18 : Tukar Peringkat

907 142 43
                                    

-Happy Reading 🌷-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading 🌷-

Seperti kebetulan yang tidak direncanakan, para Lady kompak saling menggandengkan tangan seraya menunggu pengumuman tiga kandidat peraih peringkat satu. Ruangan tersebut seketika diisi oleh atmosfer tegang dan sepi. Bahkan, detakan jam dindingpun bisa tertangkap oleh gendang telinga para manusia didalam ruangan.

"Orang pertama, Lady Jolanka Yakorina Ainsley! Silakan maju ke depan." seru permaisuri,

Semua orang sontak bertepuk tangan. Kandidat juara pertama memang hal yang idam-idamkan semua peserta. Selain karena posisi tertinggi dan privilege sosial, yang memenangkan lomba ini akan diberikan benerit spesial oleh sang permaisuri dan selir. Entah hadiah apa yang dimaksud keduanya. Mestinya akan diungkapkan sebentar lagi.

"Rosaline Anastasia Lancaster!" pekik Selir Zabrina dengan lantang.

Mendengar hal itu, beberapa peserta mulai berbisik. Kembali menjalankan aksi gosipnya.

"Tidak heran sih, gaunnya saja hanya dia satu-satunya yang memakai konsep mermaid-mermaid apalah itu. Semuanya berfokus pada gaun yang mengembang seperti payung, sedangkan dia memfokuskan model yang berbentuk selayaknya jam pasir. Tentu saja dia akan menarik perhatian."

"Aku setuju, entah darimana ia mendapatkan ide tersebut. Aku bahkan baru pertama kali melihat model gaun seperti itu dijaman yang seperti ini."

"Tapi ya, aku merasa ia menyewa seorang desainer terkenal untuk membantunya menyusun konsep gaun,"

"Pikiranku juga mengarah kesitu. Selama aku hidup, tidak pernah aku tuh melihat bangsawan yang memakai gaun seperti miliknya."

"Dia pasti ada main belakang nih,"

"Wah kalau benar, bisa-bisanya gadis itu main curang. Padahal wajahnya polos sekali."

"Ih, aku ngeri dengan manusia seperti dia. Harusnya dia bermain suportif dong..."

"Aku tidak rela jika dia yang dapat juara pertama! Padahal, gaunku juga bagus!"

"Akhhh! Hei! Kukumu mencakar kulitku!" desis pelan seorang Lady,

"Eh maaf ya, aku terlalu gugup. Jadi tidak bisa menahan kuku-kuku cantikku agar tidak melampiaskannya para orang lain." ujar Jean seraya mengulas senyum lebar.

Entah tatapan apa yang diberikan gadis bermata kucing itu, sehingga Lady yang dicengkram kulitnya oleh kuku Jean malah mengatupkan mulut rapat-rapat. Tidak berniat membalas lebih lanjut. Bisik-bisik mereka spontan terhenti begitu saja, tidak ada angin dan tidak ada hujan, dua orang itu secara bersamaan merasa terintimidasi.

Selain karena Jean yang secara tidak sengaja ikut tersinggung, hatinya juga mendadak panas mendengar celotehan dari dua gadis bermulut besar ini. Padahal, akurasi probabilitas bahwa nama keduanya akan dipanggil menurut gadis itu, hanya mampu menyentuh angka 0%. Tidak ada harapan. Namun, dengan beraninya malah menghina dan meragukan hasil kerja keras teman se-perkumpulannya. Cari gara-gara ini namanya.

Crowns For Nine PrincessesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang