🍃 bagian 22

2.8K 224 15
                                    

Hai?

Maaf buat lama nunggunya..




























































Haruto terbangun dari tidurnya saat mendengar bunyi alarm dari ponselnya, sekarang masih terlalu pagi, bahkan matahari baru menampakkan dirinya di atas sana.

Matanya melirik stick note yang berada di nakas sebelah tempat tidurnya. Itu pasti dari doyoung, pikirnya. Jadi tanpa basa basi lagi dia langsung menggapai stick note itu dan lamsung membacanya.

'Selamat pagi haru~~ jangan lupa nanti jam 4 sore datang ke pentas piano aku ya! Ajak ayah yoonbin juga biar bisa lihat aku tampil! Jangan lupa sarapan dulu! Luv u ♡' —dobby.

Haruto tidak bisa menahan senyumannya, merasa gemas dengan kekasih manisnya itu. Dan hari ini juga dia cukup semangat untuk melakukan sesuatu. Jadi dia lebih memilih untuk turun kebawah menemui sang ayah.


"Ayah?" Panggil haruto, saat melihat yoonbin yang sedang duduk di sofa ruang keluarga sambil menatap bingkai foto sang bunda.

Oh ya, hubungan mereka berdua sudah kembali membaik jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan.

"Ada apa?" Tanya yoonbin setelah matanya melirik pada anaknya.

"Sore nanti doyoung minta kita untuk datang ke acara pentas seni pianonya. Ayah ada waktu luang kan?"

Yoonbin mengangguk. "Ada. Tapi ayah mau keluar sebentar, nanti sebelum sore udah di pastikan ada di rumah biar nggak telat untuk lihat doyoung."

"Mau kemana?" Tanya haruto sambil mengernyitkan dahinya.

Yoonbin tersenyum. "Menjenguk bunda mu."



-



Sekarang yoonbin sudah sampai di pemakaman tempat peristirahatan terakhir mendiang istrinya. Berjalan pelan sampai akhirnya sudah sampai tepat didepan nisan Jihoon.

Dia berjongkok lalu meletakkan bunga yang sudah dia siapkan tadi sebelum datang. Matanya yang masih terlihat tajam itu sekarang memandang nisan jihoon dengan sayu. Terkadang sampai sekarang dirinya masih selalu diliputi rasa sesalnya. Seperti ada yang mencabik cabik hatinya.

"Apa kabar, jihoon? Gimana di sana? Tenang ya, nggak ada yang bisa ganggu kenyamanan kamu lagi sekarang. Kamu udah nggak bisa ngerasain sakit lagi kayak dulu. Kamu murni tenang disana."

"Maaf. Maafin aku karena baru datang untuk berkunjung lagi kesini, aku baru aja sembuh dari demam pas itu."

"Kamu tau nggak, ji? Sekarang aku sama haruto udah nggak pernah berantem kayak dulu lagi, aku udah akur sama haruto. Hhh, rasanya lega sekaligus senang karena akhirnya aku bisa berdamai lagi sama anakku juga anakmu."

"Aku juga bersyukur sekarang. Semuanya sudah akur kembali, nggak ada lagi pertengkaran kayak dulu. Nggak ada lagi dendam yang harus tersalurkan kayak dulu. Semuanya berdamai ji."

Yoonbin menyeka air matanya yang semakin deras. Dia tidak kuat menahan rasa sedih sekaligus sesak di hatinya.

"Semua berkat doyoung. Anak itu benar-benar anak yang baik, aku lihat dia seperti melihat kamu didalamnya, ji. Mungkin kalau nggak ada dia, permusuhan ini akan tetap berlanjut. Tapi dia bisa mencegah semuanya, hebat ya anak itu? Anak baik yang dulunya selalu terkena imbas rasa dendam sama semua orang tapi masih bisa bersabar dan memiliki hati yang baik juga tulus. Seperti kamu."



"Kamu inget nggak? Kamu pernah bilang gini ke aku dulu. Setiap cerita yang menyedihkan pasti akan ada kebahagiaan diakhir cerita. Dan sekarang cerita yang menyedihkan ini akan berakhir kan, ji? Boleh kita semua merasakan kebahagiaan yang baru? Dengan kamu yang berada dalam kenangannya?"

Yoonbin menghela nafasnya panjang. Lalu mengusap nisan jihoon dengan lembut. "Aku pulang dulu ya? Hari ini aku ada janji sama haruto untuk melihat pertunjukan doyoung di sekolahnya sebelum hari kelulusan."

"Tolong bahagia selalu di atas sana, sayang."


Cup.




Setelah mengecup nisan jihoon, yoonbin juga tidak lupa meninggal sepucuk surat seperti biasanya saat dia sedang mengunjungi jihoon disini. Setelah semua selesai, yoonbin bangkit lalu pergi dari tempat itu dengan perasaan yang lega. Lega akhirnya dia bisa kembali mengunjungi istrinya yang sedang beristirahat dengan nyaman disana.





'Kamu akan selalu menjadi bintang untuk aku dan haruto di atas sana. Namamu akan selalu aku kenang dengan baik, kalau ini sudah saatnya aku dan haruto berbahagia, tolong kamu juga harus berbahagia diatas sana. Menjadi bintang disaat malam untuk bisa menemani aku juga haruto disini. Love u.'








Di setiap penghujung cerita yang menyedihkan pasti akan ada kebahagiaan di akhirnya. Seperti cerita ini. Cerita yang cukup menyedihkan dan cukup menguras kesabaran akhirnya bisa menggali kebahagiaan yang selama ini di cari di akhir.


Terimakasih karena sudah mau membaca cerita ini. Semoga kalian yang bersedih bisa menemukan kebahagiaan.



Penghujung cerita. About Us. Tamat.




End.

Thankyou! :)

I know endingnya ga kepikiran bakal begini, tapi aku memang udah bingung harus begimana lagi sama book ini wkwk. Sebagai gantinya lagi, aku bawain book baru. Sstt 18+
Ayok di cek!

 Sstt 18+ Ayok di cek!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
About Us | Binhoon ft Harubby✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang