Haruto merentangkan tangannya lebar lebar untuk menyambut kekasihnya yang sedang berlari kecil kearahnya itu doyoung. Ya, doyoung. Lelaki manis yang dulu sangat sangat dia benci tapi sekarang telah resmi menjadi kekasihnya.
Ceritanya cukup sulit untuk di jelaskan. Tapi yang pasti itu adalah hasil kerja keras doyoung untuk membuat haruto membuka mata hatinya, cukup sulit mengingat sifat haruto yang terkesan dingin juga kasar. Tapi akhirnya dia berhasil.
"Gimana latihannya? Capek nggak?" Tanya haruto sambil merapihkan poni doyoung yang menutupi matanya.
Yang lebih kecil mengangguk. "Iya tapi nggak terlalu capek juga! Oh ya, nanti kamu datang kan ke acaranya?"
"Dateng kok, 4 hari lagi kan? "
"Iya! Jangan lupa! Yaudah ayok langsung pergi aja biar nggak terlalu sore juga"
Haruto mengangguk. Lalu mengajak doyoung untuk segera masuk ke mobilnya, hari ini mereka akan berkunjung ke makam jihoon.
Sepanjang perjalanan cukup berisik, sebenarnya hanya doyoung yang sedari tadi mengoceh banyak hal dan haruto bagian menanggapi sesekali ikut tertawa sebab doyoung yang tertawa.
Kalau di tanya apa haruto benar benar tulus untuk doyoung? Jawabannya ya. Awalnya dia ingin membalas semua rasa dendamnya pada keluarga doyoung, berbagai macam cara dia membuat keluarga doyoung menderita tapi mungkin yang lebih menderita adalah doyoung. Harusnya doyoung berbalik untuk membenci haruto tapi yang haruto dapatkan adalah rasa ketulusan seorang Sohn Doyoung pada dirinya.
Dan rasanya sangat nyaman. Setiap haruto melihat doyoung haruto merasakan ada banyak hal kemiripan pemuda manis itu dengan sang bunda. Dari segi wajah dan juga perilakunya.
"Astaga! Doyoung? Kenapa aku di cubit, ini sakit loh?" Pekik haruto saat doyoung dengan ganasnya mencubit lengannya.
"Kamu! Kita mau kemana? Makam bunda ji kelewatan itu!"
-
Cup
Doyoung memekik saat haruto terus terusan menciumi wajahnya seakan tidak ada hari esok. Bahkan haruto tidak segan segan menggigit pipi tembam milik doyoung sampai membuat empunya menjerit.
"Haru udah! Nanti basah!" Tangannya mencoba untuk menjauhi wajah haruto yang berada di depannya.
"Kenapa? Aku cuma mau cium?"
"Iya tapi udah banyak tadi, sana ah badan kamu berat ini!"
"Nggak mau"
"Haru!"
"Apa sayang?"
Wajah doyoung memerah akibat malu, iya walaupun dia dan haruto sering seperti ini sama saja rasa malunya selalu ada. Bagaimana mata tajam itu yang selalu menatapnya dengan benci sekarang menatapnya penuh dengan ketulusan, itu selalu membuatnya berdebar setiap bertatapan langsung dengan haruto.
"Malu nih ceritanya?" Goda haruto dengan wajah jailnya.
"Berisik kamu. Mending kamu minggir, serius badan kamu itu berat hey!"
Akhirnya haruto menurut untuk menyingkir dari atas doyoung, tapi tangannya dengan cepat menarik doyoung agar masuk kedalam pelukannya.
"Besok mau main ke pantai nggak?"
Doyoung mendongak. "Boleh. Udah lama juga nggak kesana"
"Yaudah besok kita kesana, kita puasin main mainnya. Udah sekarang tidur biar paginya bisa langsung berangkat"
Doyoung menurut, dirinya semakin menempelkan tubuhnya pada haruto juga semakin menyamankan posisinya.
Haruto memeluk pinggang doyoung, sesekali menciumi rambut halus milik doyoung. Dia bersyukur masih memiliki doyoung juga keluarganya yang lain, selalu senantiasa menemaninya dalam keadaan jatuh ataupun bangkit.
Berdoa agar dunia barunya ini selalu berakhir dengan bahagia.
Di setiap cerita selalu ada akhir yang bahagia bukan? Dan dia juga ingin mendapatkan kebahagiaan itu lebih dalam lagi.
Semuanya akan bahagia.
Ya..
Semoga saja.
Tbc.
Tjiee
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us | Binhoon ft Harubby✔
Fiksi Penggemar-Ini tentang kehidupan pernikahan kita, yang penuh dengan rasa sakit. Merriage life ! | Angst story! Mpreg !