GANTUNG

819 220 24
                                    

"Semua hal itu butuh kepastian, entah itu untuk memulai, mempertahankan, ataupun melepaskan."

Saat ini Kenan dan Embun sedang duduk berdua di tepi pantai, seperti biasa. Namun, diantara mereka belum ada terjadi satu percakapan pun. Suasana mereka benar-benar canggung, seperti 2 manusia yang baru di pertemukan.

Kenan mengalihkan perhatiannya dari lautan ke Embun. Kenan ingin menanyakan jawaban pertanyaannya beberapa hari lalu. Namun, Kenan menahannya. Karena menurut Kenan lebih baik ia menunggu Embun memberikan jawabannya sendiri tanpa perlu ditanyakan lagi. Kenan yakin Embun pasti ingat akan hal tersebut.

Disisi lain, Embun sibuk dengan pikirannya. Dia ingin mengungkapkan hatinya. Tapi, dia masih ragu.

"Kenan," panggil Embun.

"Iya? Embun lapar?" tanya Kenan cepat.

"Iih Kenan, jangan canggung gini dong. Kayak bukan sama Kenan aja," seru Embun kesal. Dia jadi tidak bisa cerita banyak sama Kenan.

"Eh iya Mbun," jawab Kenan salah tingkah. Entah kenapa jantungnya sekarang berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Kenan."

"Hmm."

"Jalan-jalan aja yuk."

°°°

Kenan memasuki kamar Erland dengan lesu. Embun benar-benar tidak memberikan jawabannya pada Kenan hari ini. Namun, Kenan yakin Embun tidak lupa mengenai hal tersebut.

"Lo kenapa sih Nand?" tanya Erland.

"Embun masih belum ngasih gue jawaban," jawab Kenan kalut.

"Jawaban apa?"

"Iya atau nggak."

"Iya atau nggak apanya Kenan?"

"Perasaan gue," jawab Kenan malas.

"Wait, wait. Maksud lo. Lo udah bilang ke Embun kalau lo suka sama dia?" tanya Kenan.

"Udah."

"Dan lo nggak cerita sama gue?" Kenan memutar matanya malas mendengar pertanyaan Erland. Temannya yang satu ini memang sangat lah dramatis.

"Oh, jadi ceritanya Kenan ganteng digantung," ledek Erland. "Tenyata di dunia percintaan gue lebih ganteng dari lo. Gue aja direbutin sama dua cewek. Sedangkan lo, ckckck lemah," lanjut Erland mengejek.

"Sombong lo," jawab Kenan. Setelahnya Kenan memutuskan untuk menginap saja di rumah Erland hari ini.

°°°

Kenan sekarang sudah berada di depan pintu rumah Embun. Tapi, entah kenapa baru kali ini dia merasa canggung untuk masuk.

"Ekhem."

"Eh, mas Alby," panggil Kenan saat tau bahwa orang yang berdehem padanya adalah Alby.

"Langsung masuk aja kali Nan kayak biasa," kata Erland sembari membuka pintu rumahnya. Dan diikuti oleh Kenan dibelakangnya.

"Embun mana bang?" tanya Kenan karena dia tidak melihat adanya tanda-tanda keberadaan Embun.

"Pergi sama ibu ke pasar kayaknya," jawab Alby.

Kenan dan Alby memutuskan untuk menonton upin & ipin setelah sebelumnya mereka memasak mie instan. Biarlah hari ini menjadi hari mereka berdua. Alby juga butuh refresing. Karena tadi dia harus membantu ayahnya dikantor.

Saat tengah asik menonton dan makan. Tiba-tiba saja ada seseorang yang ikut nimbrung di samping Kenan.

"Ayah mintak dong," kata Reynand yang ngiler melihat mie dihadapan dua anak muda itu.

"Lah, kok ayah udah pulang aja. Tadi katanya kerjaan ayah banyak. Kalau gitu kan abang nggak usah pulang pakai taxi," kesal Alby pada ayahnya yang memang sering menggodanya.

"Biar kamu mandiri," kata Reynand santai.

"Nggak gitu juga kali yah," kata Alby. Sedangkan, Reynand sudah mulai menyeruput mie milik Alby. Sedangkan, Alby hanya bisa pasrah saja melihat mienya sudah masuk ke dalam perut ayahnya.

"Kenan, gimana sama Embun?" tanya Reynand.

"Baik kok yah," jawab Kenan sedikit ragu. Tapi, untungnya Alby dan Reynand tidak ngeh.

"Nggak mau daftar jadi mantu ayah gitu Nan," goda Reynand. Kenan yang mendengar menuturan Reynand pun tersedak kuah mie. Hidung dan telinga Kenan ikut panas sekarang. Alby segera memberikan air putih kepada Kenan. Jangan sampai calon mantu ayahnya meninggoy sebelum menikahi adeknya.

°°°

Jumat, 15 Januari 2021

Incomparable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang