MOVE ON

1.4K 466 173
                                    

"Kalau dia aja nggak mau sama Embun, kenapa Embun harus mau sama dia? Banyak yang lebih baik dari dia. Kenan contohnya." -Embun

Begitu pula dengan orang yang berada di belakang Aurora saat ini. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Chelsea dan Embun di sini.

"Chel, lo nggak papa kan?" tanya Erland kepada Chelsea. Erland membantu Chelsea mengemasi snack yang masih tersisa di lantai.

"Lo?!" Chelsea benar-benar terkejut saat tahu orang yang ditambraknya adalah Aurora. Ditambah pula makhluk lain yang tak lain dan tak bukan adalah pacarnya sendiri. ERLAND.

Pikiran Chelsea sudah mulai menjalar kemana-mana saat ini. Ada hubungan apa antara mereka berdua? Firasatnya saat di sekolah tadi ternyata benar.

Apa Erland selingkuh dengan Aurora? Ada apa ini? Kenapa Erland menembak dan menjadikan Chelsea pacarnya sedangkan dia sendiri berhubungan dengan gadis lain? Ternyata Erland tidak berubah ya. Chelsea merasa dikhianati. Hubungan mereka mungkin hancur kan setelah ini? Chelsea rasa mereka tidak akan bisa bersikap seperti mereka yang dulu. Bahkan, hubungan mereka masih seumur jagung. Sebulan pun belum genap. Betapa mengenaskannya.

"Chel. Gue bisa jelasin!!" Erland langsung mengejar langkah Chelsea. Ya, setelah mengambil keranjang snacknya Chelsea memilih meninggalkan Erland dan Aurora. Dia tidak mau mendengar penjelasan Erland. Sedangkan, Embun hanya diam dan mengikuti Chelsea. Tanpa ikut campur urusan mereka.

"Kayaknya nggak ada yang perlu dijelasin Land," kata Chelsea dengan suara yang bergetar. Chelsea tidak sanggup menahan tangisannya lagi. Apa hubungan mereka akan berakhir? Entahlah, Chelsea sudah nyaman dengan Erland.

"Ada, banyak yang harus gue jelasin sama lo Chel," Erland mencegat tangan Chelsea yang kembali ingin melangkah pergi meninggalkannya. Namun, Chelsea menepis tangan Erland. Dia butuh waktu untuk menenangkan pikiran dan hatinya.

"Ayo Mbun!!" Embun segera mengikuti langkah Chelsea menuju kasir. Embun hanya melihat Erland sekilas. Dan menatap sinis ke arah Aurora.

°°°

Di jalan pulang. Chelsea hanya diam. Fokus menyetir. Tidak ada obrolan yang terjadi antara Embun dan Chelsea. Embun tidak tahu harus bagaimana saat ini. Bahkan, Chelsea seolah berusaha menahan tangisnya di depan Embun.

"Chelsea, baik-baik aja kan?" tanya Embun pelan. Dia sangat khawatir dengan Chelsea sekarang. Juga dengan dirinya. Karena Chelsea membawa mobil dengan sedikit cepat. Tidak seperti biasanya. Chelsea yang tenang.

"Iya Mbun," jawab Chelsea lirih. Sangat lirih malahan.

"Kalau mau curhat atau nangis. Nggak papa kok. Embun dengerin. Kata Kenan kalau kita cerita masalah kita ke sahabat dan melepaskan tangisan kita. Rasanya pasti plong. Serasa beban bisa terangkat dari pundak kita," kata Embun.

"Hm iya Mbun," Embun dapat melihat mata Chelsea yang berkaca-kaca. Namun, Chelsea hanya diam. Tidak bercerita. Dan Embun tidak akan memaksa Chelsea. Embun akan menunggu Chelsea bercerita dengan sendirinya.

°°°

Setelah Embun sampai didepan rumahnya. Bukannya masuk ke dalam rumah. Embun malah memutar tubuhnya ke arah rumah Kenan.

"Assalamualaikum mbok Sri," teriak Embun di depan pintu rumah Kenan yang tertutup.

"Iya Non," balas mbok Sri. Dapat Embun dengar langkah kaki yang tergesa menuju pintu rumah. Saat mbok Sri membuka pintu Embun langsung masuk.

Incomparable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang