Saat dimana Renjun menanyai mengapa Nagyung ada disana, Ningning serta yang lain menatap Renjun dan Nagyung bergantian dengan bingung. Kok bisa orang kaya Renjun nanyain orang lain apalagi cewek, bahkan Renjun maupun Nagyung sama sekali ga pernah terlihat berbicara satu sama lain.
"Na, pacaran sama Renjun?" Ningning bertanya sambil berbisik agar hanya Nagyung yang mendengar suaranya.
Nagyung menghela nafas dan kembali berbisik. "nanti ya aku jelasin bareng Somi juga." Mau dia sembunyikan lama pun, pasti nanti nya bakal ketauan sama yang lain.
Ningning mengangguk dan menyantap mie pesanan Somi untuk dirinya yang sudah datang beberapa menit lalu, mengabaikan Jay yang terus menatap dirinya tajam membuat matanya seolah ingin keluar dari kerangkanya.
Dengan bosan Ningning menunggu bel istirahat agar bisa kembali ke kelas, memainkan rambutnya yang sengaja di biarkan terurai. Ningning sebetulnya gerah, ingin mengikat rambutnya tapi ga bawa kunciran yang tertinggal di dalam tas. Cewek itu menempelkan keningnya di atas meja, bosan.
Saat bel berbunyi terdengar di telinga Ningning, cewek itu langsung menegakkan punggungnya dan menarik tangan Nagyung dan Somi agar kembali ke kelas. Menanyakan perihal Renjun tadi. Kelas sudah tidak ada orang membuat cewek itu tambah bersemangat, menempatkan Nagyung di bangku cewek itu dengan Ningning dan Somi yang ada di bangku depannya.
"Jadi gimana, lo beneran pacaran sama Renjun Na?" Somi nanya dengan pelan sambil memajukan wajahnya agar lebih dekat dengan Nagyung.
Ningning ikut memajukan wajahnya saat Nagyung mulai membuka suaranya. "Iya, tapi jangan di sebar ya?"
Somi menggebrak meja. "Wah wah ga bilang-bilang lo Na. Kapan lo punya pacar kaya kita." Sambil tersenyum jahil menoleh kesamping. Lo kapan? Jay nganggur noh." Pikir Somi kalo Ningning dan Jay berpacaran, mereka bisa triple date nantinya.
Ningning mengibaskan rambutnya kebelakang. "Apaan si Som. Tapi gimana bisa kalian sampai pacaran?. Maksud aku na, kamu jarang ngobrol lho sama si pendek."
Cewek di depan Ningning itu terkekeh. "Emang jarang si, awalnya karena main game bareng aja terus lama-lama deket tapi aku sengaja bilang, kalo di sekolah pura-pura ga kenal aku. Sampe Renjun bilang suka aku ya aku terima, tapi kita diem aja soalnya kalian tau sendiri kan fans Renjun di sekolah ini ga sedikit?"
"Iya si, tapi sekarang jangan takut buat publik hubungan kalian ya. Kalo ada yang ganggu kamu kita hajar nanti orangnya." kata Ningning menepuk bahu Nagyung pelan. Sayang kalo punya ga di pamerin.
"Makasi ya, terus kamu sama Jay kapan?"
Ningning menyungging senyum remeh menatap keduanya sahabatnya bergantian dengan sengit. "Wah kalian sama aja ya ternyata."
Sampai detik ini, Ningning masih ga kebayang gimana jadinya kalo dia sama Jay beneran pacaran. Serusuh apa nantinya. Kalo di bayangin bikin perut Ningning geli kaya ada kupu-kupu yang menggelitik.
Dia sama sekali berekspetasi kalo Jay naruh perasaan sama dia. Bocahnya ngeselin gitu, lagian Jay kalo suka sama orang bakalan di ajak kemana-mana, setau Ningning si gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] Neighbour; Jay-Ningning
Fiksi Penggemar[SELESAI] Awalnya bilang ga suka ujung-ujungnya malah suka. Alias malu-malu tapi mau. highest rank: #4 in ningning #11 in nagyung #19 in neighbours