Seorang lelaki berseragam SMA telah siap duduk di ruang makan menunggu sang bunda menyelesaikan kegiatannya.
Jimmy, cowok 17 tahun itu sudah tidak sabar untuk menyantap sarapan yang sedang disiapkan oleh bundanya.
Hari ini adalah jadwal Ranya dan Jimmy untuk menginap di rumah sang bunda. Dan tinggal bersama bunda adalah favorit Jimmy semenjak orang tuanya memutuskan berpisah. Alasannya simpel, karena jika ia berada di rumah sang bunda pasti ia akan menyantap makanan yang enak. Namun bukan berarti saat di rumah ayah ia tidak menyantap makanan enak, hanya saja apapun makanannya masakan bunda adalah yang terenak nomor 1 di dunia bagi Jimmy.
"Kakak kamu belum bangun Jim?" Bunda sedang menuangkan masakannya ke atas piring.
"Gak tau, dia kan emang lelet" Ujar Jimmy sembari mencomot perkedel di atas meja makan.
"Tolong bangunin dong dek, kakak kamu ada kelas pagi hari ini"
Baru saja Jimmy akan beranjak dari tempat duduknya, tetapi sang kakak sudah menunjukkan batang hidungnya dan duduk di samping lelaki itu.
"Pagi para kesayangan aku" Jimmy mendelik mendengar ucapan sang kakak, merasa geli.
"Bunda pikir kamu belum bangun kak" Kini bunda sudah duduk di meja makan bersama kedua anaknya.
Ketiga orang tersebut menyantap sarapannya, sesekali diiringi obrolan ringan dan tawa.
"Bund aku berangkat dulu ya" Jimmy beranjak mengambil tas di atas kursi, kemudian salim pada sang bunda.
"Lo kok gak salim sama gue?" Tanya Ranya saat melihat Jimmy akan melangkah keluar dari ruang makan.
"Siapa ya? Kenal?" Ujar Jimmy kemudian lari kabur sebelum terkena tabokan dari kakak satu-satunya itu.
"Woy akhlak lo ketinggalan nih..!!" Teriak Ranya dari dalam ruang makan.
Bunda hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan kedua anaknya.
"Nih kak dibawa ya, kasih ke temen kamu"Ranya menatap kotak makan di depannya dengan heran "siapa? Renata sama Lili?"
"Bukan, itu loh temen kamu yang kesini pas hujan"
Ranya terdiam sejenak mencoba berpikir "maksud bunda si Juang?"
Bunda mengangguk membenarkan "Nah iya kak, Juang temen kamu itu maksud bunda"
"Dih ngapain, gak usah. Keenakan dia nanti" Tolak Ranya mentah-mentah.
"Ini tuh sebagai ucapan terimakasih bunda ke dia, karena udah rela hujan-hujan nyariin kamu tau kak"
Ranya hanya tersenyum hambar, bundanya tidak tahu saja kelakuan asli lelaki itu terhadap dirinya.
"Udah nih kamu bawa, cepet berangkat sana bunda juga harus cepet berangkat ke kantor"
"Iya-iya, aku berangkat dulu ya bun, assalamualaikum" Ranya beranjak dari tempatnya kemudian mencium kedua pipi bunda.
"Waalaikumsalam hati-hati kak"
*
Selesai kelas pertama Juang segera pergi meninggalkan ruangan karena ia harus segera ke ruang ukm futsal, ada beberapa hal yang ingin disampaikan oleh ketua ukm tersebut. Namun langkahnya terhenti di depan pintu karena ada yang memanggil namanya.
Juang berbalik menatap malas orang yang telah memanggil dirinya.
"Mau kemana lo?" Tanya Ranya berjalan mendekat.
"Ke ruang futsal, kalo gak penting gak usah manggil" ujar Juang.
Mendengar hal tersebut mata Ranya langsung berbinar "Ikut dong Ju..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita ; [ Renjun • Yeji • Mark ]
FanficRanya jatuh cinta pada lelaki itu, entah pada si receh atau si mulut pedas. Hiranya tidak tahu ia benar-benar jatuh pada hati yang mana. Juang tidak mengerti perasaannya, yang ia tahu gadis itu sangat mengganggu hidupnya. Mark, dia baik, hanya saj...