"Aku tidak percaya akan cinta pada pandangan pertama. Tapi harus ku akui, aku menyukai apa yang kulihat pada pandangan pertama."
Pukul 06.15 Kenan sudah berada di teras rumah Embun duduk berdua dengan Alby sembari menunggu Embun bersiap-siap ke sekolah.
"Kenan.. Hayuukk berangkat!" ajak Embun tanpa pamitan kepada Alby.
"Kenan hayuk!" Embun memaksa Kenan agar segera berdiri. Dan berangkat sekolah secepatnya.
"Pamit dulu ke mas Alby!" Oh ya, Kenan sudah terbiasa memanggil Alby dengan panggilan Mas, sebenarnya Embun juga begitu. Namun, katanya memanggil 'abang' lebih keren daripada 'mas'.
"Nggak mau. Ayok Kenan!" Embun masih merajuk kepada Alby mengenai tadi malam.
"Oh, jadi gini Nan, tadi malam tuh ---
"Bang Alby yang ganteng Embun pamit dulu ya!" Embun segera menyalami tangan Alby dan melotot ke arah abangnya itu. Sedangkan, Kenan hanya diam tidak mengerti.
✧.*
Pukul 06.30 Kenan dan Embun sampai di sekolah mereka. Mereka menempati kelas yang sama, yaitu kelas XI MIPA 7. Namun, tidak duduk sebangku karena tentu saja Embun duduk dengan teman cewek di sekolah. Begitu juga dengan Kenan.
Embun duduk dengan Chelsea Selina Stefani, biasa dipanggil Chelsea. Dan Kenan duduk dengan Erland Faith, biasa dipanggil Erland.
Pukul 07.45 akhirnya guru masuk. Namun, tidak sendirian dia membawa seorang anak manusia bersamanya. Dan dia cowok. Hal itu membuat mata Embun membulat sempurna.
Bagaimana tidak, anak baru itu sangat ganteng. Dan sekarang banyak pasang mata siswi kelas XI MIPA 7 yang menatapnya dengan tatapan kagum.
"Silakan perkenalkan diri kamu!" perintah Pak Doni kepada anak baru tersebut.
"Perkenalkan nama saya Raka Aldric," ucapnya dengan senyum kikuk.
"Punya pacar nggak?" ini merupakan salah satu pertanyaan yang diajukan oleh penghuni perempuan kelas ini.
"Huuu," terdengar seruan tidak suka dari kaum adam, Tentu saja tidak dengan Kenan.
"Sudah sudah! Raka silahkan duduk di tempat kosong disana dan kita mulai pembelajaran hari ini," kata pak Doni menengahi murid-muridnya.
✧.*
"Kenan," panggil Embun.
"Hmm," Kenan sekarang tengah fokus dengan makanannya begitu juga dengan Chelsea dan Erland.
"Kayaknya Embun suka deh sama Raka!" seru Embun dengan suara cemprengnya.
Ohookk. Ohookk. Erland langsung tersedak makanannya ketika Embun mengucapkan hal tersebut.
"Terus gue mau lo kemanain Embun?!" rengek Erland.
"Kan Embun udah sering bilang, Embun enggak suka Erland!" ketus Embun.
Kenan masih nggak peduli dan tetap fokus pada makanannya sampai-sampai Embun berdiri dan berjalan menuju bangku di mana Raka makan sendirian.
Kenan, Chelsea, dan Erland melongo melihat kelakuan Embun. Baru kali ini gadis itu memperlihatkan jiwa bar-barnya.
"Raka, bukan?" tanya Embun saat sudah duduk di depan Raka.
"Iya. Kamu yang duduk di barisan kedua paling belakang, kan?" tebak Raka.
"Wah, kamu ingat?" Embun bersorak dalam hatinya. Embun tidak menyangka Raka memperhatikannya.
"Iya lah kan kita bakal jadi teman sekelas," jawab Raka dan memberikan senyum manisnya kepada Embun.
"Ya udah aku balik ke teman-teman aku di sana dulu ya. Kalau mau gabung juga nggak papa kok," ucap Embun. Embun harus segera pergi dari hadapan Raka. Dia bisa diabetes kalau berlama-lama sama Raka.
"Oh iya, lanjut. Makasih loh," kata Raka.
✧.*
Sekarang Embun dan Kenan tengah berada di cafe yang tidak jauh dari sekolah untuk menyelesaikan masalah mereka, karena Kenan marah pada Embun karena kejadian di sekolah tadi.
Flashback on
Embun,Kenan, Chelsea, dan Erland sedang berjalan ke kelas. Namun, tiba-tiba Embun menginjak belakang sepatu Kenan.
Akibatnya sepatu Kenan terbuka dan Kenan terjatuh. Bukannya membantu Embun, Chelsea, dan Erland malah menertawainya. Untung keadaan koridor saat itu sepi. Bagaimana kalau rame? Bisa hilang citra kegantengan Kenan seantero sekolah.
Dan jadinya Kenan mendiami mereka bertiga.
Flashback off
Namun, dia tidak pernah bisa menolak ajakan Embun. Apalagi tadi Embun hampir menangis karena Kenan mendiaminya.
"Kenan udah dong jangan marah lagi," Embun masih mencoba membuat Kenan luluh dengannya.
"Nanti Embun deh yang traktir Kenan. Ya Kenan? Kenan jangan marah lagi dong. Embun benar-benar minta maaf sama Kenan," sesal Embun dengan wajah yang memelas.
"Iya,"
"Beneran?" tanya Embun dengan mata yang membesar. Dia tidak menyangka Kenan akan semudah itu memaafkannya.
"Iyaa Embun. Tapi, ada syaratnya," jawab Kenan.
"Apaa?" Embun mengernyitkan keningnya. Menanti kelanjutkan jawaban Kenan.
"Embun nggak boleh ngejar-ngejar cowok. Apalagi kayak tadi, ngerti?" ucap Kenan dengan wajah seriusnya.
•••
Terimakasih sudah membaca Incomparable Love, semoga suka ya sama cerita ini. Jika suka jangan lupa masukkan ke perpustakaan kalian yaa ˚♡⋆˚
Instagram : laras.alfptr || Tiktok : laras.alfptr & posthetic.wtlr || Pinterest : larasalifaputri
KAMU SEDANG MEMBACA
Incomparable Love
JugendliteraturEmbun Adriana Rafa dan Erland Orlando Arsenio. Dua orang yang terjebak dalam hubungan persahabatan dan cinta💕 - selamat datang di cerita pertama aras. Semoga suka