Sebelumnya, untuk penyakit dari tokoh utama ini aku terinspirasi dari novel yang pernah aku baca.
Jadi kalau kalian pernah baca juga, sekali lagi aku hanya terinspirasi dari penyakitnya buat bahan tokoh utama.
Sekian, ʚ(´◡')
๑๑๑
Artika masuk ke dalam ruangan pribadi milik dokter kim setelah lama menunggu. Seperti yng artika bilang, hari ini setelah berjam-jam menghabiskan waktu dengan bermain bersama alviano, artika pergi untuk konsultan dengan dokter.
"Assalamualaikum kak, maaf telah membuat menunggu." artika menutup pintu ruangan pelan sambil berjalan agak menunduk menuju kursi yang disediakan.
Dokter kim yang dimaksud itu terkekeh. "Bisa kamu jelaskan bukti-bukti nya?"
Artika mengangguk lantas merogoh tas selempang nya. "Seperti yang saya bilang kak, saat kecelakaan saya ber-usia sepuluh tahun. tapi saya tidak yakin karena tidak ingat. Lalu saya mendengar penjelasan lebih dari papah, ketika usia saya tiga belas tahun saya mengalami menstruasi. Setelah itu kata keluarga saya, juga mengalami penumbuhan dalam waktu cepat." Jawabnya sopan.
"Kamu dari kapan merasakan kalau kamu beda dari saudaramu?"
"Saya merasa wajah saya lebih dewasa baru dari saya usia 15 tahun ini."
Hal selanjutnya, artika melakukan tes ambil darah. Artika juga diberi buku selama dokter kim memeriksa darahnya. Di ruangan khusus.
Artika diberi buku tentang sel darah. Dari yang kebanyakan ia baca, buku itu banyak yang bertuliskan tentang leukimia. Mulai dari ciri-ciri, gejala, penyebab, hingga akhir halaman masih membahas penyakit familiar itu. Artika tak menemukan apa yang dicari.
Artika sudah mengantuk, tapi dokter kim belum keluar juga. Tak mungkin juga ia ketiduran di sini.
Artika sering lelah. Akhir-akhir ini jadwal nya memang sedikit padat. Setelah pulang sekolah artika mampir ke cafe mengurus semua yang belum dia lakukan. Mengurus kafe di dua negara tidak mudah.
Artika iri dengan lavey yang menghabiskan waktu dengan seni karya. Juga alviano yang hanya sekolah, bermain game, belajar, terkadang check rutin.
Tapi toh untuk apa disesali? Artika melakukan ini karena ia mampu. Ini juga keinginan nya sendiri agar kakeknya tak bersusah payah mengurus perusahaan dimana-mana. Sayang nya ia sedikit menyesali keputusan itu.
Tidak begitu, hanya saja artika sering merasa lelah belakangan ini. Tak se- bugar dan se-semangat dulu.
Sebelum berangkat sekolah, ia harus menutupi wajah dewasanya agar kelihatan remaja belia.
Itu juga tak mudah. Beruntung artika bisa apa saja.
Hingga dokter kim keluar dan menyuruh nya pulang karena sudah sangat malam.
°•°
Dokter Kim, atau yang disebut Kim Taehyung kembali ke dalam ruangan setelah menyuruh artika pulang.
Didalam ruangan ada satu orang yang menggunakan jas dokter menunggu kedatangan Kim Taehyung. dua orang itu beradu cek-cok untuk menjelaskan penyakit ini menurut sisi pandang masing-masing.
Semalam penuh tanpa tidur dihabiskan oleh kedua Dokter Kim itu dirumah sakit ruangan laboratorium untuk meneliti sampel darah artika.
Dan jawaban dari semua kebingungan akhirnya terjawab sekaligus membuat mereka terkejut.
Degg!!
Meskipun sudah mengetahui hal ini akan kebenaran. Tetapi tetap saja ini mengejutkan bagi pasangan ayah dan anak itu.
"Dari 4000 orang di-dunia, dia yang terpilih."
Sel darah artika mengalami perkembangan lebih cepat dari sel darah manusia pada umumnya. Dua Kim itu tak tau apa yang menyebabkan kondisi artika seperti ini. Hal ini yang membuat artika merasa lebih dewasa.
Kim Taehyung membuka surat yang dikeluarkan artika semalam. "Keluarga nya sadar pas Dia mengalami menstruasi di umur 13 tahun. Di surat ini, pendonor darahnya punya penyakit yang sama." Pernyataan itu membuat anaknya-Kim jungwoo terdiam dengan jantung berdegup kencang.
"Tapi kan yah, jelas tadi bukan karena darah pendonor faktor nya. Sel Darah pendonor nya bisa berkembang cepat di tubuh pendonor. Terus bisa gitu kalau darahnya mengalir di tubuh Artika?"
"Progeria, penyakit ini muncul pas sekitar umur 2-3 tahun. Artika sendiri? Setelah menstruasi baru keliatan dewasanya. Ayah yakin setelah 5 tahun, artika berubah jadi nenek-nenek"
"Mudahnya, artika tumbuh lebih cepat dari remaja pada umumnya." Kata Taehyung sebelum akhirnya keluar laboratorium rumah sakit.
Kata-kata terakhir ayahnya membuat Kim Jungwoo tak bisa berkata-kata. Mereka berdua belum tau apa penyebabnya.
Namun satu yang mereka yakini, bahwa semua di balik ini terdapat hikmah indah dari Tuhan yang membuat skenario untuk hambanya.
"Penuaan dini, sesuatu yang lebih buruk dari kanker sekalipun." Di situ kim Jungwoo menangis dalam diam. Tidak menyangka, orang yang adik-sepupu nya benci mengidap penyakit langkah ini.
°•°
Tok
Tok
TokArtika terbangun karena ketukan pintu. Jika itu kakak tirinya yang mengetuk dengan keras, artika akan menendang pintu sebelum dibuka. Artika mengerlingkan pandangan heran sebelum berjalan menuju pintu.
Namun ia yakin tak salah melihat. Orang yang didepan nya juga tampak heran sekaligus girang.
"Kok lo balik sih zell? Kangen gua njemm"
Dia... Andini claretta
Artika yang masih linglung mendoring dini menjauh dari badanya. Ia mengedarkan pandangan, lalu tersadar.
"Gak lah, gua cuma kangen apartemen aja" Jawab artika masuk kedalam lagi.
"Gak apanya?" Tanya Dini mengikuti langkah Artika.
"ya gua gak balik menetap"
"Oh" Dini duduk di sofa dengan menyetel siaran TV. Sedang artika masih lanjut berjalan sampai dapur.
Artika menjelajah isi kulkas, semua masih ada. Dari botol air minum, cookies, yogurt, telur, es batu dan bahan cake. Artika tak yakin semua bisa dikonsumsi setelah ia lama meninggal kan apart. Namun seperti nya, air putih dan yogurt masih bisa.
Artika ingin memasak, tapi mager. Ia juga tak punya bahan masakan selain mie instan di sini. Artika mengehela nafas lantas keluar dari dapur.
"Gue mau makan di kamar nya lavey" Ucapnya ke dini sambil masuk ke dalam kamar mandi untuk sekedar sikat gigi dan cuci muka, lalu keluar kamar di ikuti dini disamping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hated | nct dream
FanfictionKasih sayang yang tertutup oleh kelabu tebal, Meninggalkan ego yang besar disana. Bahkan cahaya kasih itu sangatlah remang dan redup. gadis itu tak keberatan dengan segala hinaan yang terlontar untuk dirinya. Diam, itu satu-satunya hal dan cara yang...