-Happy Reading🌷-
Theresia seperti dikejar oleh waktu. Saat ini, tungkainya melangkah terburu-buru menuju ruangan penilaian babak kedua. Jangan tanya mengapa ia bisa terlambat, gadis itu dengan bodohnya malah ketiduran meskipun telah dibangunkan beberapa kali oleh Cecillia, Sophia, bahkan Eggy, pelayannya sendiri.
Gadis itu seakan memiliki kepala batu, malah menganggap enteng dan memilih lautan kapuk dibandingkan harus siap-siap untuk ia sendiri dan juga gaunnya. Setengah mati selama beberapa hari, Theresia dikacaukan jadwal tidurnya karena lomba menghias busana ini. Ia butuh aksi balas dendam untuk mengambil jatah tidur yang lebih lama. Akan tetapi, akibatnya malah berimbas pada pengurangan poin jikalau gadis itu benar-benar terlambat ketika sampai disana.
"Ayo! Kita harus lari!" seru Theresia,
Ia bersama Eggy dan juga seorang pelayan laki-laki melangkah sedikit cepat untuk memanfaatkan waktu yang tersisa. Namun apa daya, seperti peribahasa 'sudah jatuh, tertimpa tangga pula', gadis itu malah diberi petaka pada pagi hari seperti ini.
Kejadiannya terlampau cepat, otaknya bahkan belum sempat mencerna kejadian apa yang barusan terjadi. Gendang telinganya menangkap gelombang suara dari oknum yang tak dikenal sedang sibuk-sibuknya mengulang kata 'maaf' belasan kali.
Kesadarannya perlahan naik, ia mengamati dengan cermat bagaimana sosok itu mengekspresikan rasa bersalah yang teramat jelas dari raut wajahnya.
Gaun merahnya jatuh menyentuh lantai marmer. Kepingan kristal bening itu terpecah belah, kalung permata yang seharusnya berfungsi sebagai nilai plus untuk gaunnya malah rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Kain sutera yang semulanya berkilau malah meninggalkan bekas debu lantai. Sedikit cairan coklat yang berasal dari minuman orang itu secara tak sengaja telah menumpahi gaunnya. Gaunnya hanya memperlihatkan pita besar dan lipatan berbentuk mawar sebagai kunci utamanya, ia tidak terlalu handal memasang payet sehingga hanya menambahkan gantungan pada bagian pundak saja.
Rencana awal gadis itu adalah menjadikan kalung permata tersebut bisa menambah kesan luxury pada gaunnya. Namun apa daya, nasi sudah menjadi bubur. Waktu tersisa sangat sedikit dan ia tidak mampu jika harus membuat kalung yang baru.
"Maafkan saya Nona, saya benar-benar minta maaf. Saya tidak sengaja, saya mengaku salah, mohon berikan saya pengampunan!" ucap wanita itu seraya bertekuk lutut, memohon ampun yang sebesar-besarnya. Dilihat dari perawakannya, orang ini juga berprofesi sama seperti Eggy.
Theresia tidak membalas, ia hanya terdiam gagu bingung ingin mengungkapkan apa. Gadis itu sungkan untuk marah apabila yang berhadapan didepannya sama-sama perempuan. Ia tidak setega itu.
Kronologi lengkap kejadian ini adalah dimana mereka bertiga lari terburu-buru untuk pergi ke bangunan yang bersebelahan dengan asrama para Lady. Ruangan dalam bangunan itulah yang akan menjadi tempat penilaian lomba hias busana. Ruangan yang sama dengan tempat saat 270 peserta melaksanakan tes pengetahuan beberapa hari lalu. Diwaktu yang berbarengan dari arah belokan kiri, seorang wanita membawa nampan berisi kue kering dan minuman hangat yang diasumsikan sebagai susu coklat. Theresia tidak peduli untuk siapa wanita ini membawakan makanan dan minuman itu, namun yang pasti dan tak bisa ia sangkal sama sekali. Gaunnya jadi kotor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crowns For Nine Princesses
FantasyKisah ini berawal ketika Kerajaan Abraham yang memimpin kedaulatan wilayah bagian timur membuat pengumuman gempar secara tiba-tiba. Inti dari pengumuman tersebut adalah titah pelaksanaan sayembara untuk mencari pendamping kesembilan pangeran Abraham...