"Dia berhasil membuat pikiran ini hanya terpusat padanya. Dan dia sangat berhasil membuat namanya bertahta di hati ini."
"Sayang," panggil Ratu kepada anak gadisnya yang sekarang masih meringkuk didalam selimutnya. Seolah tubuhnya sangat kedinginan saat ini.
"Iya Ibu," jawab Embun dengan suara yang sangat serak.
Ratu segera membuka selimut yang menutupi Embun. Dan memeriksa suhu tubuh Embun. Suhu tubuh Embun tidak bisa dibilang normal saat ini. Tubuhnya sangat panas.
"Dingin bu," rengek Embun dan kembali melingkupi tubuhnya dengan selimut, "kita ke rumah sakit ya, sayang?" ajak Ratu kepada Embun. Dan segera menyiapkan baju dan juga baskom yang diisi oleh air hangat. Untuk membersihkan tubuhnya Embun sebelum pergi ke rumah sakit.
"Ibu. Pusing," Embun tidak kuat untuk berdiri. Kakinya sangat lemas saat ini. Dan kepalanya juga sangat pusing. Padahal kemaren dia sudah merasa baik-baik saja.
Sesampainya di tangga ketiga. Tiba-tiba Embun merasakan semuanya menggelap. Hal itu sontak membuat Ratu berteriak melihat anak gadisnya yang tiba-tiba pingsan. Alby yang mendengar teriakan Ibunya langsung berlari kearah tangga dimana Ratu yang sekarang tengah berdiri dengan Embun dipelukannya.
Alby segera menggendong Embun. Dan memasukkan Embun ke mobil. Untuk dibawa langsung ke rumah sakit. Alby tidak bisa berpikir jernih saat ini. Fokusnya hanya satu, yaitu Embun.
•••
Kenan tidak menemukan tanda-tanda kehidupan di rumah Embun. Tidak seperti biasanya. Tentu saja Kenan ke rumah Embun bertujuan menjemput sahabatnya itu untuk pergi ke sekolah.
Biasanya apabila Embun tidak berangkat dengannya. Embun akan menelphonnya terlebih dahulu. Namun, kenapa sekarang tidak? Kemana Embun?
Kenan sudah berkali-kali menelphone ke nomor Embun, tapi tidak mendapatkan jawaban. Begitu juga dengan nomor Alby. Akhirnya Kenan memutuskan untuk pergi ke sekolah. Sendirian.
Sesampainya di sekolah. Kenan tidak mendapati tas Embun dikursinya. Jika Embun tidak ke sekolah. Maka kemana perginya gadis itu?
"Chan. Lo lihat Embun nggak?" tanya Kenan kepada salah satu teman sekelasnya, Chantika.
"Belum datang deh kayaknya," jawab Chantika.
"Okey. Makasih," Kenan merasa sangat khawatir saat ini. Kenan takut terjadi apa-apa kepada Embun.
"Nan," panggil seseorang yang saat ini sudah duduk didepan Kenan. Kenan hanya menatap orang tersebut.
"Embun mana?" tanya Raka pada Kenan. Yap, orang yang duduk dihadapan Kenan saat ini adalah Raka. Dan Kenan hanya membalas dengan kedikan bahu.
"Lo ada masalah sama Embun?" tanya Raka. Namun, dengan nada ejekan diujung kalimatnya. Kenan hanya diam tidak membalas.
"Kayaknya lo sama Embun emang hanya bisa ditakdirkan sebatas sahabat ya. Nggak lebih," sinis Raka. Lalu, pergi dari hadapan Kenan.
Apa iya, hubungannya dengan Embun hanya sebatas sahabat? Kenan tidak terima dengan kata-kata yang keluar dari mulut Raka. Namun, Kenan tidak bisa membantah hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomparable Love
Teen FictionEmbun Adriana Rafa dan Erland Orlando Arsenio. Dua orang yang terjebak dalam hubungan persahabatan dan cinta💕 - selamat datang di cerita pertama aras. Semoga suka