipkan matanya berkali kali. Berusaha mencari kebohongan di wajah vanya. Tetapi wajah Vanya sangat serius. Mereka tau kalau Vanya bisa saja melakukan hal bodoh itu.

After Meet You [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang