Dua gadis sedang berjalan beriringan menuju bilik kamar mereka. Kendati walaupun terpaut usia 3 tahun, yang termuda tidak pernah merasa canggung ketika mengobrol dengan gadis lebih tua darinya. Ia pintar membawa obrolan, dan yang termuda sangat suka mendengarkan cerita seseorang, terlebih lelucon yang dilontarkan oleh gadis tersebut.
Lantas saat mereka sampai dan membuka pintu, penampakan paling mencolok adalah sebuah gundukan besar dalam bungkusan selimut hangat. Tidak ada rasa takut, mereka kompak menebak yang pasti itu merupakan badan teman sekamar yang lain. Yang pergi entah kemana, lalu kembali tanpa bilang-bilang dahulu.
Kelihatannya posisis dia begitu nyaman. Santai dalam tidurnya tanpa memikirkan berbagai macam kekhawatiran dari teman-teman lain dibawah sana.
"Airine kau habis darimana saja? Tidak makan?" tanya Jean yang sudah kembali dari acara penyambutan.
Airine yang ditanya sigap menurunkan selimutnya sebatas perut. Hanya membalas dengan gelengan. Bahkan gadis itu belum mengganti gaun yang digunakan saat pesta. Jean pikir apa Airine tidak merasa risih menggunakan gaun berenda yang repot seperti itu?
"Kak Airine ingin diambilkan makan? Aku akan memanggil Zora-pelayan Yolanda-untuk dimintai tolong mengambil makanan di dapur." sahut Yolanda yang tengah mempersiapkan bantal dan segala antek-anteknya untuk tidur.
"It's okay Yolanda, aku tidak lapar. Hanya mengantuk." Yolanda hanya mengangguk mengiyakan, walaupun itu percuma sebab Airine tidak dapat melihat dikarenakan matanya yang terpejam.
"Baiklah, tunggu 30 menit untuk kami mengganti pakaian ya. Baru setelahnya akan kumatikan lampu." ujar Jean yang tidak dibalas apa-apa. Tidak masalah juga sih, ia hanya sekedar mengintrupsi tanpa ingin dijawab balik.
"Kak Jean, ujiannya jam berapa besok?"
Jean hanya mengedikkan bahu tak tahu, "Entahlah, tidak usah dipikirkan. Habis ini istirahat saja oke, apa kau tidak lelah? Jika besok ada kesempatan, kita kerja sama saja. Haha..."
Yolanda hanya terkekeh, ia berucap "Kata Zora tadi, besok adalah hari terakhir memakai gaun kepunyaan. Hari-hari selanjutnya para putri akan dikenakan gaun khusus pilihan kerajaan."
"Begitu kah? Woah! Aku tidak sabar seperti apa gaun pilihan Raja dan Ratu." antusias Jean,
Tidak tau saja dia fakta sebenarnya.
"Kalau begitu, besok akan kupakai simpanan gaun paling indahku! Kesempatan terakhir sebaiknya tidak sepantasnya disia-siakan bukan, betul Yolanda?!" seru Jean dengan gelora yang membara.
Gadis termuda dikamar nomor 88 itu hanya menggangguk lucu diiringin mata yang berbinar cerah, mirip layaknya anak anjing yang penurut. Ah, Jean jadi gemas.
"Hei gadis bermata kucing! Bisakah kau tidak teriak-teriak." celetuk Airine.
"Siapa yang kau maksud? Aku kah? I'm sorry!" dia yang bertanya, dia juga yang menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crowns For Nine Princesses
FantasyKisah ini berawal ketika Kerajaan Abraham yang memimpin kedaulatan wilayah bagian timur membuat pengumuman gempar secara tiba-tiba. Inti dari pengumuman tersebut adalah titah pelaksanaan sayembara untuk mencari pendamping kesembilan pangeran Abraham...