Jihoon menatap serius kearah seungmin— dokter sekaligus temannya, yang sedang menanganinya secara khusus nanti. Jujur, jihoon sedikit panik jika kondisinya akan bertambah parah.
"G-gimana?" Tanya jihoon, yang gugup menunggu jawaban dari mulut seungmin.
Dokter seungmin mendesah pelan, lalu menatap jihoon dengan senyuman tipisnya.
"Lemah. Janinnya lemah, kalaupun ingin mempertahankan janinnya itu hanya sedikit kemungkinan untuk selamat...di tambah lagi dengan kondisi jihoon yang juga ikut lemah" Jelas seungmin.
Rasanya jihoon ingin menangis detik itu juga, tapi ia harus menahannya karena tidak mungkin dia menangis didepan dokter seungmin, bukan?
"Jihoon. Kamu bisa mulai terapi, nanti aku buatin jadwal kapan kamu harus terapi. Juga aku akan buatkan resep obat yang pastinya harus kamu minum secara rutin nanti" Seungmin menggenggam tangan jihoon, seolah memberikan semangat kepada temannya.
"Kamu bisa, aku yakin kamu juga calon anak kamu pasti bisa!" Ujar seungmin, memberikan semangat serta senyuman yang cerah untuk jihoon.
Dan jihoon membalasnya dengan senyumannya yang juga cerah.
Iya. Dia pasti bisa!
-
"Yoonbin, aku mau ngomong sebentar sama kamu"
Yoonbin yang awalnya lagi asik sama pekerjaannya itu, mengalihkan pandangannya pada jihoon lalu berdeham pelan.
Dengan langkah ragu, jihoon mendudukkan dirinya dikursi depan yoonbin, menarik nafas sebentar sebelum berbicara serius dengan yoonbin.
"Aku hamil"
Bisa jihoon lihat. Yoonbin terdiam sebab terkejut, sedang mengerjakan pekerjaannya lalu mendapatkan berita dadakan dari istrinya.
Jihoon hamil.
Senang?
Entahlah, yoonbin juga bingung dengan perasaannya sendiri.
Yoonbin melepas kacamatanya, dan membalas tatapan mata jihoon, dengan dalam.
"Sejak kapan?"
"3 bulan yang lalu"
Oke. Sekarang yoongin semakin terkejut.
"Kenapa baru kasih tau. Kenapa juga gw nggak sadar"
Jihoon tersenyum miris. Bagaimana mau sadar, kalau yoonbin selalu terpusat dunianya pada heejin?
"Gimana kamu mau aku kasih tau, juga sadar? Kalau dunia kamu selalu terpusat sama heejin? Dari dulu, setiap aku mau ajak kamu ngomong itu aku mau kasih tau kamu. Tapi kamu selalu tolak aku bahkan selalu beralasan sibuk, sementara heejin selalu kamu prioritaskan...."
"Lo nggak suka?"
"Watanabe yoonbin. Istri mana yang suka lihat suaminya sendiri selingkuh? Kalau kamu pintar harusnya kamu tau itu"
Yoonbin tersenyum sinis. "Terus? Lo mau gw udahan sama heejin, gitu?"
Yoonbin yang melihat wajah lelah dari jihoon sama sekali tidak ada rasa kasihan sama sekali. Entah kenapa yang ada didalam diri yoonbin, hati dia berkata dia sangat membenci lelaki manis di depannya ini.
Padahal yang patut di benci itu adalah dirinya sendiri.
"Kalau aku bilang iya gimana? Tolong, aku udah kabulin permintaan dari kamu kan...jujur aku nggak bisa lihat kamu terus menerus sama heejin, yoonbin— rasanya sakit...." Lirih jihoon, serius... Dia nggak bisa lihat yoonbin yang terus menerus sama heejin.
"Gw nggak bisa. Gw cinta heejin, bukan sama lo"
Hhhhh. Miris ya.
Sekarang. Jihoon harus apa?
Mungkin harus bersabar lagi.. Iya..
-
Jihoon tersentak dari lamunannya saat telapak tangan seungmin yang dingin menyentuh kedua pipinya.
"Melamunin apa? Daritadi gw ajak ngomong loh, jihoon" Tanya seungmin, merasa aneh dengan perilaku jihoon.
Lantas jihoon menggelengkan kepalanya. "Nggak apa apa... Eum gw mau nanya boleh?"
"Boleh dong, mau nanya apa?"
Jihoon membasahi bibirnya yang terasa kering, lalu berdeham pelan.
"Kalau semisalnya, kak chan selingkuh...lo bakal ngapain?" Tanya jihoon dengan ragu.
"Talak. Ogah ya gw punya laki tapi bejat kayak begitu" Jawab seungmin blak blakan.
Jihoon tertawa canggung, kayaknya dia salah nanya sama seungmin.
"Kenapa lo nanya begitu? Suami lo selingkuh? Eh iya, gw belum pernah liat muka suami lo masa"
Jihoon yang mendengar penuturan dari mulut seungmin, sedikit kaget karena tebakan seungmin benar.
"Hahaha nggak lah. Nanti kapan kapan gw ajak kesini untuk temenin gw terapi"
Seungmin mengangguk pelan.
Dan setelahnya hening. Keduanya sedang tenggelam dalam pikiran masing masing.
Jihoon yang memikirkan keadaan rumah tangga juga anaknya. Dan seungmin yang sedang memikirkan bagaimana caranya memberitahu pada jihoon soal kandungan jihoon.
"Jihoon. Gw langsung ke inti aja" Seungmin menghela nafas pelan. "Kalau anak lo terlahir prematur, apa reaksi lo?"
Jihoon yang paham dengan pembicaraan seungmin, menundukkan kepalanya.
"Kaget pastinya. Semua ibu pasti mau anaknya lahir dalam keadaan normal... Tapi kalau menang takdir anaknya harus prematur,, bisa apa?"
Seungmin menatap iba kepada jihoon. Merasa ikut sedih dengan keadaan yang menimpa temannya itu.
Hasil yang seungmin dapat memang berita yang tidak enak didengar. Kandungan jihoon lemah dan tambah juga oleh kondisi jihoon yang kurang memungkinkan.
"Udah lama gw saranin sama lo, untuk cepet terapi, tapi lo selalu nyangkal perintah gw padahal itu untuk kebaikan lo sendiri"
"Kehamilan laki laki itu berbeda sama kehamilan perempuan, dan gw harap lo bisa jalanin ini semua secara teratur. Gw disini pasti bantu lo untuk sembuh, biar anak lo bisa lahir dengan keadaan normal" Tutur seungmin.
Setidaknya diluar sana masih ada orang yang baik padanya.
TBC.
:(Gemes betul calon ibu anak ini ya ಥ‿ಥ
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us | Binhoon ft Harubby✔
Fanfiction-Ini tentang kehidupan pernikahan kita, yang penuh dengan rasa sakit. Merriage life ! | Angst story! Mpreg !