Dua orang mahasiswa tengah duduk di gazebo dekat taman kampus. Satu di antaranya serius memandang laptop di hadapan, sedang yang satu tengah terdiam bergelut dengan khayalannya sendiri. Angin sepoi-sepoi sedikit menjadi penghibur di hari yang panas ini."ck kenapa harus lo sih?!" akhirnya Juang menyuarakan keberatan yang sudah ia pendam sejak di dalam kelas tadi.
"dih kalo mau protes sono ke Pak Dion aja!" Ranya membalas sewot, Juang pikir Ranya mau satu kelompok dengannya? NO!
Sama sekali enggak, meskipun Juang merupakan kartu As Ranya untuk dekat dengan Mark tapi satu kelompok dengan cowok itu bukanlah hal baik. Justru yang ada Ranya akan semakin tekanan batin dengan omelan Juang.
"Lo bantuin mikir kek, bukan cuma diem bengong kek orang bego gitu, eh iya lo kan emang bego" Juang tersenyum miring bermaksud meledek gadis yang duduk bersila tepat di sampingnya.
"Ini gue sedang mencari inspirasi asal lo tau"
"Yaudah, lo diem udah satu jam, mana inspirasi lo sekarang?"
"Belum ketemu heheh" Ranya menggaruk kepala yang tak gatal tersenyum malu.
"Bilim kitimi hihih" Juang menirukan ucapan Ranya dengan surau muka yang sangat menyebalkan.
"Nanti aja lah itu, gak buru-buru juga deadline-nya"
Juang mengangguk setuju dengan Ranya, otaknya sedikit lelah ditambah lagi siang ini sedang terik. Paling pas buat tidur siang. Lelaki itu merubah posisi duduk menumpukan kepala pada meja kecil yang ada di gazebo.
Ranya memandang lelaki itu tak peduli, ia juga sama mengantuk beberapa kali memejamkan mata sesaat. Ingin pulang tapi dia tidak ingin terkena panas, maka dari itu ketika Juang mengajaknya mencicil mengerjakan tugas kerkom yang diberikan Pak Doni tadi ia langsung setuju. Namun rencana memang rencana, bukannya mencicil tugas mereka berdua justru seperti ubur-ubur di tengah padang pasir. Lembek tak berdaya.
"Gue ada ide" Ranya tiba-tiba berceletuk, membuat Juang menoleh dengan alis terangkat bertanya.
"Lo mau gak ngerjain tugas ini di kafe deket stasiun? Tempatnya cozy parah, udah gitu instagramable banget Ju, gimana mau ya?"
"Ogah" Tolak cowok itu mentah-mentah.
"Yang ada nanti lo bukannya ngerjain tugas malah foto-foto" lanjut Juang
Ranya mendengus, melirik lelaki itu tajam. Bibirnya bergerak mengikuti ucapan Juang tanpa suara.
"Di rumah gue aja"
Ranya hampir tersedak salivanya sendiri. "Gak mau"
"Gak nanya"
"Kenapa sih lo nyebelin banget?"
Ranya melotot menatap tajam lelaki itu, seolah-olah ingin melahap hidup-hidup manusia dihadapannya itu. Sedangkan Juang, ia juga tak mau kalah lelaki itu juga menatap Ranya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita ; [ Renjun • Yeji • Mark ]
FanfictionRanya jatuh cinta pada lelaki itu, entah pada si receh atau si mulut pedas. Hiranya tidak tahu ia benar-benar jatuh pada hati yang mana. Juang tidak mengerti perasaannya, yang ia tahu gadis itu sangat mengganggu hidupnya. Mark, dia baik, hanya saj...