“Ini bekelnya Ndri, biar kamu irit dan gak usah keluar dari mobil gitu jadinya lebih aman” Kata Fatimah seraya memasukkan tempat makan yang ia bawa ke tas Andri.
“Iya, makasih ya” Kata Andri sambil mengacak-acak kerudung Fatimah.
“Ishh, rusak nanti” Kata Fatimah.
“Oke barang udah siap semua, mobil, HT, uang, koneksi, dan yang lain-lainnya udah siap, ayo berangkat” Tegas Setyo.
“Asik jalan-jalan” Ale.
“Akhirnya jalan lagi” Senang Cahyo.
“Ga ada takut-takutnya lu ya padaan” Kata Ezra yang getar.
“Hahaha” Tawa Andri. “Aku berangkat, kamu jaga rumah ya” Lanjutkan ke Fatimah pelan.
Mereka masuk ke dalam mobil yang di stir oleh Setyo, wanita dirumah di jaga oleh tim sekitar termasuk Tiya dengan harapan sangat aman. Saling melambai satu sama lain hingga akhirnya kaca mobil tertutup dan mereka benar-benar jalan ke Batang.
Perjalanan cukup lama membuat mereka semua mengantuk karena jalanan yang sepi dan begitu membosankan. “Merokok adalah cara terbaik untuk melupakan kantuk” Kata Cahyo dari tempat duduk belakang.
“Panas atuh ih bodoh, rusak AC nya nanti” Kata Andri dari depan.
“Ya emang bener Mas, tapi kita ga bisa ngopi woeeee” Rengek Ale.
“Ga usah ngerengek gitu yailah tinggal ngopi doang mah bisa nanti di jalan” Kata Ezra.
“Tuh dengerin kata Ezra, masa gitu doang ga tahan” Timbrung Setyo.
“Dah ah mau tidur, lanjut nanti aja pas gua udah bangun” Kata Andri sambil mencari posisi mantap untuk tidur.
1 jam kemudian ternyata mereka sudah masuk ke daerah Batang, Andri masih tertidur, Setyo sibuk menyetir, Ezra fokus melihat video online, Cahyo dan Ale sibuk bermain game di HP. Setyo melihat kanan-kiri mengecek keadaan apakah baik atau tidak untuk berhenti dan Setyo memutuskan untuk berhenti.
“Dah sampe, Pong bangun Pong udah sampe nihh” Setyo membangunkan Andri.
“Ahh mantap” Senang Cahyo.
“Kita masang tenda disini? Di hutan ini? Yang bener lu Setyooo” Tanya Ezra.
“Beneran ini, bushcraft kita disini” Jawab Setyo.
“Iya bener nih Zra, sesuai koordinat yang dikasih si Ompong, kita bermalam disiniiii yuhuuuu” Senang Cahyo dan Ale.
“Ga ada bermalam-bermalam, kita berangkat lagi nanti malem, mumpung masih siang ayo kita buat persembunyian buat tidur besok pagi” Tegas Andri yang masih mengantuk.
“Masih ngantuk jangan so keras!!” Ledek Cahyo.
“Bicit bingit sih kimi tih” Balas Andri. “Udah ayo cepetan”
“Tenda pasang yang bener, jangan deket pohon, api unggun jangan sampe bakar lahan, jangan nebang pohon, jangan dirusak yang ga bersalah” Kata Andri mengingatkan.
“Y” Jawab Setyo singkat.
Singkat cerita, matahari yang tak bisa berenang pun tenggelam dan bergantian dengan seiringnya bulan yang naik keatas langit. Diselimuti api unggun, mereka melingkar dan membicarakan untuk hari esok.
"Kita bisa kan? Disini ga cuma satu hari." Tanya Ezra.
"Bisa" Singkat Andri.
"Kenapa harus cepet-cepet?" Katanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ompong Si Traveller
AventuraCerita ini menceritakan tentang sekelompok remaja berumur 20 tahun yang siap untuk menjelajah tanah air Indonesia tercinta Melewati banyaknya rintangan yang menghalang, Melewati nikmatnya rasa senang dan penuh bangga terhadap Indonesia. Inilah cerit...