JALAN-JALAN

1K 311 71
                                    

"Bepergian menjadikanmu sederhana, kamu melihat betapa kecilnya tempat yang kamu tinggali di dunia."

Akhirnya ujian akhir semester selesai juga. Dan akhirnya hari ini pun sampai. Hari penerimaan hasil belajar semester 4. Embun benar-benar berharap rata-rata nilainya naik dari semester 3. Meskipun Embun tidak pintar-pintar amat, Embun masih berharap bisa lulus SNMPTN nanti saat kuliah.

Seperti biasa Embun berangkat sekolah dengan Kenan. Sesampainya di kelas Embun segera menuju bangkunya dimana sudah ada Chelsea di samping kursinya. Embun tidak sabar ingin bertanya mengenai hubungan Chelsea dan Erland.

"Gimana Chel?" tanya Embun langsung saat sudah duduk di bangkunya.

"Gimana apanya?" tanya Chelsea sambil senyum-senyum nggak jelas.

"Embun tau Chelsea ngerti apa yabg Embun tanya," tutur Embun dengan mata yang mengerling.

"Udah baikan," jawab Chelsea.

"Alhamdulilah," balas Embun dan Kenan barengan.

"Cerita dong!" tuding Embun.

"Lebih baik Erland aja yang kasih tau," ucap Chelsea.

"Lah, Erland pasti telat datang, Embun udah kepo banget nih Chel," rengek Embun.

"Sabar Mbun," kata Kenan.

"Nggak bisa Kenan!" seru Embun.

°°°

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB. Para orang tua siswa sudah mulai berdatangan untuk mengambil raport anaknya masing-masing. Begitu juga dengan orang tua Embun, Kenan, dan Chelsea. Sedangkan, Erland entah kemana perginya. Bahkan, dari tadi pagi dia belum datang-datang juga.

Seluruh siswi-siswi saat ini tengah dikumpulkan di lapangan, karena guru akan memberikan pengumuman dan juga membacakan peringkat kelas.

Di tengah-tengah pengumuman Erland datang dengan wajah konyolnya. Bisa-bisanya dia datang dengan orang tuanya. Kan harusnya seperti jam biasa.

"Dari mana aja lo?" tanya Kenan.

"Dari rumah lah, bobok," jawab Erland santai.

"Baiklah anak-anak, sekarang saatnya kita mengumumkan peringkat kelas!" seru pak Nusa selaku host.

Peringkat kelas mulai dibacakan, hingga tibalah pengumuman untuk murid kelas 11 MIPA 7.

"Juara 3 diraih oleh Iva Jovita Kalila! Berikan tepuk tangan yang meriah," seru pak Nusa dengan semangat membara.

"Juara kedua diraih oleh Afra Rainey Keysa dengan selisih 3,5 dengan peringkat pertama. Jauh juga ya," kata pak Nusa dan langsung disambut teriakan dan tepuk tangan dari siswa-siswi.

"Nah, sekarang waktunya pemegang peringkat 1 di kelas 11 MIPA 7 sekaligus seangkatan kelas 11, siapakah dia? Ada yang tahu?" tanya Pak Nusa.

"KENAN! KENAN! KENAN!" Seruan ini berasal dari semua penjuru sekolah. Mereka sudah yakin akan hal ini.

"Benar sekali, peringkat 1 kembali dipegang oleh Kenan Orlando Arsenio!" Kenan langsung maju ke depan saat namanya terpanggil. Dalam hati Kenan mengucap syukur berkali-kali.

°°°

"Mbun! Cepet dong, gue juga mau jumlahin nilai gue juga nih!" Erland sudah sangat kesal karena Embun menggunakan kalkulator HPnya untuk mencari rata-rata nilainya.

"Bentar Erland!" Balas Embun.

"Kan HP lo ada!"

"Baterainya habis!"

"Tapi kan masih bisa dipakai, kagak mati!"

"Bentar doang. Lebay amat!" Embun kembali melanjutkan aktivitasnya. Erland yang bisa pasrah.

"Sini Kenan bantu," Kenan mengambil ponsel Erland dari tangan Embun dan mulai melanjutkan memasukkan angka-angka dari raport Embun ke dalam kalkulator HP Erland.

Chelsea juga sibuk dengan nilai-nilainya. Dia sangat cemas dengan nilainya karena rankingnya yang juga turun. Semoga saja nilainya tidak ikut turun.

"Gimana Kenan? Berapa nilai Embun?" tanya Embun cemas.

"87,51," jawab Kenan.

"Alhamdulillah naik," Embun sangat bahagia. Hasil ajaran Kenan memang yang terbaik.

"Nilai kamu gimana?" tanya Erland pada Chelsea. Ya, mereka merubah panggilan lo-gue menjadi aku-kamu, memang agak menggelikan.

"Hm, naik. Tapi, dikit," jawab Chelsea sedih.

"Nggak papa, yang penting naik," kata Erland menyemangati.

"Jalan-jalan yuk!" seru Embun.

"Yuk, seru tuh Mbun!" balas Chelsea yang saat ini mengangguk-angguk kegirangan.

"Kemana?" tanya Kenan.

"Gimana kalau keluar kota?" tanya Erland.

"Boleh-boleh," jawab Embun dan Chelsea bersamaan.

"Duit tabungan kita kan ada," kata Kenan. Ya, mereka berempat memang sudah berencana untuk pergi jalan-jalan ke luar kota dari kelas 10. Dan dari saat itu juga mereka mulai mengumpulkan uang bersama-sama dan disimpan oleh Kenan dalam sebuah kotak.

"Wah iya, akhirnya kepake juga ya uangnya," kata Embun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah iya, akhirnya kepake juga ya uangnya," kata Embun. Kenan pergi sebentar ke rumahnya untuk mengambil kotak tersebut. Karena saat ini mereka tengah berkumpul di rumah Embun.

Sesampainya Kenan, mereka langsung membongkar kotak tersebut dan menghitung hasil tabungan mereka kurang lebih satu setengah tahun.

"Wow impressive. Gila sih, 21 juta 9 ratus 20 ribu. Sebanyak ini? Serius?!" Embun benar-benar tidak percaya mereka bisa mengumpulkan duit sebanyak ini.

"Ya bisalah Mbun, kita aja dipaksa Kenan tiap hari 10 ribu," tukas Erland.

"Kita bisa happy-happy dong!" seru Chelsea.

"Gimana kalau kita ke bali aja?" tanya Embun.

"Ide bagus Mbun, gue setuju," jawab Chelsea dan diangguki oleh Kenan dan Erland.

°°°

Minggu, 15 November 2020

Incomparable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang