"Minggir kamu. Jangan halangin jalan orang" Ketus asahi pada doyoung yang menghalangi jalannya.
Doyoung yang di ketusin sama asahi langsung menundukkan kepalanya dan menyingkir ke arah kanan. Dia masih takut sama asahi. Dari dulu.
"Kak doyoung! Jangan dengerin mama ya, mama emang begitu! Ayok ikut wony makan bareng sama papa!" Ajak wonyoung mencoba untuk menghibur doyoung agar tidak ketakutan lagi.
Sedangkan dari jauh, asahi memantau anaknya yang selalu menempel pada doyoung. Sebegitu nggak sukanya dia sama doyoung. Asahi ini merasa kalau lihat doyoung itu merasa lihat heejin versi kecilnya, itu yang buat dia nggak suka sama doyoung walaupun dia emang nggak tau sifatnya doyoung nanti bakalan mirip sama ibunya itu atau nggak.
"Asahi..."
Yang dipanggil langsung noleh berhadapan langsung sama yang tadi manggil dia. Itu jisoo.
"Ya, kenapa tante?"
Jisoo senyum kecil, terus nepuk bahu asahi berkali kali. "Jangan terlalu ketus sama doyoung, dia masih kecil belum tau apa apa" Asahi langsung diam nggak merespon ucapan jisoo, dia cuma bisa dengerin kata kata jisoo.
"Tante tau kamu sampai sekarang masih marah sama heejin. Tante juga sama kayak kamu, masih sedikit nyimpan rasa marah itu sama heejin. Tapi ini beda lagi, kita nggak bisa ikutan marah sama orang yang nggak bersalah. Doyoung nggak salah, yang salah itu kelakuan heejin sama yoonbin dulu. Kamu paham kan maksud tante? Jadi tante minta tolong sama kamu ya.." Nasehat jisoo yang berharap kalau asahi mau sedikit buka mata hatinya untuk doyoung.
Asahi menggelengkan kepalanya pelan. "Asahi nggak tau" Lalu pergi meninggalkan jisoo yang sedang menghela nafas kasar.
Setelahnya pandangan jisoo bertemu dengan mata bulat milik doyoung. Bibir doyoung terangkat untuk memberikan jisoo senyumannya, yang pastinya dibalas juga oleh jisoo.
Doyoung itu anak baik. Tapi harus ikut dibenci karena kelakuan orang tuanya di masa lalu.
-
"Kamu itu kalau mau ketuk pintu pelan aja, nggak usah keras keras. Berisik tau nggak?" Haruto memasang wajah jengkelnya pada wonyoung, merasa terganggu oleh ketukan keras wonyoung tadi.
Sedangkan oknum yang dimarahin cuma bisa mengidikan bahunya acuh. "Kak haruto ayok ikut main sama wony! Oh iya sama kak doyoung juga!" Ajak wonyoung dengan suaranya yang cempreng.
Haruto yang denger nama doyoung disebut langsung masang lagi wajah datar andalannya. "Nggak mau. Sana pergi!" Usir haruto, tangannya bergerak mau nutup pintu kamarnya lagi. Tapi di tahan sama wonyoung. "Kak haruto kenapa sih? Susah banget diajak mainnya! Apa apa sendirian mulu kan nggak enak! Ayok ikut main!"
"Nggak mau wony. Udah sono pergi!"
"Pokoknya ikut!" Keukeuh wonyoung sambil narik narik tangan haruto.
Haruto yang udah mulai jengah sama sifat adik sepupunya itu langsung aja narik paksa tangannya. "Nggak! Lagi main sama ayah! Pergi sana!"
Brak
Pintu kamar langsung dibanting kencang didepan wajah wonyoung sampai buat doyoung juga yang daritadi diem langsung kaget.
"Wony, udah main sama kakak aja yuk!"
Yang pada akhirnya wonyoung lebih milih main berdua sama doyoung dibandingkan kakak sepupunya yang galak itu.
