Ketika memasuki area GOR dimana ia akan bertanding hari ini hanya satu yang ada dalam pikiran lelaki itu, ramai sekali. Ia meletakkan tas di salah satu loker yang disediakan panitia untuk para peserta turnamen.
Juang mengambil sepatu futsal yang sengaja tidak ia pakai dari rumah. Melangkah menuju salah satu bangku untuk berganti kaos kaki panjang dan memakai sepatu yang ia bawa.
"Pemanasan dulu yok..!" Ajak Gian, salah satu rekan satu tim nya.
"Bentar, masih pake sepatu" Juang mengikat tali sepatunya erat agar tak mudah lepas saat bermain nanti.
Kedua orang tersebut menghampiri Mark dan anggota lain yang sudah mulai melakukan pemanasan terlebih dahulu. Mereka melakukan gerakan melompat kecil, melakukan berlari di tempat, dan beberapa hal lain untuk melenturkan otot-otot agar tidak kram saat bertanding.
Selesai dengan kegiatan tersebut, semua tim futsal menuju area pertandingan, karena kedua tim yang bertanding sebelum mereka telah selesai di babak pertama ini.
Juang bisa mendengar suara riuh dari penonton mensuport tim jagoan masing-masing. Hingga entah dari mana asalnya Juang mendengar namanya disebut oleh suara yang tidak begitu asing.
"JUANG SEMANGAT WOY, ADA NENG RANYA NIH DISINI BUAT NYEMANGATIN LO...!!!" Lelaki itu menoleh, mencari sumber suara yang menyebut namannya.
Terlihat di salah satu bangku penonton terdapat tiga sahabatnya, juga sosok gadis yang namanya turut disebut diapit oleh dua orang yang Juang ketahui adalah sahabat dari gadis itu.
Bisa Juang tangkap dengan jelas Haidar yang meneriakkan namanya tadi kini sekarang berada dalam kungkungan perempuan yang duduk di samping sahabatnya itu.
Sedangkan Ranya, gadis itu tampak membuang muka, merasa malu tidak berniat memandang ke arah lapangan.
Lucu
Juang mengangkat satu sudut bibirnya, tak peduli lagi dengan keberadaan mereka, lebih baik ia fokus untuk pertandingannya hari ini.
*
Selesai di babak pertama dan semifinal Juang merasa sedikit senang, karena ia dan tim bisa lolos ke tahap final.
Sekarang ia dan anggota timnya melakukan rehat mempersiapkan diri untuk tahap final nanti.
Lelaki itu mengambil kipas mini yang tergeletak begitu saja disampingnya, entah milik siapa Juang juga tidak tahu.
Entah suhu sekitar yang memang terasa panas, atau kipas mini ini yang tak berfungsi maksimal Juang tidak begitu merasakan angin yang mampu membebaskan tubuhnya dari gerah.
"Ya elah Ju kipas model begit mah mana kerasa anginnya" celetuk Mark yang duduk di hadapannya.
"Ya namanya juga usaha"
Mark melemparkan potongan kardus bekas wadah air mineral, "pake ini nih baru mantap!"
"Hello everybody!" Sapa seseorang yang baru saja datang.
"Ngapain lo?" Tanya Juang.
"Sebagai sahabat yang baik, gue kesini ingin menunjukkan sesuatu mengembalikan energi lo"
Juang mendecih tak berminat.
"Emang apaan?" Tanya Mark kepo
"Tungguin bentar lagi dateng, masih diproses Naresh sama Al"
"Al kesini juga?" Tanya Mark, karena lelaki itu tahu Al sering terlihat sibuk di fakultasnya.
"Weeeisss ya iya doong..!!, Kita itu udah sahabat sehidup semati bang, jadi harus saling support" ujar Haidar bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita ; [ Renjun • Yeji • Mark ]
Fiksi PenggemarRanya jatuh cinta pada lelaki itu, entah pada si receh atau si mulut pedas. Hiranya tidak tahu ia benar-benar jatuh pada hati yang mana. Juang tidak mengerti perasaannya, yang ia tahu gadis itu sangat mengganggu hidupnya. Mark, dia baik, hanya saj...