Kasih sayang yang tertutup oleh kelabu tebal, Meninggalkan ego yang besar disana. Bahkan cahaya kasih itu sangatlah remang dan redup.
gadis itu tak keberatan dengan segala hinaan yang terlontar untuk dirinya. Diam, itu satu-satunya hal dan cara yang...
Kini manusia berjumlah tujuh orang itu sedang berada di meja makan. Tak biasanya maid di situ membuat porsi yang agak sedikit dari biasanya dan ....kali ini lebih terlihat menggiurkan. Satu suapan masuk di mulut mereka, mengecap rasa dengan lidah lalu
Mama?
Semua anak laki-laki yang duduk manis di atas kursi itu pun saling lirik melirik. Mereka ingat betul rasa masakan mamanya meskipun telah bertahun-tahun lamanya ditinggal. Mereka ingat sangat dari bau, dan rasa sampai sekarang. Itu karena maid disini di kasih resep tersendiri dari mama, jadi tiap maid memasak sayur, daging atau apapun itu selalu menggunakan resep yang diajarkan mama clara. Tentu tak sepenuhnya mirip. Namun kali ini mereka yakin seratus persen sangat mirip.
Masakan mama banget
Mereka makan dengan tenang sampai ludes hingga mereka lupa menyisahkan pada artika, mereka bingung kalang kabut jika rencana yng disusun sedemikian rupa tidak berhasil. Mereka pun memilih membeli sekotak pizza untuk Artika dan di benahi untuk rencana kali ini.
Hingga artika datang dari pintu utama sambil menenteng belanjaannya. Semua tanpak diam dan sinis, ada juga dua orang dari mereka yang terlihat cemas namun juga agak tidak perduli. Sepertinya kasih sayang mereka telah tertutup rapat sehingga tega dan membiarkan saudara nya melakukan hal tidak pantas itu. Huh
Berjalan menuju kamar guna menyimpan barang barang nya dengan perasaan binggung, ia lebih memilih masa bodo karena perutnya lapar. Segeralah ia menuju dapur melihat makanan yang dibuatnya sudah tidak tersisa dan hanya mendapatkan dua potong pizza. Ia masih berpikir, apakah ini untuknya? jika tidak mengapa menyisahkan disini?
Tujuh orang itu mengintip aktivitas artika yang masih binggung di dapur mansion yang teramat luas itu. mereka ah tidak, hanya berberapa yang berharap artika akan memakannya. Dan benar saja, artika memakannya dengan tenang. dua orang dari mereka nampak sangat cemas, raut khawatir tergambar jelas di wajah mereka. Sampai terjadi apa-apa mereka tidak akan memaafkan diri mereka sendiri.
Setelah sampai di kamar, artika mendudukan bokongnya di toilet duduk. Ia sudah tau jika akhirnya akan seperti ini. Dirinya sangat lemas, ya mau bagaimana lagi kakaknya sudah berharap dia akan memakan pizza nya. Hha kakaknya pasti bahagia di bawah, tidak apa dia ada obat yang setidaknya membantu meringankan rasa sakit di perutnya.
•••
Karena Bumi dan Bulan berada di orbitnya masing-masing, bulan sabit pada bulan ini bisa terlihat seperti senyum raksasa di cakrawala, tergantung di mana kita berdiri.
Disini aku, duduk berdua di mobil yunghoon. Memandang langit malam, ada taburan bintang nan indah yang menghiasi malam gelap. Akan tetapi, tidak semua objek itu adalah bintang. Tentu saja ada bulan yang wajahnya berubah dari setiap harinya. Tapi, di antara taburan “bintang” di langit itu, ada benda-benda lain juga.
Aku tersenyum di saat meringis dan meneganngi perutku yang terasa nyeri. Yunghoon memandangku dengan cemas, sangat cemas. Hingga sampailah kami di rumah sakit besar kepercayaan keluarga kami. Aku menyuruh yunghoon untuk mengantarku ke rumah sakit, karena tidak mungkin aku pergi sendiri dalam keadaan seperti ini. Tetapi aku masih belum memberi tau alasanku kepada yunghoon dengan alasan aku tidak ingin berbicara.
Aku bukan perempuan lemah, jadi aku datang kesini hanya menanyakan apa yang terjadi pada perutku walau aku tahu kalau aku keracunan. Tetap aku hanya mengambil obat lalu pergi, yunghoon menyuruhku untuk tinggal di rumah kakek nenek saja kalau tidak kuat. Tentu aku kuat, yunghoon memaksaku untuk ikut dengannya. Kami mengarah ke mansion saudara tiri ku untuk mengambil seragam serta buku-buku untuk aku sekolah besok.
Sambil memegangi perutku yang masih nyeri aku membuka kaca mobil, terlihat raut kakak ku yang seperti cemas. Aku tidak terlalu kelihatan tapi sangat terlihat jika dua kakak ku menunggu ku. Ku naik kan kaca mobil lagi, aku tersenyum miring. Haha ternyata mereka gengsi. Aku keluar dari dalam, lalu bersandar pada mobil hingga yunghoon keluar membawa tas besar. Saat yunghoon memasukannya di bagasi aku melihat dua kakakku akan kembali ke dalam rumah.
Brakkk
Aku terjatuh pingsan. Eh!! Hahaaa kan sudh kuduga mereka akan berlari menghampiri ku. Benar sajaa mereka bahkan membawaku masuk ke dalam mobil. Yunghoon menyetir dengan panik saat melihatku. Aku tidak bisa menahan tawa ku.