15

88 15 0
                                    


Artika mengernyit heran saat melihat renie dan davina berlari ke arah ku yang sedang duduk dikantin. Belum sempat artika bertanya rennie lebih dulu menyahut.

"Zer kakak lo berantem" ujar rennie dengan nafas terengah. Hah? Artika binggung ia harus apa, Kan dirinya tidak ada urusan apa-apa. Kakaknya? Well dah lah. Dirinya memijit pangkal dahinya pening.

"Eh minum dulu kak " Dini menawarkan minum nya. Renie itu kakak kelasnya, juga kakak sepupunya, yang artinya kakaknya yunghoon. Sedang davina dibelakangnya masi kelas 10 sama kaya yunghoon.

"Kok gue? Kenapa?"

"udah sana lu cepettann" Renie menyuruh dirinya pergi untuk segera menemui kakaknya

artika yang nampak seperti orang bego langsung ditarik lavey menuju kerumunan siswa. Dini, Sasha, rennie, dan davina juga mengekor di belakang mereka.

Jisung dan mark yang melihat keberadaan artika yang nampak baik-baik saja lantas tersenyum teduh.  di tengah-tengah mereka saudara tirinya pun turut tersenyum karena keberadaan dirinya. Tidak, bukan tersenyum tulus melainkan smirk yang menyeramkan. Hanya dua orang yang tulus

"Ah cepu lu"

"gue? kenapa lagi hiksrot" Dengan keberanian karena perasaan binggung, ia lantas berkata sambil menunjuk dirinya sendiri.
napa sih? mereka siapa?

Tanpa aba-aba Alviano dan younghoon  menonjok pipi haechan dan Jeno yang masih memandang sinis artika hingga biru lebam. Artika yang melihat itu lantas gegabah, bagaimana pun haechan dan Jeno adalah kakakㅡ saudara tirinya. Namun dirinya malah berlari ke arah Alvino dan memeluknya erat seolah Sepasang kekasih yang tengah melepas rindu. Entah apa yaang membuat nya seperti ini, namun hatinya berkata demikian.

Tentu semua siswa yang menonton acara live saat ini kaget dengan apa yang artika lakukan.

"Iyuwhh murahan!" kata Jeno dengan lantang, terdengar seperti cibiran. Alvino yang baru meredam pun ingin menghampiri saudara sialan artika itu. Tapi artika yang tiba-tiba memeluk nya lebih erat. Alviano dan artika sama-sama merasakan hangat.

Hingga saat kalung alviano yang hampir keluar dari saku menempel dengan kalung milik artika dan mengeluarkan Cahaya putih yang sangat remang. Tentu hal itu membuat artika terkejut. Hanya artika yang melihat, karena cahaya redup yang dihasilkan, apalagi dibawah terik matahari lapangan. Artika menutup mulutnya tak percaya saat memandang wajah teduh alviano ......kembarannya.

                                  •••

"Adik" Artika memandang alvino dengan mata berkaca-kaca. Sungguh ia ingin menangis keras sekarang, bagaimana bisa orang tua nya menyembunyikan hal sebesar ini dari dirinya. Jika mengingat jawaban singkat Dari adiknya sewaktu di lapangan tadi, sungguh terkejut dan tak percaya bercampur aduk di pikirannya hingga membuatnya menangis. Ah ia sudah menagis dari tadi tanpa diperintah.

Ia lantas memandang saudara nya dengan tajam dan sengit. Segera mereka semua mengalihkan pandangan seolah yang didepannya saat ini adalah ibu tiri yang siap menyiksa kapan saja. Alviano terkekeh tanpa suara lalu mencubit pipi kakaknya gemas.

"Kakak" ujar alvino mengikuti nada bicara gadis itu, lebih tepatnya mengejek. Gadis itu membuang muka malu bercampur jengah lalu menyeruput boba rasa gula coklat nya hingga tandas. Mereka semua ada di cafe saat ini.

Sedari tadi dikelas jisung memandangi dirinya dengan tatapan kecewa. Masa bodoh dengan tingkah kakaknya yang telah meracuni nya itu. Sedari mereka disini dari siang, saudara-saudaranya itu yang menceritakan perihal mereka saudara kembar.

Seharusnya, artika harus tau dari penjelasan Opa, Juga bundanya. Tapi karena ia tengah kabut sekarang, berakhir lah ia memaksa younghoon, rennie, juga davina untuk meceritakan. Tapi tidak semua, sebagian adalah rahasia orang tuanya yang harus ia ketahui dari mulut mereka langsung.

"Kalian semua pada tau?" Ucapnya tudep tanpa basa basi.

Serempak Dari keluarga ghatama mengangguk yakin, Tapi hanya lavey menggeleng. Memang saudara nya kan hanya tinggal bersamanya di negara orang. Artika hanya menghela nafas lemah lantas menatap younghoon datar. Artika cuma merasa kasihan kepada opa dan kakek kakek nya harus menyembunyikan hal ini. Meskipun tak tau jelas alasannya, tapi ia merasa bersalah karena dengan mudahnya ia bertemu alviano tanpa adanya infomar sedikitpun. merasa tak adil.

"Ehm.. Mm noon.. Anu Itu.. ak- Gu-gue" Raut muka yunghoon sangat resah, tampak sekalih jika lelaki itu sangadd gugup.

"Ah- gapapa, pasti ada alasannya kan?" ucap artika mencoba menangkan adik sepupunya itu Walau dia sendiri turut kepo.

"Emh i-ya tapi kita ga tau" Artika beralih menatap davina tanpa ekspresi. Davina gelagapan

"Suer nun, itu disembunyiin sama Opa Oma u" Artika mengangguk lemah lalu menghembuskan nafas. Kini beralih Menatap alviano yang sedari tadi melihat dirinya.

Alviano yang terkedok jadi salah tingkah gelagapan "ehh gua gak tau kak sumpah, tapi pas kecil gua inget lu" Raut wajah lelaki berumur 15 tahun itu berubah terlihat serius.  "Yah tapi nggak kecil kecil amat sih"

"Tapi kenapa gue enggak?"

"Ehm ggue nggak tau, intinya gue pas rada gede an segini" Ucap alviano menyetarakan tangan seperut nya "gue udah ada di sini sama tuh makhluk" Tunjuk alviano mengarah ke manusia  bertiga yang hanya diam memperhatikan Dari tadi.

"Kok bisa?" Tanya artika menelisik.





alviano zergan j.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little Hated | nct dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang