🍃 bagian 2

2.9K 339 124
                                    

Banyakin komen ayok:)






















Jihoon menatap jam dinding yang menunjukkan jam 10 malam. Lalu matanya kembali menatap makanan yang dia masak untuk makan malam dengan tatapan sendu. Apa dia harus membuang kembali makanannya?

"Masa harus di buang lagi? Kan sayang,,,"

Tiba tiba pintu rumah dibuka, dan menampakkan yoonbin dengan wajahnya yang sangat lelah.

Jihoon berinisiatif untuk membawakan tas kerja milik yoonbin.

"Huuem. Mau makan dulu?" Tanya jihoon pelan.

"Udah makan"

Jihoon diam diam tersenyum kecut. Harus di buang lagi berarti.

"Dimana?"

"Rumah heejin"

Heejin lagi? Kenapa harus heejin?

"Bin, aku ini istri kamu" Lirih jihoon yang masih bisa di dengar oleh yoonbin.

Yoonbin menghentikan langkahnya, lalu kembali menatap jihoon yang sedang menunduk.

"Tanpa lo kasih tau ke gw, juga tau kalau lo istri gw"

Jihoon meremat ujung bajunya dengan perasaan sesak. Ini bukan sekali dua kalinya yoonbin seperti ini padanya. Sangat sakit.

"Tapi kamu nggak pernah menghargai aku sebagai istri kamu. Kamu selalu mencari kebebasan yang kamu mau, tanpa mikirin aku disini. Yang di kepala kamu cuma heejin. Dia sahabat aku bin!" Ucap jihoon dengan suara yang menahan tangis.

Tangan yoonbin terkepal, menatap tajam kearah jihoon dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Masih mending lo masih gw anggap. Gw capek, nggak ada waktu untuk adu cekcok sama lo!" Lalu setelahnya yoonbin benar benar meninggalkan jihoon yang sudah menangis tanpa suara.

-

Siang ini jihoon akan pergi ke kantor milik yoonbin, mengantarkan makan siang yang sudah dia siapkan dengan baik.

"Hhhhh, semoga di makan!"

Setelah jihoon sampai, kakinya langsung melangkah kedalam perusahaan yang menjulang tinggi, banyak karyawan yang ramah menyapa jihoon yang tentunya di jawab tak kalah ramah oleh jihoon.

"Kak jihoon!"

Jihoon menoleh dan menukan asahi yang sedang berlari kecil kearahnya sambil tersenyum manis.

"Asahi~"

Kedua lelaki manis itu berpelukan, menyalurkan rasa rindu masing masing karena sudah lama tak bertemu sebab kesibukan masing masing.

"Apa kabar kak? Udah lama banget nggak ketemu!" Ujar asahi, setelah pelukan keduanya terlepas.

Jihoon tertawa pelan lalu mencubit gemas hidung asahi.

"Baik kok, kamu sendiri gimana?"

"Baik dong! Oh iya, kakak mau ke ruangan kak yoonbin?" Tanya asahi penasaran.

Jihoon mengangguk pelan, lalu tangan kanannya terangkat menunjukkan bekal yang dia bawa.

"Kakak mau kasih makan siang buat yoonbin, temenin kakak yuk?"

"Boleh boleh"

Keduanya berjalan beriringan menuju ruangan milik yoonbin, dan saat sudah sampai pintu ruangan yoonbin terbuka dan menampilkan yoshinori yang terkejut karena melihat jihoon juga asahi.

"Yoshi, yoonbin ada?"

Yoshinori tergugup, bingung harus menjawab apa.

"Kak yoshi, kak jihoon nanya itu" Sahut asahi dengan wajah datarnya.

"Ah iya,"

Yoshinori berdeham pelan, lalu menatap jihoon dengan tatapan miris.

"Yoonbin keluar tadi"

Dan sekarang jihoon mulai merasakan perasaan yang tidak enak.

"Kemana?"

"Rumah heejin"

Iya. Sahabatnya. Heejin lagi.

-

Yoonbin sekarang berada di rumah milik heejin, dan didepannya ada heejin yang asik memakan masakan yang sempat mereka berdua masak tadi.

"Yoonbin, kenapa lagi sih? Mikirin jihoon?"

Tanpa perlu yoonbin jawab pun heejin pasti mengetahuinya.

"Gw bingung harus buat kayak gimana, ini udah terlalu lama dan sampai sekarang gw belum punya keturunan"

Diam diam heejin tersenyum licik, tapi buru buru dia menetralkan ekspresinya sebelum yoonbin mencurigainya.

"Jihoon mungkin nggak subur, lagian harusnya lo itu nikah sama perempuan, bukan sama laki. Setidaknya pasti bakal kasih lo keturunan, kayak gw lah contohnya" Sahut heejin.

Heejin beranjak dari duduknya, lalu berjalan kearah belakang yoonbin dan memeluk leher yoonbin dari belakang. Menyenderkan kepalanya dengan nyaman pada bahu tegap milik yoonbin.

"Kenapa lo nggak mau coba sama gw? Kalau jihoon nggak bisa kasih, setidaknya gw bisa kasih buat lo sebanyak yang lo mau, hm gimana?" Bisik heejin dengan suara yang menggoda yoonbin.

Yoonbin terdiam beberapa saat, menurutnya tidak ada salah jika dia melakukannya pada heejin, asalkan dia memiliki keturunan. Iya kan?

Tanpa membuang waktu lagi, yoonbin mengangguk menyetujui penawaran heejin.

Tanpa memikirkan bagaimana perasaan jihoon nanti.

TBC.
Siap siap chap depan, mungkin pada emosi nanti, wkwk
Mau dobel ga? Wkwk

About Us | Binhoon ft Harubby✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang