Sudah setengah jam sejak mereka memisahkan diri dengan yang lain di kelilingi suasana canggung, tak mau ada yang berani membuka suara demi mengeluarkan kata yang ingin sekali mereka keluarkan dari dalam hati.
Hanya lirikan demi lirikan yang Ningning berikan pada Jay yang sibuk memainkan bunga pemberiannya.
"Ga mau ngomong sesuatu sama gue?" Jay menaruh bunga yang di pangkuan ke samping, menatap Ningning yang berasa ketauan mencuri. "Dari pada lirik-lirik gue." Lanjut nya.
Ningning melipat kedua bibirnya, menatap ke arah lain. Malu kalau dirinya ketauan. "Ga ada yang mau di omongin, jangan kepedean deh."
"Masih aja Ning, gengsian." Tak habis pikir, hanya penampilan saja yang berubah, sifat tetap sama seperti Ningning yang masih sekolah menengah, gengsi.
"Siapa yang gengsian si." Cewek itu mencoba menjauh dari jarak duduk mereka yang terlalu dekat, menurut Ningning.
Jay yang merasa gemas dengan kelakuan Ningning, langsung kembali memeluk erat. "Kangen banget tau ga? tiba-tiba bawa laki. Gue pikir si peyang pacar lo."
"Yangyang ih bukan peyang."
"Bodo deh, yang penting sekarang gue seneng." Sebetulnya seneng boleh, tapi meluk anak orang jangan sampai kenceng banget.
"Pengap ih." Jay langsung melepas pelukannya beralih memegang punggung tangan Ningning. "Gimana, mau?"
Ningning mengerutkan keningnya, bingung. Tiba-tiba di tanya seperti itu. "Mau apa?"
Merasa kesal, Jay melepaskan pegangannya dengan kasar membuat Ningning menatap tak percaya ke arah cowok itu, masih aja. Masih kekanakan. "Apa si? yang jelas ngomongnya, udah gede juga."
"Kata lo mau nerima gue pas lulusan SMA, taunya lo malah ninggalin gue ke Cina."
Niat cewek itu dulu bukan buat ninggalin cowok di sampingnya, tapi dia memang lupa akan janji kala itu. "Lupa, beneran deh." Kata Ningning sambil mengangkat kedua jarinya, tanda peace.
"Masih suka ga lo sama gue?" Tanya Ningning senyum di buat-buat, me noel-noel bahu Jay.
"Lo pikir? masih lah gila. Lagian kalo gue udah ga demen, ngapain gue nanya kaya tadi." Kata jay dengan nada di buat sinis.
Tersenyum bangga, melipat kedua tangannya di depan dada. "Yaudah ayo pacaran."
"Sekarang lo ya yang ngajak pacaran kek ngajak beli cilor."
Ningning tertawa kencang, mendengar Jay yang masih mengingat perkataannya dulu. "Ga mau? yaudah gue sama Yangyang aja."
"Mau lah anjir, sini peluk." Jay merentangkan tangannya, memberi isyarat menyuruh cewek yang sudah resmi menjadi kekasihnya itu agar masuk kedalam pelukannya.
"Udah mulai berani ya." Tentu sebelum menubrukkan badannya memeluk Jay, Ningning metoyor kepala cowok itu.
finally.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] Neighbour; Jay-Ningning
Fanfiction[SELESAI] Awalnya bilang ga suka ujung-ujungnya malah suka. Alias malu-malu tapi mau. highest rank: #4 in ningning #11 in nagyung #19 in neighbours