Sejauh ini mood Cecillia masih dalam keadaan bagus. Walaupun tadinya ia pergi dengan langkah berat dan terpaksa harus rela meninggalkan adik kesayangannya sendiri di kediaman sang Ayah yang terkenal tempramental, syukur ia bisa menahan diri. Mudah-mudah bibi bisa menjaga Caroline hingga tiba saatnya ia kembali.
Gadis yang memiliki nama panggilan akrab berupa Ella ini merupakan seseorang yang berpendirian teguh. Namun, itu semua akan sirna dipatahkan ketika dimana ia dihadapkan dengan kejadian genting yang mendesaknya untuk ikut alur yang berlawanan dengan kehendak gadis itu.
Selalu menjadi robot kontrol dari sang Ayah, dengan iming-iming tidak akan berlaku kasar pada adik satu-satunya mampu membuat Ella selalu mengangguk patuh dan mengiyakan segala macam perintah serta kemauan dari lelaki paruh baya itu. Tanpa cela dan tanpa hambatan. Sebuah syarat yang harus ia laksanakan ketika mendapat sebuah titahan.
-Ella tidak boleh tidak berhasil-
Seperti halnya saat ini, ia harus berdiam diri di perpustakaan istana untuk menelisik ulang buku-buku pedoman mengenai tata krama sebagai anggota keluarga kerajaan, mempelajari riwayat dan sejarah masa peradaban eropa kuno, menguasai hal-hal dasar tentang ekonomi dan politik monarki, menghapal denah tiap sudut bangunan istana dan hal-hal lain yang harus putri bangsawan kuasai.
Namun yang Ella tidak habis pikir adalah menguasai, menghapal, mengetahui semua rentetan informasi dalam satu malam sebelum hari esok adalah suatu hal yang sangat sulit mendekati mustahil. Ayahnya menuntut skor yang tinggi.
Ella memang akan mewarisi kedudukan sang Ayah sebagai keturunan Duke/Duchess jika misalnya tidak dapat menikah dengan raja/pangeran kerajaan. Hingga menjadikannya harus paham seluk beluk mengenai kehidupan pemerintahan dalam sebuah monarki.
Namun melebih-lebihkan semuanya dimana harus tahu ini dan itu ditambah dengan waktu belajar sesingkat sekarang bukanlah cara yang terbilang efektif. Cenderung untuk wajar pun sangat jauh.
Namun apa daya. Kenyataannya Ella telah duduk diam diatas kursi rotan dikelilingi beberapa buku-buku tebal bersama pelayan barunya, Luna yang sedang terlelap nyenyak ditempat berbau kertas yang hanya berisi mereka berdua.
Karena tidak ada orang seperti Ella yang masih memikirkan buku-buku memuakkan dibanding dengan perawatan kecantikan. Terlebih spesial untuk malam ini.
Ah ya soal tadi. Luna bukannya kurang ajar, namun Ella yang meminta sendiri jika ingin istirahat, makan, minum atau apapun yang gadis itu ingin lakukan maka ijin saja kepada Ella dan ia akan memperbolehkannya tanpa sungkan.
Sehingga pemandangan utama gadis berponi itu hanya dua. Jika menunduk maka akan bersitatap dengan macam-macam kalimat memusingkan. Sedangkan jika mendongak, penampakan seseorang tengah terlelap plus mulut terbukanya menjadi objek dominan yang merebut perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crowns For Nine Princesses
FantasyKisah ini berawal ketika Kerajaan Abraham yang memimpin kedaulatan wilayah bagian timur membuat pengumuman gempar secara tiba-tiba. Inti dari pengumuman tersebut adalah titah pelaksanaan sayembara untuk mencari pendamping kesembilan pangeran Abraham...