MENYERAH

915 211 42
                                    

"Beberapa orang diciptakan menjadi terlalu dekat untuk dipandangi namun terlalu jauh untuk digapai."
-Fiersa Besari

Tanpa terasa, waktu terlalu cepat berlalu. Sudah lebih dari 1 bulan sekolah libur akhir semester. Dan hari ini, adalah hari pertama sekolah dimulai. Dan otomatis, Hari ini adalah hari pertama Embun, Kenan, Erland, dan Chelsea duduk di bangku kelas 12.

Dan sudah lewat beberapa minggu pula hati Kenan masih digantung oleh Embun. Menyedihkan bukan? Sangat menyedihkan. Kasihan Kenan.

Lalu, bagaimana dengan hubungan mereka? Apakah renggang atau masih seperti biasanya?

Jawabannya tentu saja seperti biasanya.

Apakah Kenan menyerah? Entahlah. Hanya Kenan dan Tuhan yang tahu isi hatinya.

Lalu, bagaimana dengan Embun? Apakah dia tidak terbebani dengan perasaan yang sudah Kenan ucapkan padanya?

Jawabannya tentu saja, ya.

Tidak mungkin seseorang akan merasa biasa saja berdekatan dengan orang yang telah menyatakan perasaan terhadapnya. Embun bukannya tidak mau dengan Kenan. Dia sangat mau malahan. Namun, dia masih bingung atas nama perasaan yang ada di hatinya saat ini.

"Assalamualaikum," ucap Kenan saat memasuki rumah Embun. Tentu saja tujuannya untuk menjemput Embun ke sekolah. Percayalah, hubungan mereka kembali normal seperti biasanya. Namun, itu hanya tampak luar. Tampak dalamnya tentu saja kacau.

"Wa'alaikumussalam," jawab 4 manusia yang sekarang tengah berada di ruang makan. Tentu saja sedang sarapan.

"Ayo, makan dulu Nan," ajak Ratu kepada Kenan.

"Tadi Kenan udah sarapan di rumah bu," jawab Kenan, lalu duduk disamping Embun menunggui Embun selesai makan.

"Sebentar ya Kenan, tinggal tiga suap lagi kok," kata Embun.

"Iya Mbun."

Setelah Embun selesai makan, mereka segera berangkat menuju sekolah dengan motor Kenan. Pagi ini suasana sangat cerah, membuat Embun jadi semangat untuk pergi sekolah. Dia sangat rindu sekolah. Dirumah selama 1 bulan sangatlah membosankan.

Meskipun nanti upacara bendera, yang biasanya Embun sangat malas untuk mengikutinya. Namun, hari ini Embun akan melaksanakannya dengan sangat semangat. Karena sekarang sudah kelas 12. Jadi, dia harus menikmati masa sekolahnya yang bersisa 1 tahun ini.

Hanya satu mimpi Embun yang belum tercapai di masa putih abu-abu nya ini. Apakah itu? Yap, pacaran. Astaga dasar Embun Adriana Rafa.

Sesampainya di parkiran sekolah, Embun segera turun dari motor Kenan. Namun, dia malah tidak membuka-buka helmnya.

"Buka helmnya Mbun," kata Kenan pada Embun yang saat ini sedang merapikan rambutnya melalui kaca spion.

"Embun maunya dibukain sama Kenan."

Kenan pun segera membukakan pengait helm Embun. Sedangkan, Embun menatap lurus ke wajah Kenan.

"Kalau dilihat-lihat, Kenan tu ganteng banget tahu," ucap Embun tiba-tiba. Sedangkan Kenan, jantungnya sudah tidak aman saat ini.

"Tahu kok," jawab Kenan dengan santai.

"Kayaknya seminggu lagi Embun suka deh sama Kenan."

"Ha?"

"Kenan mau kan Embun suka sama Kenan?"

"Mau," jawab Kenan cepat.

Setelahnya Embun meninggalkan Kenan dan berjalan terlebih dahulu menuju kelas dengan bibir yang sangat susah untuk menahan senyum. Melihat Kenan yang seperti itu adalah suatu hal yang sangat langka. Kenan imut banget sih.

Bel sekolah sudah berbunyi. Namun, Embun masih berkutat dengan tasnya. Entah mencari apa.

"Udah nemu belum?" tanya Chelsea.

"Belum lah," jawab Embun.

"Terus gimana dong?"

"Ya udah, Embun kena hukum lah."

"Astaga Embun, santai banget lu ngomong," kata Chelsea.

"Ada apa?" tanya Kenan.

"Embun lupa bawa topi."

"Ya udah," jawab Kenan. Lalu, Kenan meletakkan topinya kembali ke dalam laci. "Kayaknya dihukum di hari pertama sekolah bakal jadi kenangan yang indah nih," kata Kenan kepada Embun. Lalu, menarik Embun menuju lapangan sekolah.

Sesampainya di lapangan sekolah, Embun dan Kenan segera saja mengambil barisan di tempat orang yang terkena sanksi. Beberapa lama setelah itu, tiba-tiba Erland dan Chelsea ikut nimbrung di belakang mereka.

"Kalian ngapain ikutan?" tanya Embun.

"Seperti kata Kenan, buat kenangan di hari pertama sekolah," jawab Erland.

°°°

Saat ini, Embun, Kenan, Chelsea, dan Erland tengah di hukum mencabut rumput di taman belakang sekolah. Hal ini malah membuat mereka bersorak gembira. Untung-untung hukumannya cuman mencabut rumput di belakang sekolah, bukan hormat ke tiang bendera ataupun membersihkan WC. Kalau di sini kan mereka bisa mengerjakannya sambil duduk santai.

"Biar gue sama Erland aja yang nyabut rumput, kalian diakhir aja nyapu," kata Kenan.

"Siap bos!" Semangat Chelsea dan Embun. Sedangkan, Erland hanya bisa pasrah.

"Astaga Erland, cabut rumputnya yang bener dong. Jangan dibuang-buang kayak gitu, ditumpuk tuh kayak yang dilakuin sama Kenan. Nanti Embun sama Chelsea jadi susah nyapunya!" omel Embun kepada Erland.

"Kalau tahu gini, mending nggak usah ikutan bikin kenangan di hari pertama sekolah," kesal Erland.

"Hahaha," perkataan Erland mengundang tawa tiga manusia yang ada di sekitarnya.

°°°

Senin, 25 Januari 2021

Incomparable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang