"ANDRI, KEREN GA TAWANAN OM?" Teriak Ikhsan.
Muka dan mata yang memerah menandakan bahwa hati Andri sedang tak baik-baik saja, adrenalin nya memuncak.
Saat itu yang ada dalam pikirannya adalah perang.
Andri mengarahkan tangan nya ke atas dan mengeluarkan tembakan pertama yang menjadi pertanda awal dari pertempuran.
Dua kubu saling berlari maju untuk menyerang atas semua apa yang telah mereka pertahankan.
Ikhsan dan Fikri mundur mengindari perhelatan tersebut.
Tanpa disadari, Andri pun ikut maju lari dengan niat membebaskan tawanan yang menjadi orang tersayang Andri.
Setyo dan Ale jadi kebingungan kemana Andri akibat kelalaiannya tak menjaga Andri. Pengganti itu Setyo dan Ale membawa Fatimah, Zilla dan April ke belakang karena itu satu-satunya tempat aman.
Andri maju dengan cepat, musuh yang menghadang pun hanya menjadi samsak baginya.
Tiga musuh diselesaikan hanya dengan pukulan tangan jab dan uppercut dengan cepat.
Setyo mengejar Andri untuk menenangkan nya namun ia tertinggal jauh di belakang karena Andri yang lari begitu cepat dan juga tempat yang begitu luas.
Pengejaran Setyo berhasil namun Andri tetap saja maju tak mengacuhkan Setyo.
"Berhenti!!" Tekan Setyo saat menendang kaki Andri yang membuatnya jatuh dan ditertawakan para musuh.
"Apa" Tanya Andri datar.
"Lu harus sabar" Peringatan Setyo di tengah-tengah kekesalan Andri yang memuncak.
"Goblok lu!" Balas Andri lalu kembali melaju.
Andri melihat Ikhsan berada tepat di belakang tawanan lalu anak buahnya membawa Diandra ibu Fatimah pergi ke belakang namun membiarkan Zia dan Linda tetap ditempat.
Di barisan belakang, Fikri tak kuasa menahan Fatimah dan Zilla, lalu Fikri melonggar dan mereka berdua keluar dari persembunyian.
Munculnya mereka membuat hatinya semakin sakit karena Bundanya dibawa pergi entah kemana dan entah akan diapakan oleh orang jahat tersebut.
Dengan tergesa-gesa Zilla jalan merembet ke tembok membawa Fatimah disamping nya dengan bergenggam tangan dengan misi menyelamatkan Bunda.
Fikri keluar lalu berkata "mereka hilang!" Dengan penuh emosi walaupun tetap saja dia yang salah atas longgarnya pertahanan.
Ale dan Cahyo yang kaget kebingungan harus mencari mereka bagaimana karena tempat yang begitu luas dan ramai akan orang.
"Disana! Arah angka jam 10 mereka ngerembet tembok biar aman ga kena apa-apa" Kata April yang melihat hal tersebut.
Ale mengejarnya namun tetap saja halangan begitu banyak membuatnya terhambat, Ezra datang membantu namun tetap saja hambatan semakin banyak hingga terlihat mereka semakin jauh dari pandangan.
Ale semakin terhambat saat ia terkena pukulan demi pukulan para musuh, tepat pada matanya yang membuat ia susah untuk melihat keadaan sekeliling.
Ezra pun sama, terpukul nya Ezra pun tak pandang bulu, seluruh badan kena namun mata tidak dan ia tetap bisa melihat jelas.
"Arah 11 dia masih disitu, lu pergi aja biar gua yang ngurus ini" Kata Ezra yang langsung disetujui Ale.
Ale berlari dan sekarang keberuntungan memihak olehnya banyak pasukan yang melindunginya untuk mencapai tujuan dan bahkan Eka yang jauh tadinya jadi mendekat untuk mengawal Ale.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ompong Si Traveller
AdventureCerita ini menceritakan tentang sekelompok remaja berumur 20 tahun yang siap untuk menjelajah tanah air Indonesia tercinta Melewati banyaknya rintangan yang menghalang, Melewati nikmatnya rasa senang dan penuh bangga terhadap Indonesia. Inilah cerit...