15. Camp

735 103 97
                                    

Malam ini empat orang pemuda tengah duduk santai di salah satu cafe, berbincang kesana kemari membahasa dari hal yang penting sampai tidak penting sama sekali.

"NAH ITU, GARA-GARA LO GUE JADI GAGAL NEMBAK DIA ANJER..!!" kesal Haidar menunjuk Juang yang duduk di depannya.

"Lah salah lo kenapa gak angkat telfon gue dari sebelumnya" Juang membela diri.

"Siapa lo? Penting lo? Direktur lo?" Sewot Haidar.

"Emang dia nelfon lo kenapa Dar?" Tanya Naresh yang sejak tadi hanya diam menyimak curhatan Haidar mengenai acara tembak-menembak yang gagal dua minggu yang lalu.

"Tau tuh temen lo, tanya noh sama dia!" jawab Haidar masih kesal.

"Kenapa Ju emang?" Saut Alveno.

"Gapapa sih," Juang menyedikan bahu .

"Gipipi sih, gapapa kepala lo meledak, bilang aja lo kepo kan Ranya nonton konser sama siapa," cibir Haidar.

"Kalem dar kalem," tangan Naresh bergerak naik turun menenangkan Haidar yang masih kesal.

"Temen lo tuh nyebelin banget setan, harusnya kan sekarang gue udah gak jomblo lagi Resh," ucap Haidar mengadu dengan wajah menyedihkan.

"Iya kalau diterima, kalau enggak? Tetep jones kan?," hampir saja Haidar melemparkan gelas pada Juang yang baru saja meledeknya. Untung ada Naresh yang cekatan menahan lelaki itu.

"Terus lo sekarang mau gimana?" Tanya Alveno.

"Gak mau tahu pokoknya lo berempat harus bantuin gue, apalagi lo kepala megaldon, fardu 'ain hukumnya" tunjuk Haidar pada Juang tak santai.

"Apa rencana lo?" Tanya Alveno setelah menyedot ice coffe nya.

"Selain nonton konser, goals dia adalah camping di puncak. Lo semua harus nemenin gue ke puncak buat nembak dia"

"Terus dia cewek sendiri gitu?" Ujar Naresh sembari mencomot kentang goreng.

"Enggak dong, dia gue suruh ngajak sahabatnya. Biar rencana ini gak kelihatan banget," jelas Haidar.

"Lo udah bilang dia emangnya?" Tanya Alveno.

"Udah, dan dia bakal setuju kalau sahabatnya juga mau dia ajak muncak. Dan lo Juang, tugas lo harus ngajakin Ranya biar Renata mau gue ajak muncak!"

"Lah napa jadi gue?" Tanya Juang tak terima.

"Protes gue rajam lo!!" Ancam Haidar.

Juang berdecak malas, "hmm iya, nanti gue ajakin"

"Emang kapan kita berangkatnya?" Tanya Naresh.

"Besok," jawab Juang santai.

Sontak ketiga temannya itu menoleh tak percaya. "Besok yang besok banget?" Tanya Alveno yang kaget dan tak habis pikir dengan sahabatnya itu.

"Gila lo?!" Cerca Juang.

"Heh badak bercula satu, lo pikir ke puncak ga butuh persiapan? Lo pikir limbat yang sekali 'cling' semua ada di depan mata?" Naresh menggeplak paha Haidar keras, membuat sang empu meringis pahanya terasa panas.

"Ck, malam ini masih ada waktu buat nyiapin semuanya, santai aja kali," ujar Haidar sambil mengelus pahanya yang terasa panas sekaligus sedikit perih.

Sedangkan Juang, kini lelaki itu sudah sibuk sendiri dengan ponselnya. Tidak peduli dengan ketiga sahabatnya yang masih beradu mulut.

Cewek berisik

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Kita ; [ Renjun • Yeji • Mark ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang