Selepas pulang diantarkan oleh Juang, Ranya langsung menuju kamar miliknya. Meletakkan tas di atas meja belajar, kemudian menghempaskan diri di atas kasur kesayangan. Ia belum ingin mandi, masih ingin rebahan terlebih dahulu.
Tok tok tok
Ranya menoleh melihat pintu kamar diketuk, dengan berjalan gontai ia membuka pintu. Didapatinya sang adik tersenyum lebar dan langsung nyelonong masuk.
"Ngapain sih lo?" Ranya menggeser tubuh adiknya yang saat ini sedang terlentang di atas tempat tidur.
"Gue gabut tau kak"
"Pergi sana ah!, gue mau istirahat"
"Gak mau" sang adik justru bergulung di dalam selimut tidak ingin keluar dari kamar Ranya.
"Main game sana kek, apa ngapain gitu jangan disini"
Lelaki berbeda umur 2 tahun di bawah Ranya itu tidak menghiraukan ucapan sang kakak.
"Kak beli jajan dong"
"Sudah kudugong, lo kesini emang ada maunya"
"Please, yaaaa..."
Ranya hanya menatap sang adik dengan tatapan datar
"Ogah"
Mendapat sebuah penolakan dari sang kakak, adik Ranya beraksi dengan memeluk kakak satu-satunya itu erat-erat.
"Jimmy lepasin!, gue gak bisa napas"
"Beliin jajan dulu tapi"
"kenapa gak minta ayah aja sih?"
Ranya itu suka heran, kenapa sih para adik-adik di muka bumi ini senang sekali memoroti kakaknya? Dipikir kakaknya Hotman Paris yang duitnya gak habis-habis.
"Beliin atau lo gue cium nih"
"Gila lo?!"
Ranya melotot, ini adiknya lagi kerasukan setan penunggu pohon toge apa gimana. Gila aja dia mau cium Ranya.
"Makanya beliin gue jajan"
Tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik Ranya menuruti permintaan adiknya saja.
"Iya gue beliin, lepasin dulu anjir gue sesek"
"Nah gitu dong kakakku yang cantik"
"Dah gue mandi dulu, pergi sana lo!"
Jimmy keluar kamar dengan cengiran lebar, akhirnya ia bisa ngemil enak tanpa mengeluarkan uang.
Tidak butuh waktu lama untuk Ranya mandi. Gadis itu keluar kamar menuruni tangga menuju lantai bawah.
Didapatinya sang ayah tengah menonton televisi dengan Jimmy. Diam-diam Ranya tersenyum melihatnya. Memikirkan apakah ayahnya itu merasa kesepian ketika Ranya dan Jimmy memiliki jadwal menginap dirumah bunda mereka.
Iya
Kedua orang tua Ranya sudah bercerai. Mereka bercerai saat Ranya duduk di bangku kelas 10 dan Jimmy kelas 8. Saat itu rasanya hidup Ranya hancur, siapa sih anak yang tidak sedih saat kedua orang tuanya berecerai?. Apalagi Jimmy yang notabennya saat itu masih butuh bimbingan dan kasih sayang kedua orang tuanya.
Akan tetapi lambat laun Ranya dan Jimmy menerima dan berdamai dengan keadaan. Mereka berdua mengerti mungkin memang itu sudah jalan yang terbaik. Kedua orang tua mereka memilih untuk berpisah pasti sudah memikirkannya dengan baik-baik.
Ayah mereka selalu sibuk di kantor, saat pulang ke rumah pasti pria dewasa itu butuh sambutan yang hangat untuk mengisi energi kembali. Tapi Ayah mereka tidak mendapatkannya karena Bunda Ranya dan Jimmy adalah seorang wanita karir yang bekerja di salah satu bank swasta terkenal di Indonesia. Tentunya hal tersebut membuat bunda mereka sibuk dan sering pulang malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita ; [ Renjun • Yeji • Mark ]
FanfictionRanya jatuh cinta pada lelaki itu, entah pada si receh atau si mulut pedas. Hiranya tidak tahu ia benar-benar jatuh pada hati yang mana. Juang tidak mengerti perasaannya, yang ia tahu gadis itu sangat mengganggu hidupnya. Mark, dia baik, hanya saj...