16 : Bermain Licik

647 97 5
                                    

-Happy Reading🌷-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading🌷-

4 hari sebelum penilaian lomba

Jean mengetuk-ngetukkan pensilnya pada meja kaca didepannya. Berupaya menghilangkan rasa bosan akibat menunggu seseorang yang sudah lama ia nanti-nanti.

"Mana sih Karin dan wanita itu..." celotehnya pada diri sendiri.

Selang menghabiskan waktu selama kurang lebih 10 menit, akhirnya dua orang yang ditunggu-tunggu telah tiba.

"Maaf Nona Jean, butik Nyonya Melisha terlalu ramai. Dia punya banyak pelanggan yang harus dilayani, aku tidak bisa menyerobot antrian." jelas Karin diiringi napas terengah-engah. Bahkan Jean sendiri belum meminta klarifikasi, untunglah pelayannya itu cepat tanggap.

"Tidak apa-apa. Nyonya Melisha silakan duduk." ujar Jean untuk mempersilakan tamunya.

Si empunya nama juga tanpa berbasa-basi turut mengikuti kliennya untuk duduk. Benar, Jean adalah kliennya. "Saya langsung saja ya ke intinya. Tolong hiaskan gaunku secantik mungkin, semodis mungkin, dan seluar biasa mungkin. Sampai-sampai, gaun tersebut bisa membantuku untuk lolos seleksi sayembara tahap dua. Anda mengerti?"

Mendengar ucapan Jean, sontak Karin yang mendengar hal tersebut tidak dapat menahan untuk tidak melebarkan matanya. Melempar tatapan tak percaya pada majikannya. Apa gadis itu berniat curang?

"Mohon maaf Nona Jean, tapi apa hal ini tidak beresiko untuk Anda sendiri? Kalau ketahuan, Anda bisa dikeluarkan secara tidak terhormat Nona,"

"Tenang saja, saya telah memikirkannya matang-matang. Dalam poin-poin peraturan seleksi kedua, mereka tidak melarang peserta untuk dihiaskan bajunya langsung oleh orang ketiga atau desainer sendiri. Mereka hanya menghimbau agar peserta tidak melakukan bimbingan atau les dengan seseorang yang ahli dibidang fashion. Jadi, hal apa yang perlu ditakutkan. Kalau memang hal ini salah, yang patut disalahkan lebih dulu adalah pihak penyelenggara sayembara. Sebab kurang informatif dalam menyebarkan arahan dalam surat peraturan. Benarkan Nyonya? Saya tidak masalah dengan harga jasanya, yang penting tolong pastikan peringkatku kelak dapat terjamin."

"Baiklah, saya terima kerjasama dari Nona. Namun, kita harus membuat kesepakatan terlebih dahulu. Manakala nantinya, suatu kesialan benar-benar mendatangi Anda, saya tidak akan dikaitkan/dihubungkan/disebut-sebut saat sidang penentuan penalti. Saya tahu ini keterlibatan antara kita berdua, namun saya juga harus memikirkan nasib butik dan rintisan karir saya selama ini. Saya tidak tahu apakah ini termasuk bisnis atau permainan. Akan tetapi yang pasti, saya mau posisi saya tetap aman. Apa Anda bersedia?" ungkap Nyonya Melisha selaku desainer yang akan membantu kelancaran misi Jean yang kedua.

"Deal!" serunya seraya menampilkan gummy smile andalannya.

Jean sepenuhnya percaya pada wanita berumur 48 tahun tersebut. Wanita ini telah lama menjadi kenalan ibunya, oleh sebab itu Jean tanpa bertele-tele langsung mengungkapkan tujuannya mengapa mengundang Nyonya Melisha kemari. Beliau bukan bangsawan, namun masuk dalam golongan desainer sukses yang berhasil membuka banyak cabang, baik di wilayah kerajaan sendiri maupun dalam ranah kekaisaran. Jam terbang orang ini sudah tinggi, namun beliau terkenal tidak sombong dan punya hubungan baik jika menyangkut tali pertemanan. Oleh karena itu, meskipun ia sudah terkenal akan brand besar yang beredar di pasaran, namun wanita ini masih menyempatkan untuk hadir dalam acara minum teh berkedok bisnis rahasia dari Jean.

Crowns For Nine PrincessesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang