21 : Kunjungan Tanpa Sanjungan

1.1K 137 56
                                    

-Happy Reading🌷-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading🌷-

Cecillia berencana untuk istirahat sejenak dari latihan memanahnya. Mungkin sejam dua jam? Yang pasti gadis itu akan kembali ke lapangan lagi bergabung dengan peserta yang lain.

Moodnya kini sedikit tidak baik, maka dari itu ia butuh waktu menyendiri untuk memperbaiki perasaannya.

Beberapa saat yang lalu, gadis itu baru saja menerima sebuah surat dari sang ayah 'tersayang' yang berisikan isi bahwa beliau dan juga adiknya, Caroline, akan datang pada perlombaan babak ketiga lusa nanti. Jelas saja Cecillia tahu, ayahnya bukan datang untuk menonton apalagi mendukungnya. Lebih tepatnya, pria itu berniat mengancam.

Peringkatnya pada perlombaan hias busana kemarin turun ke posisi empat. Sudah ia bilang kan? Tuan Aldrich benci kalau Cecillia tidak berhasil. Dan ketidakberhasilannya itu berupa ketidakmampuannya mempertahankan juara pertama. Ayahnya sangat tidak suka, jika ia tidak mendapat nomor satu.

Begitu tidak suka.

Laju derapnya tengah menuju suatu tempat yang tampaknya sudah tidak asing bagi si gadis blonde.

Ia membuka knock pintu. Memicingkan mata sekadar untuk menyelidik tentang kondisi ruangan yang baru ia masukki sepersekon detik yang lalu. Langkahnya kembali ia lanjutkan untuk menyusuri dimana buku bidang olahraga sedang bersemayam.

Keadaan perpustakaan lagi-lagi sepi. Entah Cecillia yang aneh karena suka sekali mengunjungi area ini atau kebetulan saja saat-saat dimana ia datang, perpustakaan sedang tidak diminati orang lain untuk berkunjung?

Ia berjalan-jalan seraya melabuhkan matanya pada keterangan almari buku untuk melihat dimana letak topik-topik seputar olahraga panahan berada.

Theresia, Rosaline, dan Jolanka, meskipun ketiganya telah melalui bimbingan bersama Cecillia. Namun, ia tahu. Mereka sampai kini belum juga hafal diluar kepala tentang urutan teknik panahan. Padahal hal tersebut sama pentingnya dengan taktik menembakkan anak panah. Jika tidak tahu urutan teknik panahan, maka akan memicu hambatan pada sang pemanah.

Oleh karena itu, Cecillia berniat meneliti beberapa buku untuk mengambil kutipan atau bacaan yang sekiranya bagus dan mudah dipahami untuk teman-temannya. Sepengetahuannya, disini terdapat mesin printer yang sekaligus bisa digunakan untuk fotocopy.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit untuk mencari, buku yang ia mau pun diketemukan. Gadis itu kemudian melangkah menuju sepaket meja dan kursi yang dikhususkan bagi pengunjung perpustakaan untuk melaksanakan kegiatan literasi. Cecillia menandai beberapa lembar halaman yang dirasa mudah untuk dipahami juga dihafal nantinya.

Lagi asik-asiknya membaca, tertangkap dalam gendang telinga gadis itu bahwa barusan terdapat bunyi tarikkan kursi yang searah jarak pandang dengannya. Ia mendongakkan kepala untuk melihat siapa pelaku yang duduk dihadapannya.

Crowns For Nine PrincessesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang