22

73 10 0
                                        

Artika kembali ke rumah mewah saudara tiri nya setelah makan pagi di kamar lavey.

Sebenernya lavey juga menyediakan mie instan juga. tapi mie instan berkelas. yang boleh dikonsumsi setiap hari, berwarna hijau, agak mahalan dikit.

Karena berhubung pagi-pagi artika malas memasak, jadilah artika membuat mie punya lavey dengan embel-embel tidak pernah nyoba. tapi emang iya sih. karena indomie tetap dihati.

Dan sekarang artika memandangi layar ponsel nya dengan heran. Bola matanya bergulir ke kanan dan ke kiri sambil menggaruk rambutnya seperti ekspresi doyjulid.

Kenapa? Karena dirinya pun tak tau.

Barusan artika membuka hape lamanya yang ia tinggal dua tahun lalu disini. Masih berfungsi dengan baik. Tetapi ya gitu, jamet bngt isinya.

Galeri nya kebanyakan berisi cast anime, kanglim. Bahkan profile line nya juga. Ia terus menggulir kesamping sampai menemukan foto dirinya yang sedang selfie 2 tahun lalu.

Artika memandang lekat foto ketika dirinya berusia 13 tahun. Foto yang sangat Chilldish menurutnya. Artika meraba wajahnya, lalu melihat dirinya di cermin.

"look! Tiga belas tahun sama lima belas tahun beda drastis anjir!" Ia tak berbohong. Tidak ada kesamaan menurutnya! Sama sekali tidak!

Tapi dalam benaknya ia bertanya-tanya. Kenapa kakaknya mengenalnya? papah nya? Kakak angkatnya juga? Kenapa tidak menanyakan perbedaan ini selama bertemu? Kan seharusnya semua orang dapat melihat perbedaan yang sangat menonjol.

Tapi pikiran itu berganti tawa yang sangat ngakak."Meng tertawakan kejametan diri sendiri" Artika tertawa sumbang. Dirinya malu pliss! Dan lupa tentang barusan terjadi.

Sambil mengecas. Saat kepo dengan semua aplikasi yang terpasang, artika melihat telepon berulangkali di hape lamanya. Artika bergulir mengejek. Ia tak peduli dengan unknown number yang terus tertampang.

"Meng ganggu orang lagi nostalgia" artika memang tak peduli. meskipun layar masih terlihat beranda chat, yang memungkinkan bahwa penelepon melihat dirinya online.

Artika melangkah keluar kamar dengan sedikit berlari. Artika ingin sari kedelai. Tapi saat berada di anak tangga terakhir. Telepon rumah berbunyi di sebelahnya.

"Mungkin penting" artika mengankat telepon itu dengan cara ditarik kabelnya.

"Halo" Sapaan dimulai dari penelpon

"Halo...?" artika balik menyapa emm ralat bertanya hati-hati.

"Ini maid?"

"B-bukan ini tika" Akunya bersandar di pegangan tangga.

"LOH KAN! DARI TADI KENAPA NGGAK DIJAWAB?!" Pekik penelpon setelah terdiam sebentar.

"Dari tadi?" batinnya.

"Oh yang pengganggu ya? Anda siapa?"

"Iya! Kenapa dikacangi? Giliran pake telepon malah langsung respon. Emang tadi mainan telepon rumah?"

"Yakali! Ya you siapa?!" Lontarnya gemas.

"Oh, gua jungwoo ar"

"Oalah kim jungwoo yang itu?"

"Bukan, kim jungwoo yang kalem bukan itu."

Artika memeletkan lidahnya. "Kakak kenapa telepon?"

"Mau ngajak ketemuan nanti malam bisa?"

Artika berpikir. Ini pertama kali dirinya diajak ketemuan dengan keluarga Reghantara. "Boleh kak, dimana?"

"Nanti gua jemput, oke gua tutup ya! Assalamualaikum"

Little Hated | nct dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang