🍃 bagian 3

2.5K 310 98
                                    

Ost : Starlight, Chani SF9.
Aku saranin smbil denger lagi ini, menurut ku cukup buat nyes pas baca. Aku yang ketik pun ikutan nyes :).



















"Kenapa baru pulang?"

Yoonbin menghentikan langkahnya, lalu menatap kearah jihoon dengan tatapan yang tajam. Tapi jihoon sudah biasa dengan tatapan itu.

"Kenapa sih? Ngurus banget lo" Jawab yoonbin dengan ketus.

Oke, jihoon harus bersabar lagi kali ini.

"Aku istri kamu, jadi aku berhak tau kamu kemana aja, ini udah mau masuk subuh dan kamu baru pulang, bin"

Yoonbin berdecak dengan perasaan kesal. "Gw sibuk di kantor"

"Sibuk atau kerumah heejin?"

"Gw capek, baru pulang dan lo udah ngajakin gw debat kayak gini?"

Jihoon menatap yoonbin dengan mata berkaca kaca menahan tangis, serius, jihoon beneran capek sama sikap yoonbin yang tidak pernah berlaku baik sama dia.

"Aku tau dari yoshinori, kamu jangan alihin pertanyaan aku bin"

Kali ini jihoon bisa lihat, yoonbin menatap remeh kearahnya, tatapan seakan akan menjatuhkan jihoon. Dan jihoon benci tatapan itu.

"Kalau udah tau, kenapa nanya lagi?"

"Heejin— dia itu sahabat aku bin! Dan kalau kamu ada main sama dia, kamu tega banget bin, tolong bin. Tolong jangan kayak begini terus menerus, aku capek bin, aku mau kita hidup normal layaknya pasangan lain" Jihoon berucap dengan nada bergetar yang jelas sedang menahan tangis.

Yoonbin mulai berjalan mendekati jihoon, setelah sampai tepat didepan jihoon, yoonbin berucap.

"Capek? Oke, lo mau pisah? Nanti gw urus"

Bukan. Bukan itu yang mau jihoon dengar.

"Bukan begitu yoonbin! Ak—"

"Kalaupun gw main sama heejin, itu suatu keuntungan buat gw sendiri! Secepatnya gw bakal kasih gugatan buat lo, biar lo nggak capek lagi"

-

Badan jihoon hari ini cukup lemas.
Pusing yang terus menyerang, bahkan jihoon sempat bulak balik kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya, justru yang keluar hanya cairan bening.

Awalnya jihoon ingin meminta pada yoonbin untuk menemaninya ke rumah sakit untuk diperiksa, tapi sepertinya tidak akan terjadi. Yoonbin mana mau mengantar jihoon.

Jihoon tersenyum miris jika mengingatnya. Setelahnya jihoon menghubungi hyunsuk bercerita kondisi yang ia alami, dan jawaban dari hyunsuk cukup membuat jihoon sedikit ragu.

Iya. Jihoon disuruh untuk mencoba testpack.

Jihoon menyimpan benda itu dengan banyak dirumah, karena siapa tau dia akan berhasil saat itu. Dengan perasaan gugup, jihoon mengambil dua buah testpack yang berada di dalam lacinya.

Setelahnya jihoon berjalan ke arah kamar mandi untuk memeriksa dengan jelas.

Jihoon hanya bisa berdoa, semoga kali ini hasilnya tidak mengecewakannya.

-

Positif.

Jihoon senang? Jelas. Sangat senang, bahkan jihoon tidak henti hentinya meneteskan air matanya terharu. Penantiannya selama ini terwujud juga.

Dengan perasaan senang jihoon bersiap untuk mengunjungi kantor yoonbin, memberikan yoonbin kejutan yang sudah ia siapkan secara matang.

Setelah sampai, kaki jihoon langsung bergerak untuk ke lantai ruangan milik yoonbin. Dengan senyuman yang tak luntur, karena jihoon sangat senang bukan main sekarang.

Dan saat sampai didepan pintu, tanpa mengetuk jihoon langsung membuka pintu tersebut, seketika senyumannya luntur. Dadanya terasa sakit bahkan matanya ikut memerah berkaca kaca siap untuk menumpahkan cairan bening. Perasaannya sangat sakit.

Di depannya. Ada yoonbin juga heejin yang sedang melakukan hal yang tak senonoh, pakaian yang hampir terbuka semuanya. Yoonbin yang bertelanjang dada, sementara heejin yang sudah menampakkan sedikit buah dadanya.

"A-apa apaan ini!?"

Dengan tidak ada rasa bersalah. Yoonbin menatap jihoon datar, dan heejin hanya terduduk dengan wajah santainya.

"BAJINGAN! MAKSUD KALIAN INI APA!?" Teriak jihoon dengan perasaan campur aduk.

"Menurut lo?" Bukannya menjawab. Justru, yoonbin malah balik bertanya pada jihoon.

Emosi jihoon tersulut. "KAMU SELINGKUH SAMA PEREMPUAN MURAHAN INI? YANG NOBATNYA SAHABAT AKU!?"

"JAGA BICARA LO. HEEJIN BUKAN CEWEK MURAHAN"

"INI IYA! AKU INI ISTRI KAMU BIN! HARUSNYA AKU YANG DISITU, BUKAN HEEJIN! BAJINGAN KAMU!"

Yoonbin mencengkram bahu sempit jihoon dengan kasar, membuat empunya meringis kesakitan.

"Denger ini baik baik. Lo emang istri gw, tapi lo bisa kasih apa sama gw? Lo nggak bisa kasih gw keturunan yang gw pengen. Sementara heejin? Sahabat lo ini, dia bisa kasih gw keturunan yang gw mau"

"Daripada gw harus lebih lama nungguin lo, bahkan ini udah empat tahun dan lihat? Lo nggak ada kasih ke gw sama sekali. Dan lebih baik gw tanam di rahim heejin yang jelas subur, dibanding sama lo. Dan heejin jelas bisa mengandung. Lo bukan lalaki carrier, Park jihoon" Ujar yoonbin. Tapa ada rasa bersalah sedikitpun dari perkataannya itu.

Heejin yang diam diam menyimak perdebatan itu, diam diam juga tersenyum dengan licik. Merasa menang untuk semua ini.

Ya, dia tahu jihoon adalah sahabatnya. Tapi dia tidak peduli sama sekali, yang dia peduli hanyalah kebahagiaannya seorang. Tanpa rasa malu, merebut suami sahabatnya sendiri.

Padahal selama ini jihoon sangat baik pada heejin, walaupun kadang jihoon cemburu jika yoonbin berdekatan dengan heejin. Tapi jihoon selalu berfikir positif tentang keduanya.

Dan jihoon menyesal telah berusaha berfikir dengan positif. Nyatanya negatif.

"Bin— kenapa harus gini? Aku udah berusaha untuk kasih kamu keturunan, tolong jangan gini— hiks"

Yoonbin hanya memandang datar ke arah jihoon yang sudah menangis, tidak peduli sama sekali dengan perasaan jihoon yang sedang tersayat.

"Lo tetep nggak akan bisa. Lo itu nggak subur. Mending sekarang lo pergi, gw muak liat muka lo"

-

Asahi mengelus lembut punggung jihoon yang bergetar karena masih menangis.

"Bukan ini yang aku mau, sahi. Bukan ini" Lirih jihoon di sela sela tangisnya.

Hati asahi ikut sakit, saat melihat jihoon— yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya itu menangis.

Sebenarnya asahi mendengar suara gaduh didalam ruangan yoonbin tadi, tapi asahi tidak berani masuk karena ia takut akan di cap ikut campur. Jadi asahi hanya bisa berdiam didepan pintu, berdoa agar jihoon baik baik saja.

Tapi nyatanya tidak.

"Kakak bilang sama kak yoonbin, kalo kakak hamil?" Tanya asahi pelan.

"Buat apa? Dia nggak akan percaya sahi" Jawab jihoon, dengan kekehan mirisnya.

Asahi terdiam pelan, dia bingung harus merespon seperti apa. Kakak sepupunya itu benar benar keterlaluan!

"Sahi. Kamu jangan bilang ke orang tua yoonbin ataupun kakak. Biar kakak yang bakal selesaikan semua. Tolong ya" Pinta jihoon dengan harap.

Dan asahi hanya menurut pasrah, padahal tadi dia mau mengadukan hal ini. Tapi karena jihoon melarang, jadi asahi hanya menurut.

"Kamu tau sahi. Awalnya kakak yang mau kasih kejutan buat yoonbin, tapi kayaknya kakak deh yang dikasih kejutan sama yoonbin— juga heejin. Miris ya? Hahahah"

Hancur. Hati jihoon hancur sekarang.





TBC.
Emosi nggak? Apa kurang?

About Us | Binhoon ft Harubby✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang