Setelah kemarin Juang menolak mentah-mentah untuk membantunya, Ranya bertekat akan semakin mendekati lelaki itu sampai dia luluh.
Tak peduli jika ia harus menghadapi lelaki menyebalkan itu, yang penting Ranya akan mendapatkan jalan mulus untuk berkenalan dengan Mark si kakak futsal yang telah mengacak-acak hatinya kemarin.
Dengan langkah ringan Ranya meninggalkan parkiran dan menuju ke kelas. Hari ini dia tidak memiliki banyak jadwal, hanya akan ada satu mata kuliah. Tentu hal tersebut akan dimanfaatkan Ranya untuk membujuk Juang agar mau membantu dirinya.
Kelas masih sepi, hanya ada 5 orang yang baru datang. Renata dan Lili tidak satu jurusan dengan Ranya, mereka berdua sepakat untuk mengambil jurusan psikologi, sedangkan Ranya memilih untuk mengambil ekonomi pembangunan.
Ranya menyapa beberapa teman yang sedang sibuk belajar kemudian duduk di salah satu kursi yang masih kosong. Hari ini akan ada kuis dan sejujurnya dia belum belajar sama sekali. Mau membuka buku sekarang pun rasanya akan percuma karena pasti tidak akan ada yang masuk ke otak.
2 jam berlalu
Kelas akhirnya berakhir, dengan gesit Ranya segera membereskan barang-barangnya. Ia harus bergerak cepat sebelum Juang pergi.
Gadis itu berjalan mendekat ke arah tempat Juang duduk. Lelaki itu mendongak menatap siapa yang kini berdiri di samping tempatnya.
Ranya tersenyum memamerkan deretan giginya yang rapi. Juang masih diam berusaha tidak peduli kemudian berdiri ingin meninggalkan kelas. Namun terhenti, Ranya mencekal pergelangan tangannya.
"ck lepasin ga?!"
"engga"
"Lo tuh.." Juang ingin sekali menjitak kepala gadis itu, ingat sekarang mereka berdua masih berada di dalam kelas ia mengurungkan niat.
"kenalin gue sama kak Mark dong" Ranya berujar dengan nada memohon, bermaksud agar lelaki dihadapannya itu kasihan dan mau membantu.
"Gak!" dengan sekali hempasan, jemari Ranya yang mencekal pergelangan tangan Juang terlepas. Lelaki itu berjalan meninggalkan kelas.
Sadar Juang pergi, Ranya buru-buru mengejar lelaki itu. Juang itu tidak terlalu tinggi sebenarnya tapi kenapa lelaki itu cepat sekali melangkah. Bahkan Ranya harus berlari terengah-engah untuk mengejar.
Juang berjalan menuju parkiran, segera menaiki motor miliknya. Rencananya ia akan pergi ke toko alat gambar, karena yaaa bisa dibilang Juang memiliki hobi menggambar.
Melihat Juang sudah berada diatas motor, Ranya segera mempercepat langkah kakinya dan naik ke jok belakang motor lelaki itu.
Juang menoleh, terkejut mendapati seorang perempuan yang sedang tersenyum lebar menatap kearahnya
"Turun!!" perintah lelaki itu
"ga mau"
"Turun sekarang atau lo gue buang?!"
Bukannya malah turun, gadis itu justru malah melingkarkan tangannya di perut Juang.
Tentu saja lelaki itu melotot dan berusaha melepasakan tangan Ranya yang berada di perutnya. Namun bukannya lepas, gadis itu justru menambah kekuatan dan semakin mengeratkan pelukan.
"Oke kalo lo mau gue buang" Juang segera menarik gas motor, melaju meninggalkan parkiran kampus.
Ranya tidak tau jika Juang adalah titisan Rosi pembalap internasional. Ranya tidak ingin mati muda, ia masih ingin menikah dengan Mark ya gusti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita ; [ Renjun • Yeji • Mark ]
FanfictionRanya jatuh cinta pada lelaki itu, entah pada si receh atau si mulut pedas. Hiranya tidak tahu ia benar-benar jatuh pada hati yang mana. Juang tidak mengerti perasaannya, yang ia tahu gadis itu sangat mengganggu hidupnya. Mark, dia baik, hanya saj...