-
Sore ini yoonbin lagi masuk masukin pakaiannya sama pakaian punya doyoung kedalam koper. Dan itu sukses buat haruto bingung.
"Ayah? Ayah mau kemana?" Tanya haruto, matanya tetap fokus pada koper milik ayahnya.
Yoonbin melirik haruto sejenak lalu menghela nafas kecil. Berjongkok pelan agar tingginya sejajar dengan sang anak. "Haru maafin ayah, hari ini ayah harus pulang karena urusan mendadak" Jawab yoonbin sambil mengusap halus rambut haruto, berharap anaknya ini mengerti.
Dahi haruto menekuk kesal. Merasa dibohongi kembali dengan sang ayah. "Ayah janji sama haru kalau ayah bakalan nginep seminggu disini. Tapi ini baru tiga hari dan ayah harus udah pulang lagi!?" Suara haruto memekik kesal, kali ini dia bener bener udah kesel sama sifat ayahnya.
Yoonbin tau ini kedengeran jahat ditelinga haruto maupun telinganya sendiri. Tapi yoonbin nggak bisa nolak masalah penting itu. Karena ini tentang jihoon.
Yoonbin belum bisa jelasin tentang kondisi jihoon lebih rinci sama haruto. Belum waktunya, jadi yoonbin selalu beralasan kalau ini adalah masalah kantornya. Yoonbin belum siap kalah haruto nanya nanya ada apa sama jihoon. Dia belum siap.
"Haruto... Hhhh, ayah janji. Nanti ayah da—", " Jangan janji. Haruto udah nggak percaya sama janji ayah, kalau ayah emang nggak bisa nempatin janji itu mending jangan datang sekalian aja. Haruto udah males dengernya " Potong haruto lalu pergi meninggalkan yoonbin yang hanya terdiam mendengarkan unek-unek haruto.
-
Sebelum pergi yoonbin pastinya berpamitan sama orang orang rumah, nggak lupa juga berpamitan sama haruto yang daritadi hanya diam. Yang pastinya dengan wajah datar andalannya.
Tipikal yoonbin bukan?
"Haruto... Ayah pamit ya?"
Haruto masih diam. Nggak menyahuti ayahnya sama sekali.
"Nggak mau peluk ayah dulu?" Tanya yoonbin, lagi.
Kali ini haruto meresponnya dengan gelengan, tidak mau memeluk ayahnya. Dan yoonbin hanya bisa tersenyum miris. Dia tau anaknya pasti sangat marah padanya.
"Kak doyoung nggak mau disini aja? Biar bisa main sama wony!" Celetuk wonyoung tiba tiba.
Baru juga doyoung mau buka mulut untuk jawab wonyoung, udah di potong sama haruto.
"Jangan. Sama ayah aja. Pergi sana!" Haruto berbicara dengan nada santai, tapi sukses membuat orang yang mendengarnya membelak terkejut.
Bahkan asahi sudah melindungi haruto dibelakangnya agar tidak membuat macam macam lagi."Haruto.." Tegur yoonbin, jaehyuk juga jiwon.
Sedangkan yang ditegur jalan masuk ke dalam rumah, masa bodo dengan tatapan orang orang yang diberikan untuknya.
Sejujurnya haruto juga nggak ngerti kenapa dia se gasuka itu sama doyoung, tapi hatinya seolah olah menyuruhnya untuk menutup mata hatinya pada doyoung.
Entah jika dia sudah beranjak dewasa nanti.
Tbc.
Ayok main tebak tebakan.
Doyoung bakalan kayak heejin nggak nanti pas udah besar?
Haruto makin benci sama doyoung atau nggak?
HAHAHA SEE YOU-!
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us | Binhoon ft Harubby✔
Fanfiction-Ini tentang kehidupan pernikahan kita, yang penuh dengan rasa sakit. Merriage life ! | Angst story! Mpreg !