Setelah persiapan berlatih selama beberapa minggu, hari ini tim futsal kampus akan mengikuti turnamen. Sejak pagi Ranya sudah menyibukkan diri di dapur membuat minuman larutan madu dan kayu manis, sama seperti minuman yang ia berikan pada Mark dan Juang tempo hari.
Memasukkan minuman tersebut ke dalam botol dengan hati-hati, takut tumpah dan terkena amukan oleh sang bunda karena mengotori dapur.
Selepas memasukkan botol tersebut ke dalam tas, gadis itu buru-buru segera pergi meninggalkan rumah. Tak perlu berpamitan pada siapapun, bunda nya sudah pergi bekerja sejak pagi, sedangkan Jimmy anak itu masih tertidur pulas. Maklum, semalam begadang main game dengan temannya.
Terlihat mobil milik Renata sudah siap di depan gerbang rumahnya. Betul sekali, hari ini Ranya dan kedua sahabatnya akan menonton pertandingan futsal bersama-sama. Renata dan Lili yang sejatinya memang suka hal berbau olahraga tersebut tentunya tidak mau ketinggalan. Berbeda dengan Ranya yang menonton pertandingan karena ingin melihat sang pujaan hati.
"Dih cengar-cengir aja lo!" Cibir Renata saat Ranya sedang memasang sabuk pengaman di kursi belakang.
"Biarin Ren, orang kasmaran emang gitu. Entar kalau patah hati juga nangis palingan" Ujar Lili yang turut menggoda Ranya.
"Heh doa lo jelek amat sama gue!"
"Ranya ku sayang, yang namanya jatuh cinta itu udah sepaket sama yang namanya sakit hati. Entah lo sakit hatinya nanti, besok, lusa, ataupun tahun depan, mereka berdua itu udah sepaket" ucap Renata sembari mulai menjalankan mobil keluar dari perumahan rumah Ranya.
Lili yang berada di samping Renata mengangguk setuju, membuat Ranya mendengus kesal.
"Tapi gue sebagai sahabat lo, pasti akan terus mendukung lo buat dapetin hati mas crush Ra, tenang aja. Iya kan Li?"
"Yoi, yang modelan kaya kak Mark mah gampang lah Ra buat lo dapetin, belajar sama gue nih yang udah pengalaman" sombong Lili, menepuk dadanya bangga.
"Gaya lo songong banget Li, gue inget ya waktu dulu lo nangis bombay gara-gara gak sengaja liat kak Lino sama cewek lain, mau marah gak bisa gak ada status" Ranya dan Renata tertawa bersama.
Dulu Lili memang se-naif itu, sering kali galau tidak jelas melihat Lino bersama teman wanitanya. Rasanya cemburu, tapi sadar jika mereka saat itu hanya sebatas kakak kelas dan adik kelas.
"Bodo amat, yang penting sekarang dia bucin banget sama gue" Lili tersenyum bangga, membuat kedua temannya itu berekspresi ingin muntah.
*
Ketiga gadis itu kini berjalan menuju arena pertandingan. Tim futsal kampus mereka masih akan bertanding satu jam lagi. Hal tersebut tentu tidak akan disia-siakan ketiganya, mereka memilih untuk membeli jajanan yang ada di samping GOR.
Saat mengantri untuk membeli minum tiba-tiba terdengar suara yang memanggil salah satu dari mereka.
"Kiiww, neng geulis lagi haus ya?" Ujar seorang lelaki yang berdiri mendekati Renata.
"Lo ngapain disini anjir? Ngikutin gue ya lo?!" Ketus Renata.
"Idiih pd banget najis, gue kesini sama temen gue kali"
Renata memicing memandang sinis laki-laki dihadapannya itu. Sedang yang dipandang tidak begitu peduli, matanya menatap sosok yang ada dibelakang Renata.
" Loh ada neng Ranya, ngapain kesini? Mau nyemangatin temen gue yaa??" Goda lelaki itu, tersenyum jahil.
"Ra lo kenal ni bocah?" Tanya Renata kaget, tak menyangka jika Ranya bisa mengenal tetangga nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita ; [ Renjun • Yeji • Mark ]
Fiksi PenggemarRanya jatuh cinta pada lelaki itu, entah pada si receh atau si mulut pedas. Hiranya tidak tahu ia benar-benar jatuh pada hati yang mana. Juang tidak mengerti perasaannya, yang ia tahu gadis itu sangat mengganggu hidupnya. Mark, dia baik, hanya saj...