19

69 11 0
                                    

Hari ini, hari dimana artika akan menyambut kepulangan papa nya dari dua tahun lamanya tidak bertemu. bicara soal papanya, ia jadi teringat alviano yang sempat terkejut saat telfonan kemarin sore.

Apakah papanya itu tau perihal kembaranya? atau memang sudah tau?

Entah, dia akan menanyakan sendiri saat papanya sudah kembali di kota metropolitan ini. Atau ia akan mengajak alviano sendiri untuk menjemput papanya di bandara?

Omong-omong kakak tirinya juga tau tentang ini? hah ya pasti lah, secara mereka anak pertama dari perempuan pertama yang dicintai papanya.

Soal itu juga, dia bingung harus memulai dari mana. Kejadian itu sudah belasan tahun lamanya tidak di urus. Ya meskipun bunda nya mempunyai mata-mata untuk mengawasi.

"jadi yang pertama, aks harus terbang ke tempat bunda buat nanyain bukti secara langsung." Monolog nya duduk di depan kaca rias yang lebar. Kemudian melirik wajah nya yang sudah sangat dewasa. lalu tersenyum miris mengingat keadaan ini.

Sebenarnya perihal mama tirinya itu, bunda nya menyerah kan kasus itu kepada dirinya. karena pesan mama ke pada bunda, mama mengatakan jika petunjuk nya akan ada pada salah satu anak dari bunda. ia bingung, kenapa mama tidak mau memberi tau langsung? agar tidak menunda belasan tahun lamanya? Semakin kesini ia malah semakin dibenci.

"gua kalo bilang itu beban, boleh gak ya? "
Tapi dibalik itu, ia sangat bersyukur. Meskipun bunda dan papa nya telah berpisah sejak delapan tahun lalu, namun pihak keduanya selalu bertukar kabar dan menyayangi dirinya tanpa alasan.

Yang artika tahu, bunda dan papanya bercerai dengan alasan tidak mencintai satu sama lain karena perjodohan dari permintaan clara. Dirinya sempat marah, karena setahun yang cinta itu dapat tumbuh bila terbiasa. Namun akhirnya dia mengerti bahwa perasaan tidak bisa dipaksakan. Namun  jika benar tulus diantara keduanya tanpa tekanan, maka setidak nya kasih sayang muncul di hati satu sama lain.

Lama berkutat dengan pikiran nya membuat artika semakin pusing memikirkan nya. artika lantas mengganti pakaian tidurnya dengan pakaian yang sopan. Dirinya menggunakan gamis  berwarna abu-abu polkadot di bawah lutut dengan leging hitam menjulang hingga mata kaki.

Akhir akhir ini artika sering menggunakan pakaian tertutup meskipun belum lengkap dengan hijab atasan. Bukan karena apa, tapi keluarga dari bunda nya Yang memang muslim pekat mengharuskan mengikuti ajaran agama itu.

°•°

Setelah melaju cepat menuju bandara dengan kembarannya, arkita dan alviano. mereka akhirnya bertemu dengan seorang papah yang dua tahun lamanya tidak bertemu. kini mereka mengobrol santai di restoran bergaya negri Korea.

Artika kira awalnya akan terjadi penumpahan air mata, atau pelukan bawang. Namun saat papa nya datang menghampiri, alviano dan deon malah ber-tos ria ala lelaki. Artika yang bingung sendiri lantas di tarik kembarannya menuju restoran ini.

"Jadi?" tanya artika memiringkan kepala nya.

"Jadi?" ulang deon mengikuti gerakan anak gadisnya

"Huft... papa udah tau piano ya?" Tanya nya lagi menghela nafas.

Deon melipat dahi tak mengerti. "Piano apa kak?"

"Ck, Alviano papah!" kesal artika meraup banyak kentang goreng yang tersedia di atas meja dengan jumlah banyak. membuat Deon juga adiknya geleng-geleng kepala.

"Turunan diana nih bg" Alviano memandang remeh artika membuat si empu melotot dan menginjak sepatu alviano di bawah meja.

"Terus papa mu di kemanain?" tanya Deon merasa tak adil.

Little Hated | nct dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang