Disini sekarang yoonbin. Berhadapan dengan seungmin untuk membahas tentang kondisi jihoon. Mata tajamnya menatap serius kearah seungmin yang sedang mempersiapkan diri untuk memberitahu.
"Gimana? Ada kemajuan untuk jihoon cepet sadar?" Suara berat yoonbin terdengar sanget mengintimidasi.
Seungmin menghela nafasnya kasar, lalu membalas tatapan yoonbin dengan serius. "Nggak ada kemajuan sedikit pun. Di tambah lagi jantung jihoon yang ikut melemah, kondisinya semakin memburuk.. Maaf karena bawa kabar yang nggak bagus" Ucap seungmin dengan sesal saat melihat raut wajah yoonbin yang berubah. Seungmin paham kalau yoonbin sedang sedih sekarang.
Yoonbin mengusap wajahnya kasar, merasa frustasi saat mendengar kabar buruk dari seungmin. Ini bukan kabar yang dia harapkan.
"Sampai kapan?"
"Ya?"
"Sampai kapan jihoon harus bertahan sama alat alat yang melekat di badannya itu? Sampai kapan jihoon harus terus menerus tutup matanya? Ini udah 18 tahun dan itu bukan waktu yang sebentar! Apa yang harus gw lakuin sekarang!?" Katanya sambil meremat kuat rambutnya sendiri, seakan melampiaskan semua amarahnya.
"Yoonbin. Kalau semisalnya keputusan gw untuk lepas semua alat itu, gimana?"
Deg
"Jangan gila seungmin! LO MAU BUAT JIHOON MATI!?"
"TUBUH JIHOON UDAH NGGAK SANGGUP UNTUK MENAMPUNG SEMUANYA! SEBENARNYA JIHOON ITU UDAH NGGAK ADA HARAPAN UNTUK BERTAHAN, TAPI LO SENDIRI YANG KEUKEUH UNTUK JIHOON. ITU SEMAKIN BUAT TUBUH JIHOON MELEMAH, WATANABE YOONBIN!"
Seungmin berteriak marah sekaligus mencurahkan semua kebenaran yang selalu dia tutupi selama 18 tahun lamanya.
Yang dikatakan seungmin semuanya itu benar. Jihoon sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi dulu, tapi yoonbin memaksa seungmin untuk memasang semua alat itu pada tubuh jihoon. Berharap jika jihoon akan sadar kembali. Tapi apa yang mereka dapatkan selama ini? Tidak ada. Tidak ada kemajuan sama sekali, selalu mendapatkan kabar buruk tentang kondisi jihoon yang terus menerus lemah.
"Gw nggak bisa seungmin... Nggak bisa..." Lirih yoonbin yang kini sudah mulai terisak kecil. Merasa sesak saat mendengar semua kebenaran dari seungmin.
Bohong kalau seungmin tidak ikut merasa sesak. Sekarang dia juga ikut merasakan sakitnya, dia tidak tega melihat kondisi sahabatnya yang kian semakin melemah. Tapi mau bagaimana lagi? Tubuh jihoon memang tidak bisa menampung semuanya.
"Tolong.. Gw mohon sama lo, tolong kasih lagi waktu untuk jihoon.. Gw yakin pasti dia bangun.."
-
Doyoung menoleh pada pintu kamarnya yang terbuka, menampilkan jeno yang masuk kedalam sambil tersenyum teduh.
"Makan dulu yuk? Nanti lanjut lagi baca bukunya"
"Papa aja duluan, dobby masih kenyang"
Papa ya? Iya. Lee Jeno adalah ayah biologis doyoung. Bagaimana bisa? Jadi begini.
Dulu, saat heejin sedang gencar untuk mendapatkan yoonbin, dia masih ada hubungan dengan jeno, mantannya. Mereka sering melakukan 'itu' yang sampai dimana itu membuat heejin hamil dan mengaku jika dia sedang mengandung anak yoonbin. Dulu jeno sering mencegah heejin untuk merusak rumah tangga jihoon dan akan bertanggung jawab untuk semuanya. Tapi heejin menolaknya mentah mentah karena dia obsesi dengan yoonbin.
Sampai dimana jeno menyerah tapi dia tidak pernah absen untuk mengetahui bagaimana kabar anaknya, doyoung. Sekarang jeno sudah menikah dengan jaemin. Lelaki manis dan berhati tulus. Bahkan jaemin sendiri sering memperlakukan doyoung sebagai anaknya sendiri, tidak membenci doyoung sama sekali, justru jaemin sangat sangat menyayangi doyoung dengan tulus. Bahkan anaknya, jisung, juga sangat dekat dan akur dengan doyoung, rumah Lee sangat terbuka untuk Sohn Doyoung.
"Yaudah, nanti kalau lapar turun ya? Mama jaemin udah masak banyak dibawah" Kata jeno sambil mengusak halus rambut doyoung.
"Iya papa"
-
"Ngapain lo disini?" Tanya haruto dengan nada bicaranya yang datar. Merasa tidak suka dengan kehadiran tamunya.
Heejin, hanya bisa tersenyum kecil. Lalu mendekati haruto dengan langkah pelan.
"Saya nggak ada niat jahat disini. Saya cuma mau menjenguk jihoon, apa itu salah?"
"Salah. Bunda nggak butuh di jenguk sama orang busuk kayak lo, mending lo pergi dari sini sebelum gw berlaku kasar sama lo!" Usir haruto.
Heejin paham. Tatapan mata yang haruto berikan untuknya adalah tatapan rasa benci yang dalam. Heejin juga sudah menebak pasti haruto susah mengetahui semuanya tentang masa lalu.
Dia juga menelisik haruto dari atas sampai bawah.
Benar benar mirip dengan yoonbin.
"Cuma sebentar. Lalu saya akan pergi"
"Nggak butuh. Pergi lo, sialan!"
Masa bodo dengan sopan santunnya. Haruto benar benar tidak sudi jika bundanya di jenguk oleh heejin. Dia sangat membenci heejin.
Hati haruto merasa sakit saat jisoo menceritakan masa lalu orang tuanya sampai sekarang. Ayahnya terlalu bodoh karena menyakiti bundanya. Bahkan hubungan haruto dengan yoonbin pun merenggang akibat haruto yang marah saat mengetahui kelakuan bejat ayahnya.
Tapi haruto juga kadang menyalahkan dirinya sebab haruto merasa bahwa jihoon menjadi seperti ini karena lebih mempertahankan nyawa haruto daripada nyawanya sendiri.
'Kalau dulu bunda nggak lebih dengerin apa kata dokter seungmin, mungkin bunda nggak akan kayak begini karena haruto..'
Tbc.
Siapa yang dri kmrn suujon ma yoshi hah? Sksksk suujon aja nih kalian!
Nebak nggak jihoon bakalan gimana kedepannya?
Woy, aku lagi nagih buat sad ending ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us | Binhoon ft Harubby✔
Fanfiction-Ini tentang kehidupan pernikahan kita, yang penuh dengan rasa sakit. Merriage life ! | Angst story! Mpreg !