Kekhawatiran.

69 10 0
                                    

"Le itu bengkel kita!!" Kata Andri yang kaget.

"Eh iya mas itu bengkel kita, itu yang kebakar motor lu" Respon Ale yang juga kaget.

"Aaaaarrrrrghhhh!!!" Teriak Andri yang marah dan juga kesal.

Om Dwiki dan Fatimah langsung menghampiri Andri.

"Kenapa Le? Ko Andri teriak?" Tanya Dwiki.

"Bukannya seneng tuh Setyo masuk berita" Seru Dwiki.

"Eh itu motor Andri kebakar? Itu bengkel kan? Om itu bengkel kita om" Kata Zia dengan suara bergetar.

"Serius itu bengkel kalian?!"

"Iya om"

"Kita harus pulang, ini udah ga bener" Kata Andri dengan raut wajah yang marah, cemas, khawatir, panik semuanya menjadi satu.

"Jangan gegabah, ingat tujuan kamu kesini apa, kalau cuma mau numpang tidur dan makan malam lebih baik jangan datang lagi, itu kan pedoman Indra dan semua anggota memegang pedoman itu, kenapa kamu malah lupa?" Kata Dwiki dengan menghisap rokoknya.

"Tapi ini udah ga bener om!! Anak-anak diserang ga jelas, bukan tangan kosong tapi udah senjata api, ayah juga ngeliat begini ga bisa diem!" Kata Andri dengan emosi yang meledak-ledak sampai orang yang disana pun tak bisa apa-apa.

"Ka aku takut" Kata Zilla berbisik ke Fatimah lalu memeluknya dan Fatimah mengelus kepala Zilla dengan maksud menenangkannya.

"Orangnya ada disalah satu kalian, ga mungkin pihak itu nyerang kalau kamu ada disini, kalian wajib waspada satu sama lain mungkin bukan OT tapi bisa anak bengkel atau yang lain, Ezra anak baru bukan berarti ga diwaspadai, paham?" Tanya Dwiki.

"Ya aku paham!" Jawab Andri dengan tegas.

"Udah duduk dulu tenangin diri kamu biar Bi Inah yang beresin barang kalian" Perintah Dwiki "kamu" Lanjutnya dengan menunjuk Zilla.

"Zilla itu dipanggil" Kata Ale.

"I-iya om, ke-kenapa?" Kata Zilla.

Brakkkk Dwiki memukul meja dan berkata "Lain kali kalau ga kuat jangan pernah ikut lagi! OT gak butuh beban kaya kamu yang lemah mental! Paham?!!" Dwiki berkata dengan mata yang melotot dan keras seperti knalpot motor.

Zilla semakin mengeratkan pelukannya kepada Fatimah dan menahan air mata turun dari matanya.

"OM JANGAN BENTAK-BENTAK ZILLA YA, DIA CEWE BARU BUKAN ANAK LAMA KAYA MAMAH ZIA, SEKALI LAGI OM NGEBENTAK ZILLA AKU, GA BAKAL TINGGAL DIAM YA!!" Ale pun berkata seperti itu tanpa sadar.

"Huwaaaaaa Kakaaaaaa!" Tangisan Zilla pecah diiringi dengan teriakannya yang kencang.

"Berani kamu ngomong gitu ke om?!" Tanya Dwiki "udah punya nyali kamu melawan orang yang lebih tua dari kamu? Mana sopan santun kamu? Udah ga bisa jaga sopan santun?!" Tanyanya lagi dengan nada yang tidak santai.

Ale langsung berdiri dan sungkem kepada Dwiki "Maaf om aku ga sadar ngomong kaya gitu, aku gak mau om bentak-bentak Zilla kaya gitu" Jawab Ale.

"Apa yang kamu lakuin kalo Setyo Kepala Batu yang ngelakuin kaya gitu? Lawan atau diam?" Tanya Dwiki lagi.

"Lawan!"

"Berani juga kamu ngelawan si kepala batu" Kata Dwiki "ha ha ha" Dia pun tertawa.

"Benih-benih cinta sudah tertanam Ndri ha ha ha" Kata Dwiki kepada Andri.

"Ha ha ha bener om" Kata Andri sambil tertawa terbahak-bahak.

Ale kaget dan terdiam dia baru menyadari bahwa ini adalah jebakan, matanya melotot, mukanya memerah panik, tangan agak bergetar.

Ompong Si Traveller Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang