🍃 bagian 16

2.3K 290 63
                                    

Sebelum masuk ke ceritanya aku mau kasih tau kenapa aku pake cash harubby disini.

Pas itu ada yg nanya. 'Kenapa pake cash harubby?' dan ada jg yg komen. Apa gtu lupa aku, sini aku jelasin!

Sebenarnya ini udah ide sedari lama. Awalnya aku bimbang antara mau pake hjw, hrky, atau haruhwan. Dan tiba tiba terlintas harubby. Dan boom! Cocok!

Sedikit rada susah sebenarnya untuk jelasin kenapanya. Menurut ku mereka ini dapet perannya, ibaratnya kayak feelnya oke gtu. Menurut aku juga dobby ini cocok jadi anaknya heejin trs juga dapet untuk peran sadnya disini. Dan ruto cocok jdi anak binhoon itu karna apa ya.. Ruto itu ada vibenya ben.. Ini menurut ku ya... Makanya aku pake mereka berdua.

Tau nggak? Awalnya aku mau pake harubbywhan ( ruto, dobby, wawan ) ruto ma wawan kembar dan mereka yg jadi anak heejin, sementara dobby anak jiun. Tapi setelah aku puter balik ceritanya itu malah jadi ribet dan bertele-tele. Aku nggak suka cerita yg bertele-tele, lama selesai nantinya. Contohnya kayak book ku yg 'ex' itu terlalu bertele-tele jadi lama endingnya. Aku lebih suka cerita yg simpel makanya aku puter balik ulang.

Sebenarnya aku takut bangettt untuk kelanjutan cerita ini, takut banget kalian nggak suka sm kapal crack yg aku pake ini.. Mereka ini emg jarang momen, tapi perhatiin deh, sekalinya ada momen itu buat gemes tau.. Makanya aku pake jugaa, serius, mereka vibenya dapet banget untuk lanjutan cerita ini.

Kesimpulannya gini. Nggak harus pake pair yg terkenal atau banyak momen, menurut ku selagi nyaman dan mereka dapet untuk perannya ya pake aja. Mau itu kapal hantu atau kapal apapun itu bebas ya! Menurut aku itu sih yang penting... Hehehe

Sekian penjelajah yang aneh ini dan aku minta maaf kalau ada yg salah dari penjelasan aku, kalian bisa nambahin kalau mau,, mari kita lanjut membaca!




"Pergi" Nada datar dari haruto, seakan menegaskan jika ia tidak ingin di usik oleh siapapun.

Lantas si lelaki manis— doyoung, menggelengkan kepalanya ribut.

"Nggak mau! Aku mau nemenin haru aja disini!"

Haruto menatap doyoung semakin tajam, berdecak kesal karena doyoung yang sangat keras kepala.

"Gw risih. Pergi" Usir haruto yang entah keberapa kalinya pada doyoung.

Doyoung mencebik kesal. Haruto ini selalu menolaknya. Padahal niat doyoung baik.

"Kamu kenapa sih. Harusnya kamu seneng karena aku temenin kamu! Biar kamu nggak kesepian terus!" Pekik doyoung, yang kesal karena respon yang diberikan haruto padanya selalu acuh.

"Gw udah dari lama bilang kan? Gw nggak mau ditemenin, apalagi sama lo"

"Tapi ak—",

"Pergi"

Doyoung menatap haruto dengan tatapan melasnya saat melihat haruto yang masih tidak mau menatapnya.

"Kalau lo nggak mau pergi. Biar gw yang pergi"

"Jangan! Iya iya! Ini aku aja yang pergi!" Kata doyoung yang pada akhirnya lebih milih untuk mengalah.

Dengan langkah lemas doyoung membalikkan badannya untuk pergi meninggalkan haruto yang masih juga enggan untuk menatapnya. Berbicara dengannya saja haruto tidak sudi.

"Mau sampai kapan sih kamu begini ke aku, haru?" Lirih doyoung di tengah tengah jalannya.

Dari kecil doyoung selalu memikirkan apa kesalahan yang dia buat sampai sampai banyak orang yang membenci dirinya? Banyak usaha yang doyoung lakukan agar semua orang tidak lagi membencinya, tapi benar benar susah. Sampai sekarang mungkin mereka semakin tambah membenci dirinya.

Mau sampai kapan orang orang itu membenci dirinya?

Terkadang doyoung capek sendiri. Rasanya dia mau hilang dari dunia ini, tapi dia masih harus berusaha.

Semoga dia bisa bertahan lebih lama lagi.

-

Haruto memandang tubuh kaku sang bunda yang terbaring bersama alat alat rumah sakit yang mungkin menjamin keselamatannya. Mata itu masih tertutup, tidurnya benar benar damai seakan akan tidak terusik sedikit pun. Tubuhnya yang kian semakin mengurus, tapi haruto jujur jika bundanya ini masih terlihat cantik.

Tangan haruto tertulur untuk menggenggam tangan jihoon, lalu mengecup punggung tangan itu berkali kali.

"Bunda mau sampai kapan tidur? Apa bunda nggak mau sapa haruto?"

Tidak ada jawaban. Hanya ada suara alat alat dari rumah sakit yang menemani keheningan.

Lagi lagi haruto hanya bisa menghela nafasnya dengan kasar. Dia hanya bisa memandangi wajah pucat jihoon tanpa rasa bosan. Haruto yakin kalau jihoon pasti mendengarkan semua keluh kesahnya selama ini.

Haruto mulai tinggal bersama ayahnya saat umurnya menginjak 12 tahun, sudah cukup lama dia tinggal satu atap dengan ayahnya. Pertama kalinya juga saat itu dia melihat langsung bundanya, walaupun awalnya sedikit kaget karena kondisi bundanya yang benar benar jauh dari kata baik. Tapi haruto yakin jika bundanya akan bangun dari tidur lamanya dan akan menyapanya untuk yang pertama kali.

Dia yakin.

Menundukkan sedikit kepalanya, lalu berbisik kecil di telinga jihoon.

"Jangan lama lama tidurnya ya, bun. Haruto sayang bunda" Setelahnya haruto langsung mengecup kening jihoon cukup lama, seolah olah dia menyalurkan rasa sayangnya lewat kecupan nya.

-

"Kamu mau kemana, doyoung?"

Doyounh yang tadinya akan berjalan keluar rumah langsung menoleh ke samping dan menemukan mama— heejin yang menatapnya dengan tanda tanya.

"Mau ke rumah papa" Jawab doyoung seadanya.

"Mendadak begini? Besok kamu harus sekolah kan?" Tanya heejin lagi.

Doyoung mengangguk lalu mengangkat sebelah tangan kirinya yang sedang menentang paperback.

"Aku bawa buku buat belajar besok kok, ma. Boleh ya? Sampai besok aja kok, dobby kangen sama papa. Lagi pula kan mama nggak sendiri, kan ada papa eric" Bujuk doyoung agar heejin memberinya izin untuk menginap.

"Hhh yaudah, kamu hati hati di jalannya!"

Doyoung mengangguk semangat. "Iya pasti! Yaudah dobby berangkat ya, ma"

"Iya sayang"

Tbc.

Yang bilang kalau dobby anak kandung eric kalian salah kira wkwk

Kira kira menurut kalian siapa ayah biologis dobby yang asli?

About Us | Binhoon ft Harubby✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang