Thirteen

9 7 0
                                    

"Mamah"panggil Reyna dengan tangisnya.

"lya sayang,ada apa?kenapa nangis?"tanya Sani panik.

"Panas"jawab Reyna disela tangisnya.Sejak tadi Reyna terus menangis.Sani tidak tau harus apa,dokter sudah memberinya obat namun panasnya belum juga turun.Hari ini sudah 2 hari Reyna dirawat dirumah sakit.

Air matanya berhasil lolos keluar,ia bingung harus bagaimana.la tidak tega kalau melihat anaknya sakit.

Tanpa pikir panjang lagi,Sani menekan tombol rumah sakit.

Tak menunggu waktu lama,beberapa dokter datang dengan suster dan langsung memeriksa keadaan Reyna yang sejak tadi menangis.

Dokter bernama Rian berusaha untuk menenangkan Reyna namun Reyna tetap menangis.Hingga ia diberikan suntikan untuk menenangkannya.Sani membalikkan badannya saat anaknya akan disuntik.la tak kuasa menahan air matanya yang sejak tadi keluar.

Drtt...Drtt...

Sani mengangkat telpon dari seseorang,yang tak lain Bima.

"Halo"

"..."

"Belum,panas lagi"

"..."

"lya"

Sani menutup panggilan tersebut dan kembali melihat anaknya yang sudah tenang.Hingga Dokter Rian menghampirinya.

"Pasien sudah diberi suntikan penenang.Jika pasien mengalami panas tinggi lagi,harap segera memanggil saya"

"Baik dok,terimakasih"

"Sama-sama,saya permisi dulu

.....

Ceklek

Pintu ruangan dibuka oleh seorang dokter wanita cantik dan tersenyum mengarah ke Reyna yang masih tidur.Dia berjalan menghampiri Reyna dengan membawa sebuket bunga dan buah-buahan juga beberapa obat untuk Reyna.

Dokter tersebut menyimpan buket dan buahnya diatas meja dekat ranjang,lalu ia mengelus rambut Reyna dengan sayang.

"Kita periksa sekarang ya"

Dr.Niana Frazeya

Tertera namanya di nametagnya yang berada diatas saku blazer rumah sakitnya.

Sekitar 20 menit,Dokter Niana sudah menyelesaikan pemeriksaannya dan ia kembali mengusap rambutnya.

"Kamu kemana aja selama ini?Kasian Nata terus menunggumu"ucapnya sambil membawa nama Nata.la kembali mengalih pandangannya kepada sebuah gelang yang dipakai oleh Reyna.

"Kamu masih setia memakai gelang pemberian darinya"

"Tapi kamu tidak tau kalau kakak kamu masih hidup,yang kamu tau dia sudah meninggal"

"Eugh..."Reyna terbangun dengan elusan lembut dikepalanya yang membuatnya terganggu.Dokter Niana dengan cepat berbalik dan keluar dari ruangan.

"Mamah"panggil Reyna.

"Sayang"panggil Sani yang berada didekat pintu.Reyna menengok keasal suara dan menemukan Sani dengan senyumannya.

"Mamah,Rey lapar"

"Mamah suapin ya"Reyna mengangguk.

Reyna masih anteng dengan kartun yang sedang ditontonnya di tv juga sarapannya yang di suapi oleh Sani.Reyna merasa kenyang karena ia sudah makan banyak.

"Mamah,Rey udah kenyang"Sani menyimpan bubur tersebut dan mengalih mengambil sebotol minum.

"Minum dulu sayang"Reyna menerimanya dan langsung meminumnya hingga setengah.

NataNaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang