9.

95 20 0
                                    

ⒽⒶⓅⓅⓎ ⓇⒺⒶⒹⒾⓃⒼ

Suasana pergantian antara siang dan malam atau dikenal dengan istilah senja, sangat digemari oleh beberapa kalangan seperti anak muda. Senja selalu menjadi waktu paling ditunggu.

''Aku mencintaimu sebanyak hujan. Kau mencintaiku sesingkat senja. Seperti hujan, aku jatuh cinta berkali-kali. Seperti senja, kau jatuh cinta kemudian pergi.''

Duduk bersantai menikmati semilir angin dibawah pohon kelapa. Memandang pesona sang Pencipta. Kenapa aku suka senja? Karena negeri ini kebanyakan pagi, kekurangan senja, kebanyakan gairah, kurang perenungan.

Hingga Cakrawala hampir berganti warna. Bangkit dari duduknya gadis itu melihat hasil jepretan nya sebelum melenggang pergi.

Mengendarai mobil dengan santai sambil menikmati alunan lagu melukis senja. Ya, lagu itu cocok untuk dia saat ini. Mentari berpamit, digantikan dengan rembulan menyapa.

Saat akan memasuki kawasan mansion keluarga tirinya, Tiba-tiba rasa aneh menerobos memasuki benak. Memutar kembali setir mobilnya, melaju gesit hingga keluar dari kawasan mansion-mansion. Memberhentikan di depan sebuah cafe dekat daerah mansion untuk mengusir penat yang hinggap. Tidak, dia tidak ingin memesan lalu meminum seperti tadi siang bersama teman-teman nya. Kali ini dia ingin bekerja menjadi pegawai seperti yang lain.

"Noonaaaa" Teriak salah satu pegawai yang langsung menghambur ke pelukannya.

"Yungooonn aaa" Tidak beda jauh, artika juga lagsung memeluk erat adik sepupunya itu.

"Nona mau minum?"

"Enggak" Sarkas artika seadanya, Lalu menuju dapur dan berganti pakaian seperti pegawai lainnya.

Para pegawai pun nampak terkejut dengan kehadiran nya disini. Serempak, semua membungkukkan badan 90 derajat sambil tersenyum.

Artika yang mendapat perlakuan seperti itu hanya terseyum geli. Dia berjalan menuju kasir sesekali tersenyum kepada pengunjung lain.

"Oh? sore tika" sapa pegawai kasir itu ramah.

"Sore kak, kakak boleh istirahat. Biar aku yang gantiin"

"okeh, saya duluan"pamit pegawai yng diketahui bernama juna itu. Artika lantas duduk di kursi yang sebelumnya ditempati oleh juna. Tak lupa juga memakai masker yang telah disediakan.

'tringg...

"Selamat datang" sapa artika sambil menghitung jumlah uang pelanggan, Tanpa menoleh ke arah pintu masuk.

"Permisi, saya mau memesan ruang vvip disini."

Seperti familiar ia lantas mendongak menatap lawan bicaranya.

"kak teyong?" Terkejut! Tetapi muka nya tidak ada tanda jika gadis itu terkejut.
Nada bicara gadis itu terlihat seperti cemas, namun sangat lirih. Ia hanya takut, jika kakak sepupu dari saudara tiri nya itu mengenali dia. karna setahunya saudaranya itu membenci dirinya. Tapi tak banyak yang sangat sayang padanya.

"Maaf, anda dengar saya?"

"Ah? Baik mari saya antar"

Segerombolan manusia itu mengikuti artika dari belakang, menuju lantai atas. Entah satu atau berapa yang mengenali dirinya. Tapi dia berharap tak ada yang mengenalinya.

Sampai di ruangan vvip terhitung ada 23 pria muda itu masuk. segera lah artika keluar dengan nafas terengah. Berjalan santai menuju tempat awal.

Di ruangan itu 23 pria sedang bergibah ria. Woah nyatanya mereka mengenal dirikuhh!!

"Adek lu"

"Elo kali"

"Kagak mana ada"

"gue apalagi"

"Ckckck, abang yang sangat tega!"

"Hooh bener, abang nye enak-enak nongkrong adek nya kerja keras."

"Apaan elu semua sama ye"

"Lah lu kan abang yang sah"

"Kesian komuknya"

"Udaa sono lu pesen makan"

"gua juga le, larutan dingin"

"Lah lu pesen kek gitu disini? Ada emang? "

"Ada,dideket kasir"

"Lukas,Chenle!! ikut gue hayu"

Terhitung tiga orang keluar ruangan menuju tempat pemesanan. Sebenernya sih bisa make telepon atau nggak bell, tapii yaudah lah yaa..

Pergantian kasir telah usai, urusan artika pun melenggang pergi dari cafe.

"Mbak big coca cola 8,Teh kotak 5, sama larutan cap kaki 1"

"Baik mau nambah?"

"Larutan? pilih yang ada mamanya, Badak tau sendiri"

"Goblok. udah itu aja mbak cukup, mm sama kentang goreng jumbo 5 piring"

"Terus lu ngomong uda itu aja mbak cukup Buat sandiwara?"

"Baik tunggu saya antar, diruangan Vvip?"

"Iyo mbak"

"Eh mbak mau nanya, tadi ada perempuan yang dikasir itu berapa lama kerja disini?"

"Maaf, maksudnya mbak artika? "

"Nah tul"

"Oh itu boss saya, memang orangnya friendly banget. ndak jarang ikut bantu-bantu disini" Jawab pelayan dengan logat medok nya membuat ketiga lelaki itu melongo.

Little Hated | nct dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang