"Aku cemburu karena aku takut akan ada seseorang yang akan membuatmu lebih bahagia dibanding aku."
"Kalau nggak salah Arka?! Eeh bukan deh Raka! Ah ibu nggak inget pokoknya antara dua itu lah," terka Ratu.
Kenan merasa ada sesuatu yang sangat panas di hatinya. Dia merasa tidak suka saat mengetahui bahwa Embun pergi dengan Raka tanpa memberitahunya.
Kenan langsung pergi ke kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci mobilnya. Dia harus memastikan bahwa Embun baik-baik saja.
Sesampainya di pasar malam, Kenan langsung mencari keberadaan Embun. Setelah mengelilingi pasar malam tersebut, akhirnya Kenan melihat Embun tengah tertawa lepas dengan Raka.
Rasanya saat ini Kenan ingin langsung menghampiri mereka lalu segera menarik Embun untuk pulang. Namun, Kenan tidak ingin menghancurkan kebahagiaan Embun saat ini. Lagian mereka hanya sahabat. Kenan tidak ingin hanya karena rasa tidak suka yang ada di hatinya, persahabatannya dengan Embun sedari kecil bisa hancur.
Kenan memilih menunggu Embun dan Raka di mobilnya. Bagaimanapun, dia harus mengawasi dua manusia itu.
Ketika jam di pergelangan tangan Kenan menunjukkan pukul 20.36 akhirnya Kenan melihat Embun dan Raka masuk ke dalam mobil. Kenan segera mengikuti mereka berdua dengan mobilnya dari belakang.
Dan untunglah Raka langsung mengantarkan Embun pulang ke rumahnya.
•••
"Makasih Raka hari ini," ucap Embun saat sudah turun dari mobil Raka.
"Iya sama-sama," jawab Raka.
"Hati-hati ya Raka," kata Embun. Dan Raka pun meninggalkan pekarangan rumah.
Ehem.
Ketika akan masuk kedalam rumahnya tiba-tiba Embun dikagetkan dengan deheman seseorang. Siapa lagi kalau bukan Kenan.
"Eh, ada Kenan," seru Embun takut-takut.
"Darimana?" tanya Kenan dengan wajah datarnya.
"Pasar malam," jawab Embun takut-takut.
"Sama?" tanya Kenan lagi dengan tatapan mengintimidasi.
"Raka," cicit Embun.
Dan Kenan langsung pergi begitu saja setelah mendengar jawaban yang diberikan Embun.
Embun yang melihat kelakuan Kenan itu hanya bisa menatap jalanan di depannya dengan bingung. Namun, setelah sadar dia langsung masuk ke dalam rumah. Tidak mengambil pusing dengan kelakuan Kenan.
•••
Jam sudah menunjukkan pukul 06.55. Namun, Kenan masih belum Menjemput Embun. Tidak biasanya. Akhirnya, Embun memutuskan untuk pergi ke rumah Kenan. Betapa terkejutnya Embun saat melihat garasi rumahnya Kenan sudah kosong. Berarti Kenan meninggalkannya. Kejadian seperti ini pernah terjadi sebelumnya, ketika mereka bertengkar. Namun, Embun merasa tidak punya salah pada Kenan. Kecuali, perihal tadi malam.
Embun langsung berlari ke arah rumahnya dan langsung membangunkan Alby. Kalau tidak, dia bisa telat sampai di sekolah.
"Abang bangun dong! Nanti Embun telat sekolah nih. Kenan udah berangkat duluan, Embun ditinggal sekolah sama Kenan. Abang!" Embun sudah menangis karena Alby yang tidak mau dibangunkan.
Alby yang mendengar tangisan adiknya itu langsung terbangun. Nyawanya langsung terkumpul saat mendengar tangisan Embun yang sangat membahana itu. Alby langsung saja mengambil tas Embun, lalu menarik tangan adiknya untuk segera masuk ke mobil.
Lihatlah, bahkan Alby belum mandi sama sekali. Sedangkan, Embun sudah berhenti menangis. Namun, masih dalam mode kesal kepada Alby dan tentu saja Kenan.
"Udah dong ngambeknya, kayak ditinggal nikah aja sama Kenan," ledek Alby karena Embun masih saja merengek sembari mengeluarkan sumpah serapah yang ditujukan kepada Alby sekaligus Kenan.
15 menit kemudian akhirnya Embun sampai di sekolahnya dan langsung menuju ke kelasnya. Sesampainya di kelas ia tidak mendapati keberadaan Kenan.
"Erland tahu Kenan di mana nggak?" tanya Embun.
"Eh Embun, lo habis nangis?" tanya Erland saat melihat mata Embun memerah.
"Embun tanya Kenan di mana?" tanya Embun menahan rasa kesalnya. Karena Erland yang tidak langsung memberikannya jawaban.
"Di taman belakang." jawab Erland.
"Kenapa noh teman lo Laut?" tanya Erland kepada Chelsea.
"Udah berapa kali sih gue bilang sama lo. Nama gue itu Chelsea bukan Laut. Emang sih ada SEAnya namun itu bukan laut artinya monyet!" kesal Chelsea sambil menjewer telinga Erland.
Embun langsung berlari ke arah taman belakang dengan tatapan ingin membunuh seseorang.
Ketika melihat Kenan, Embun langsung saja menjambak rambut Kenan.
"Astagfirullah," Kenan refleks memegang tangan seseorang yang saat ini tengah menjambak rambutnya dengan kuat.
Kenan yang sedang mendengar musik lewat earphonenya sembari tiduran di dekat pohon yang ada di taman belakang, langsung saja terlonjak kaget saat merasa ada yang menjambak rambutnya dengan keras.
"Kenan kok ninggalin Embun?" tanya Embun dengan nada kesal.
"Bukannya Embun pergi sekolah sama Raka?" tanya Kenan sembari melepaskan jari-jari Embun dari rambutnya.
"Siapa bilang?!" bentak Embun.
Saking cemburunya Kenan kepada Embun dia bahkan tanpa pikir panjang meninggalkan Embun. Karena kalau menurut perkiraan Kenan apabila cowok dan cewek sudah dekat pasti dia akan berangkat sekolah bersama, bukan? Tentu saja Kenan tidak mengutarakan alasannya tersebut kepada Embun.
"Habis nangis ya?" tanya Kenan.
"Bang Alby nggak mau dibangunin tadi. Jadi, Embun nangis. Baru dia mau bangun," tutur Embun.
"Maaf," ucap Kenan.
"Pantai?" ucap Embun dengan puppy eyes andalannya.
"Iya, nanti pulang sekolah," jawab Kenan.
Setiap Embun marah kepada Kenan dia akan meminta pergi ke pantai atau meminta dibelikan teh tarik kepada Kenan. Tentu saja Kenan selalu menuruti keinginan sahabatnya itu, agar Embun memaafkannya.
•••
Jumat, 15 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomparable Love
Teen FictionEmbun Adriana Rafa dan Erland Orlando Arsenio. Dua orang yang terjebak dalam hubungan persahabatan dan cinta💕 - selamat datang di cerita pertama aras. Semoga suka