seusai makan malam, artika masih setia duduk santai di kursi nya Menunggu sampai Opanya berbicara. Opa terlihat sperti memandangi dirinya sampai si pemilik mendongakkan kepala menghadap sang opa.
"kenapa?"
"Opa mau kamu Pulang ke negrimu untuk berberapa perusahaan di sana"
"masalah perusahaan lagi? " cicit artika pelan. Negrimu? Bukan nya ia lahir Amerika? Lalu dibesarkan disini. Ah dia tau jawabanya!
"Iya, nanti disana kamu tinggal sama kakakmu atau kamu beli apart" Jawab Opa mengangguk membenarkan sambil tersenyum teduh. Sebenarnya sang kakek tidak ingin melihat cucunya dibenci dan dikasari saat sampai disana, namun kakeknya juga tak mau jika artika dibenci terus menurus.
"kapan aku berangkat?" Tanya artika sambil menatap Opa Oma nya bergantian dengan perasaan kacau.
"malam ini, penerbangan sudah opa atur" jawab Opa tegas namun juga lembut. Sontak artika melebarkan matanya melotot sampai tersedak lalu melirik jam yang tertancap di dinding,masih pukul 7 sore. Huhh dikira antar negara kaya ke warung apa? Buru buru amat deh.
"kemasi barang mu sayang" ujar Oma sambil mengelus jari - jari nya . Artika hanya bisa pasrah, memang selama di sini ia tak pernah membantah ucapan opa dan Oma nya.
"Baik Opa, Oma zellie ke atas dulu" pamit nya tetapi sebelum itu ia sempat menanyakan sampai kapan ia di Sana namun Opanya menggeleng tanda tak tau, ia pun undur diri.
☾
artika'pov
Sampai dikamar aku langsung mengganti pakaian ku menjadi pakaian panjang. setelah itu langsung membuka ponsel karena dari aku memasukan pakaianku ke dalam koper. Notif dari handphone ku tak henti-hentinya berbunyi.
Dini♩
| zell
| gue ke indo anjaeyae
| lu ikut?Aku sudah memastikan bahwa teman-teman ku juga akan ikut. Ntah apa urusan mereka ikut pastinya karena campur tangan Opa.
iya gue berangkat ntar malem |
Lu kapan? || ntar malem?
| gue lusa njiroh ywdh lu brangkat bareng lavey |
|oke, lu tinggal ma kak ica kan?
engga, gue beli apart ||onge, see yu bhabhayyy
[read]setelah puas mengobrol dengan Dini aku
langsung memasukan berberapa buku dan barang-barang ku lainnya hingga satu tas penuh. ku gendong tas ransel ku lalu menggeret Big koper hitamku tapi sebelum turun aku memasukan pisau lipat kecil ke dalam saku. puas aku berdandan di kaca besar ku, aku pun turun.Hingga aku berpamitan pada dua orang didepan ku. "Opa Oma, zellie berangkat dulu ya. jangan lupa minum obat ya Oma. Opa juga jaga kesehatan" pamit ku menyalimi tangan mereka.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam kamu juga hati-hati sayang" ucap Oma mencium dahi dan juga pipiku. Dengan opa pun sama hingga aku memutuskan keluar mansion dan disambut oleh supir pribadi keluarga jourdaine. sesampainya di bandara aku langsung masuk kedalam pesawat.
Kenapa aku membawa pisau lipat? Itu karena opa yang menyuruh saat aku berpergian seperti ini. ya setauku opa adalah pemilik gengster mafia bernama cirps jdellin. aku bahkan tidak tau mafia Opa berada di urutan ke berapa, yang ku tahu Gengster Opa bertugas membantu polisi. aku pernah dilatih menggunakan pisau dan pistol selama 3th kurang. Ya aku memang mahir menggunakan dua senjata itu, selain itu aku juga bisa bela diri. Tenang Indonesia kebanyakan anggota crips jdellin jadi hanya ada berberapa musuh jika ingin menyerang. Kebanyakan karena ingin menghancurkan perusahaan opa.
lama perjalanan hingga sampai lah aku di bandara soetta. Aku menguap kecil lalu melihat jam tangan yng menunjukkan pukul 04.56 . Ternyata sudah pagi dan aku sangat lelah. aku menaiki taksi kearah rumah kak ica, Ya kak ica tinggal di sini selama setahun terakhir itu juga karena perusahaan opa.
Sampai disana aku disambut hangat oleh para maid. Aku langsung menuju ruang kerja kak ica, tentu kak ica tidak kaget karena opa yang memberi tau.
Aku langsung peluk peluk kan melepas rindu. Aku juga langsung beristirahat di kamar karna penat.
Ricca E.J
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hated | nct dream
FanfictionKasih sayang yang tertutup oleh kelabu tebal, Meninggalkan ego yang besar disana. Bahkan cahaya kasih itu sangatlah remang dan redup. gadis itu tak keberatan dengan segala hinaan yang terlontar untuk dirinya. Diam, itu satu-satunya hal dan cara yang...