Sani tengah berada disekolah setelah sebelumnya ia ditelpon oleh pihak sekolah juga oleh anak sulungnya untuk datang ke sekolah.Dengan rasa penasaran ia pergi kesekolah tanpa berpikir dua kali dengan pekerjaannya yang banyak.
Saat ini tepat didepannya,tengah ada dua guru BK dan seorang kepala sekolah juga ada orang tua murid lainnya bersama anak perempuannya yang tengah menunduk sejak tadi.
Nata dan satu orang cewek bernama Vanya yang tadi sempat menahan aksi Wedia,tengah duduk disebelah Sani sebagai Saksi.
"Maaf pak sebelumnya,sebenarnya ini ada apa?Kenapa suasananya tegang seperti ini"tanya Sani yang bingung dengan suasana sekarang.
Seorang guru BK mengeluarkan sebuah pisau yang terdapat bercak darah dari laci mejanya.Sani sampai-sampai bergidik melihatnya.
"Begini bu,kami mendapat laporan bahwa disekolah kami ada kasus penyerangan yang dilakukan oleh Wedia saat jam pelajaran sedang berlangsung"jelas guru BK sambil menatap kearah Wedia yang sejak tadi menunduk.
"Dan yang menjadi korban disini adalah anak ibu sendiri"lanjut guru BK sambil menunjuk Sani.
"Anak saya yang mana pak?"tanya Sani.
"Anak ibu yang bernama Reyna"Sani terkejut mendengar anaknya sampai-sampai ia menutup mulutnya saking kagetnya.
"Benarkah?"guru BK mengangguk yang disetujui oleh guru lainnya.
Sani menatap kearah sebuah keluarga yang sedang merasa bersalah atas tindakan anaknya.
"lbu bisa bertanya kepada para saksi saat melihat kejadian tersebut.Vanya coba jelaskan"Vanya menggangguk dan tersenyum miring kearah Wedia yang menggelengkan kepalanya kearah Vanya untuk tidak diberitahu.
"Saat jam pelajaran sedang berlangsung,Vanya izin ke toilet.Tapi saat baru saja masuk kedalam toilet,saya tidak sengaja mendengar seseoramg tengah berteriak.Dengan rasa penasaran,Vanya mencari sumber suara tersebut dan melihat Reyna yang sudah terduduk dilantai toilet dengan tangan kiri yang mengeluarkan darah.Didepan Reyna tampak seorang cewek tengah berdiri sambil memegang pisau yang berlumuran darah.Dan lebih terkejutnya lagi pelakunya adalah Wedia"Vanya sekilas menatap kearah Wedia.
"Dia sudah bersiap mengancang-ngancangkan pisau tepat kearah perut Reyna,namun saya dengan cepat menahan tangannya"
"STOPP,HENTIKAN ITU"teriak ibu Wedia histeris sambil berdiri.
"Anak saya tidak mungkin melakukan itu,mungkin dia hanya mengarang.HANYA MENGARANG"
"Mohon untuk tenang"
"Kalau ibu sendiri tidak percaya,tanya saja ke Nata dan siswa lainnya"ujar Vanya dan kembali duduk.
Ibu Wedia tampak menatap Nata dengan memelas mencoba untuk memberitahu Nata bahwa semua ini hanya kebetulan semata.
Nata menghela nafas dan berdiri. "Wedia memang benar pelakunya"
Kalimat tersebut membuat ibu Wedia seakan mati rasa mendengarnya.la tidak percaya dengan ini,Nata yang selalu diam sekarang malah mengeluarkan semua kesalahan anaknya.
"Saya juga mendapat laporan dari teman-teman saya kalau Reyna diserang oleh Wedia dan saya juga yang membawanya ke UKS.Bu Devi yang telah mengobati tangannya"
"Penjelasan sudah jelas,para saksi sudah memberitahu rinci kejadian ini.Saya dengan pak kepala sekolah dan beberapa guru lainnya telah menyatakan bahwa Wedia di skors selama sebulan"ujar guru BK dan menyelesaikan kejadian ini.
Sani sudah menangis sejak tadi dan Vanya mencoba menenangkannya.Sedangkan Wedia susah ditarik keluar oleh ayahnya sehingga banyak murid-murid yang melihatnya dan membisikkan sesuatu tentangnya.
"Bagus,dah gak ada cewek murahan lagi disini walaupun sebulan"
"Kalau gue jadi Wedia harusnya gue malu sama Nata.Mana katanya mau dijodohkan lagi sama Nata"
"Kalau gue sih lebih milih dikeluarkan saja dari sekolah"
KAMU SEDANG MEMBACA
NataNa
Teen FictionRayna dan Reyna adalah anak kembar yang membuat orang tuanya sangat bahagia. Orang tuanya tak pernah marah sama sekali kepada mereka.namun suatu hari dimana sang kakak tak sengaja membuat kesalahan yang membuat orang tuanya sangat marah dan emosi.Ra...