Fifteen

6 7 1
                                    

Reyna berjalan beriringan dengan Sofian karena hari ini ia berangkat dengannya.Sejak tadi ia fokus dengan hpnya hingga ia tidak tau bahwa ada yang memanggilnya sejak tadi.

"Woy Rey,ada yang manggil lo tuh"kesal Sofian.

"Siapa?"tanya Reyna namun masih menatap kearah hpnya yang menampilkan para bias-biasnya.

"Lo lihat aja"

"REYNAAA"

"Nah kan ada yang manggil lo"

Reyna menatap kearah belakang dan disana ada Jena yang tengah berlari kearahanya dengan wajah kesalnya.

"Lo bener-bener ya,gue suruh tunggu lo malah gak denger gue"kesal Jena.

"Hm,maafin gue ya.Habisnya seru kalo pagi-pagi liat Oppa-Oppa tampan"ujar Reyna dengan antusias.

"Rey,gue duluan"Sofian melambaikan tangannya dan dibalas oleh Reyna.

"Siapa tuh?cakep juga"

"Kenapa?lo suka?"Jena hanya cengegesan dan mengangguk.

"Ntar gue jodohin ya"

"Kapan?"

"Ya entar"

"Ck,gue kira sekarang.Eh kita ke perpustakaan yuk,masih pagi banget nih kalau ke kelas,pasti masih sepi"

Reyna tampak berpikir dengan ajakan Jena,namun ia menyetujui ajakan tersebut dan berjalan kearah perpustakaan.

Mereka baru saja tiba diperpustakan dan tampak masih sepi hanya ada petugas penjaga perpustakaan saja disana.

"Assalammualaikum bu"

"Wa'alaikum salam,oh Jena Reyna.Kamu mau ngapain kesini?"tanya bu Dela seraya membetulkan buku-buku yang ada diperpustakaan.

"Mau baca buku bu,soalnya kalau ke kelas masih sepi"jawab Jena.

"Oh yaudah kalian langsung baca ya,jangan lupa isi dulu dibuku kedatangannya"

"Baik bu"Jena dan Reyna lantas mengisi buku khusus bagi murid yang datang ke perpustakaan tersebut.Setelahnya mereka langsung memilih buku.

"Eh Rey,lo tau gak kakel yang itu?"bisik Jena dibalik rak-rak buku sambil menunjuk seorang gadis yang tengah membaca buku.

Reyna yang sedang memilih-milih buku lantas mendekati Jena dan melihat kearah yang ditunjuk temannya itu. "Gue gak tau emang siapa?"

"Gue denger sih,dia itu yang mau dijodohin sama kak Nata"

"Serius?"tanya Reyna tak percaya sambil kembali menatap Jena.

Jena mengangguk. "Kalau gak salah namanya Wedia kelas 12 ipa 1.Katanya ia mau dijodohkan sama Kak Nata dan berita itu gue udah tau sejak dulu dari kakak gue"

"Kakak lo sekolah disini?"

"Dulu sih,sekarang udah alumni.Dia tau berita itu pas Kak Nata baru kelas 10 dan kakak gue pas kelas 12"

"Kok bisa tersebar luas sih berita itu"

"Kak Wedia yang bilang ke semua orang dan lebuh gilanya lagi,ia memasang pengumaman berita tersebut ke papan mading.Bahkan waktu itu,Kak Wedia selalu dibully sama kakak kelas karena terlalu norak"

"Reyna Jena,kalian lagi bicarain apa?"tanya Bu Dela menginterupsi kala melihat anak-anaknya sedang berbisik.Jena maupun Reyna terkesiap dan kembali memilih-milih buku.

"Gak bicarain apa-apa kok bu"jawab Reyna dan kembali memilih buku.

Sedangkan gadis yang bernama Wedia tersebut menatap wajah dua adik kelasnya yang tadi ditegur oleh Bu Dela.la tersenyum miring menatap mereka karena telah membicarakannya.la pikir ia tidak mendengar pembicaraan mereka.

...

Reyna berjalan seorang diri menuju kamar mandi ditengah kesunyian sekolah karena murid-murid lain tengah belajar.la masuk kedalam toilet tersebut yang ternhata sepi juga.

3 menit sudah,Reyna akhirnya keluar dari kamar mandi dan ingin mencuci tangannya diwastafel.Namun baru saja ia membuka pintu,ia dikejutkan oleh seseorang yang mendorongnya ke tembok demgan cukup kuat.

Seorang perempuan tengah menatapnya tajam yang hanya berjarak beberapa centi.Reyna menatap lekat-lekat perempuan yang ada didepannya,hingga pikirannya kembali ke masa saat ia berada di lift bersama Nata dan seorang perempuan yang marah kearahnya karena digendong oleh Nata.

"Lo kan yang bicarain gue diperpustakaan?"

"E..enggak kok"

"BOHONG LO"

"Lo itu udah rebut Nata dari gue.Asal lo tau Nata milik gue BUKAN MILIK LO"Wedia lantas menampar pipi Reyna yang menimbulkan merah dan perih.

"BERANI LAGI LO REBUTAN NATA DARI GUE,GUE AKAN BUAT LO SENGSARA SELAMANYA"tanpa disadari Wedia sudah mengangkat tangannya yang ada sebuah pisau kecil bersiap untuk melukai Reyna.Dengan rasa amarah yang membeludak ia menggores tangan Reyna yang membuat Reyna meringis kesakitan.

Sedangkan Wedia tampak senang dan tertawa layaknya seperti orang gila.Karena rasanya bekum kurang untuk memberi pelajaran ke Reyna,ia bersiap akan menancapkan pisau tersebut ke perut Reyna.

"AKHHHHH"Reyna berteriak dengan sangat kencang sambil menutup wajahnya.Namun ia tidak merasakan apapun diperutnya.

Ia lantas sedikit membuka matanya dan melihat seseorang yang tengah menahan tangan Wedia.

Huftt...akhirnya bisa up hari ini.Maaf ya jarang up lagi soalnya gak tau mau gimana lagi ceritanya.

Jangan lupa pada vote ya.

Selamat menjalankan ibadah puasa,tetap semangat puasanya ya.

NataNaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang