Akhir.

38 4 2
                                    

"Mengkuli mengkuli oh mengkuli mengkuli" Nyanyi Ale dengan suara sumbangnya.

"Lu ga bisa apa cepetan kerjain biar besok kita bisa pulang ke rumah?" Sewot Setyo.

"Ya gua udah cepet ini, dikira gua ga kangen orang rumah kali" Balas Ale.

"Bucin" Ezra dari jauh.

"Yah besok abang-abang pada pulang ya kalo ini udah selesai?" Tanya bocah kecil.

"Iya Rahmat, kenapa? Kamu mau ikut?" Tanya Andri.

"Ya nggak sih bang, cuman kan aku udah deket sama abang-abang, jadi bakal sepi deh nanti" Kata si Rahmat bocah kecil.

"4 bulan itu waktu yang lama mat, dari awal kita di caci sampe sekarang kita di kagumin sama warga sini, itu lama mat dan kita juga punya keluarga di sana, jadi nanti saat kita pulang kalau bisa nanti kamu nyusul ke sana. Nanti abang ajak jalan-jalan keliling kota naik motor" Ujar Setyo yang pd.

"Udah nih Rahmat mainin HP bang Cahyo aja biar Rahmat ga bosen" Bilang Cahyo seraya memberikan hpnya.

"Ga usah bang, nanti jadi ga seru pertemuan terakhir nya" Balas Rahmat.

"Jadinya Rahmat mau apa?" Tanya Ezra.

"Rahmat mau ngeliatin abang-abang aja semua nya biar ga ganggu" Jawab Rahmat.

"Anak pinter, nanti pasti kita bakal ketemu lagi dan ini abang janji bukan pertemuan terakhir kita semua" Kata Andri yang membuat Rahmat tersenyum.

"4 bulan berapa hari sih bang?"

"Rahmat umurnya berapa sekarang?" Tanya Setyo.

"8 bang kelas 2 SD"

"Bisa ngitung?" Tanya Setyo.

"Biiiiiisa... Baru tambah-tambahan doang" Katanya sambil meringis malu.

"Rahmat itung ya kalo 30 nya ada 2 terus 31 nya ada 2 abis itu di tambahin" Perintah Setyo.

"30 tambah 30 itu 60 nah terus 31 tambah 31 itu 62, 60 di tambah 62 jadinya" Katanya gantung "6 tambah 6 itu 12 terus tambah 2 jadinya 122" Hitungnya sambil berbisik.

"122 banggg"

"Nahh segitu, lama kan" Kata Setyo.

"Nah Rahmat seperti biasa sekarang Rahmat nonton aja dulu nanya nya nanti lagi biar kita semua cepet ngerjainnya terus bisa main sama Rahmat" Ucap Cahyo agar Rahmat tak menganggu.

"Siap bang!"

4 bulan telah berlalu akhirnya hari kepulangan sampai juga didepan mata, mereka tak sabar menunggu datangnya hari esok agar cepat bertemu orang di rumah.

Rahmat, bocah kecil yang rumahnya dipinggir jalan, rumahnya aman dari kerusakan sehingga rumah itu menjadi tempat bermalam Andri dkk.

Ayah ibunya sibuk bekerja terlihat sekali rasa kesepiannya, susahnya hidup dipinggir jalan baginya karena tak ada teman yang sepantaran malah yang ada anak seumuran Andri yang sudah bekerja.

-----

Malam tiba, mereka asik bercanda riang bersenang-senang melepas penatnya dihari akhir, namun berbeda dengan Rahmat. Wajahnya murung, tak selera bermain.

"Mobil penjemput abang semua semoga masih lama, aamiin" Doa nya.

Doa itu terdengar ke semua telinga orang yang di situ, mulai terlihat wajah sedihnya.

"Mat, kalo kamu udah gede pasti kamu bakal punya temen yang lengket kaya kita semua, kamu jangan panik ya soalnya rezeki udah ada yang ngatur" Kata Andri.

Ompong Si Traveller Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang