TWO

25 17 1
                                    

   Sinar matahari masuk melewati jendela rumah sakit membangunkan seorang gadis kecil nan cantik itu.Dia membuka matanya dan menatap ke sekeliling sudut yang sekarang matahari sudah benar-benar masuk ke dalam ruang rawatnya.

   Reyna terduduk dan masih setengah sadar,hingga seorang suster datang membawa nampan berisi bubur dan minuman.

"Hai adek Reyna,sarapan dulu ya"Reyna mengangguk lalu memakan buburnya walaupun hanya beberapa suap.

   Setelah selesai sarapan,Reyna kembaki diam.Orang tuanya sekarang sedang dihubungi begitu kakek dan neneknya,mereka semua akan datang kesini.

   Reyna terus menatap kearah jendela sampai ia tidak ada sadar ada seorang anak laki-laki tampan tengah menatapnya didekat pintu.Setelah menatap cukup lama dan Reyna belum juga sadar,anak laki-laki tersebut menghampuri Reyna.

"Hai"sapanya dengan canggung dan Reyna yang terkejut lantas menolah ke belakang.Reyna cukup terdiam melihatnya.

"Maafin papah aku ya"

Reyna lagi-lagi masih terdiam.

"Siapa nama kamu?"tanyanya

"Aku Reyna.Kamu siapa?"tanya Reyna balik.

"Aku Nata.Kamu mau kan jadi teman baru aku?"Reyna mengangguk.

   Mereka sangat akrab walaupun mereka baru saja bertemu.Saat lagi seru-serunya bermain,orang tua Reyna datang diikuti kakek dan neneknya dan langsung memeluk Reyna.Di pintu tampak ada seorang dokter yang sudah dianggap kakak laki-lakinya oleh Reyna dan juga ada orang tua Nata.

"Nenek Kakek"panggil Reyna senang dan memeluk mereka.

"Cucu nenek gak papa kan?"

Reyna mengangguk. "Nenek,tadi Reyna udah main sama Nata,seru banget.Apalagi kalau ada Kak Ray pasti lebih seru"Reyna yang tadinya sangat senang akan kehadiran mereka,berubah menjadi sedih kala mengingat kakaknya.

"Cucu kakek jangan sedih gini,Kalau Reyna sedih kakek jafi ikut sedih"Kakeknya berusaha untuk membuat Reyna senang kembali.

"Kakek,Reyna mau ketemu sama kakak"rengeknya.

"Reyna sayang,kakak baik-baik aja kok.Kamu tenang ya"ucap Lia.

"Mamah sama papah jahat"

"Mamah sama papah gak jahat sayang"Lia berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya yang sudah berada dipelupuk matanya.

"Enggak,mamah sama papah itu jahat.Kalau enggak jahat mungkin kakak sakit"

"Sayang"ucap Wijaya.

"Maafin mamah sama papah ya"Reyna menggeleng.

"Reyna,kamu jangan nangis"ucap Nata dengan senyumannya.

"Nenek,Rey gak mau mamah sama papah.Mereka jahat sama kakak"

"Mamah gak jahat sayang"ujar Lia.

"MAMAH BOHONG"teriak Reyna,matanya mulai berkaca-kaca.Lia yang melihat anaknya akan menangis lantas ia langsung memeluk anaknya.

"Jangan nangis"

"Aku gak suka mamah sama papah"Air matanya berhasil lolos turun ke pipi lembut milik Reyna.

   Detik berikutnya tangisnya mulai pecah dan saat itu juga Reyna memegang dadanya.

"Mam...mah...Rey...sus...sah...nafas"

   Semua panik begitupun Dokter Adhka yang langsung berlari mendekat ke arah Reyna.Reyna dibaringkan di ranjang dan di melakukan pemeriksaan.Semua orang menunggu diluar,Nata sejak tadi terus mengintip kedalam karena ia juga takut.

NataNaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang